Al-Qur'an adalah pedoman hidup bagi umat Islam, berisi petunjuk dan nasihat yang relevan sepanjang zaman. Setiap ayat memiliki makna dan keutamaan tersendiri, termasuk dua ayat terakhir surah At-Taubah, yaitu ayat 128 dan 129.
Pada masa awal Islam, Al-Qur'an belum tersusun seperti sekarang. Mengutip buku Pengantar Studi Sejarah Peradaban Islam karya Dr. Muhammad Husain Mahasnah, dua ayat terakhir surah At-Taubah ditemukan oleh Zaid bin Tsabit. Kaum muslimin menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an pada pelepah kurma, kulit, tulang, batu, dan kayu. Ayat-ayat ini masih tersebar dan dijaga oleh para sahabat, sebelum akhirnya dihimpun menjadi mushaf utuh.
Berikut akan dibahas bacaan surah At-Taubah ayat 128-129 beserta makna dan keistimewaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bacaan Surah At Taubah Ayat 128-129
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Arab latin: laqad jā`akum rasụlum min anfusikum 'azīzun 'alaihi mā 'anittum ḥarīṣun 'alaikum bil-mu`minīna ra`ụfur raḥīm
Artinya: "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin," (QS At Taubah: 128)
فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ
Arab latin: fa in tawallau fa qul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huw, 'alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-'arsyil-'aẓīm
Artinya: "Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung," (QS At Taubah: 129)
Makna Surah At Taubah Ayat 128-129
Dalam Tafsir Al-Azhar, Buya Hamka menjelaskan dua ayat terakhir surah At-Taubah (ayat 128-129) merupakan penutup yang sangat penting. Menurut riwayat dari Ubay bin Ka'ab, ayat ini adalah bagian terakhir yang turun kepada Rasulullah SAW, kemudian dicatat oleh para sahabat dan ditempatkan sebagai penutup surah ketika mushaf dikumpulkan pada masa Abu Bakar.
Ayat 128 menegaskan bahwa Rasulullah SAW diutus dari kalangan manusia sendiri. Sebagian mufassir berpendapat kata "kamu" ditujukan khusus kepada bangsa Arab, sebab Nabi lahir dari Quraisy. Namun ada pula yang menafsirkan bahwa panggilan itu berlaku bagi seluruh manusia, sebab risalah Islam bersifat menyeluruh.
Kedua pandangan ini saling melengkapi, karena memang Nabi Muhammad SAW diutus pertama kali kepada bangsanya, lalu membawa rahmat untuk seluruh alam. Hal ini terlihat dari para sahabat yang berasal dari berbagai bangsa pada masa itu, seperti Bilal al-Habsyi yang berkulit hitam, Shuhaib ar-Rumi yang berkulit putih dan Salman al-Farisi yang berkulit kuning. Dengan itu, jelaslah bahwa Islam adalah agama universal.
Dalam ayat ini tergambar sifat utama Rasulullah SAW. Beliau merasa berat jika umatnya tertimpa kesusahan, selalu menginginkan kebaikan bagi mereka, serta penuh kasih sayang dan belas kasih.
Kisah nyata yang menggambarkan hal ini adalah perhatian beliau terhadap keluarga sahabat Ja'far bin Abi Thalib setelah gugur di medan Mu'tah. Nabi tidak hanya berduka atas syahidnya Ja'far, tetapi juga memastikan keluarganya tetap terjaga dan diberi penghiburan. Kasih sayang seperti ini menunjukkan betapa dalamnya kepedulian beliau terhadap umat.
Sementara itu, ayat 129 menegaskan sikap yang harus diambil ketika ada yang menolak ajaran. Rasulullah SAW tidak diperintahkan untuk memaksa, melainkan tetap bertawakal sepenuhnya kepada Allah. Pesan ini menunjukkan bahwa keberhasilan dakwah tidak bergantung pada penerimaan manusia, tetapi pada pertolongan Allah, Tuhan Pemilik 'Arsy yang agung. Sikap ini sekaligus menyeimbangkan kasih sayang Nabi yang begitu besar kepada umat dengan keyakinan penuh bahwa segala urusan pada akhirnya berada di tangan Allah.
Kedua ayat ini menutup surah At-Taubah dengan sangat indah. Di satu sisi tergambar kasih sayang Rasulullah SAW yang begitu luas kepada manusia, dan di sisi lain terdapat pengingat bahwa kekuatan sejati ada pada tawakal kepada Allah.
Keistimewaan Membaca Surah At-Taubah Ayat 128-129
Masih dari sumber sebelumnya, keistimewaan membaca kedua ayat ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnus Sunni dari Abu Darda'. Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa yang membaca pada waktu pagi dan petang: Hasbiyallahu La Ilaha Illa Huwa 'Alaihi Tawakkaltu Wa Huwa Rabbul 'Arsyil 'Azhim, sebanyak tujuh kali, maka Allah akan mencukupkan baginya segala urusan yang menyusahkan, baik dalam perkara dunia maupun akhirat."
Dari hadits ini dapat dipahami bahwa membaca ayat penutup surah At-Taubah dengan penuh keyakinan akan menghadirkan ketenangan, menumbuhkan sikap tawakal, serta mendatangkan kecukupan dari Allah SWT dalam berbagai urusan hidup.
Wallahu a'lam.
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
Kemenhaj Rombak Sistem Antrean Haji, Tak Ada Lagi Masa Tunggu 48 Tahun
Antrean Haji Tiap Daerah Akan Dipukul Rata 26-27 Tahun
Jumlah Santri Sidoarjo Meninggal Akibat Musala Ponpes Ambruk