Bagaimana Ulama Menentukan 1 Muharram? Ini Metodenya

Bagaimana Ulama Menentukan 1 Muharram? Ini Metodenya

Kristina - detikHikmah
Minggu, 29 Jun 2025 18:00 WIB
Petugas melakukan pemantauan hilal di Gedung MTC Megamas, Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (29/3/2025). Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara menggelar rukyatul hilal untuk menentukan awal 1 Syawal 1446 H.ANTARA FOTO/Yegar Sahaduta Mangiri/wpa.
Pemantauan hilal, salah satu metode menentukan awal bulan Hijriah. Foto: Antara Foto/Str
Jakarta -

Tahun Baru Islam jatuh pada 1 Muharram. Penentuan 1 Muharram menggunakan beberapa metode, hal ini memungkinkan adanya perbedaan di sejumlah wilayah.

Kerajaan Arab Saudi menetapkan 1 Muharram 1447 H jatuh pada Kamis, 26 Juni 2025. Sementara itu, Indonesia baru memasuki Tahun Baru Islam pada Jumat, 27 Juni 2025.

"Mahkamah Agung hari ini mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan bahwa Kamis, 26 Juni 2025, akan menandai hari pertama Muharram 1447 H," lapor SPA, Rabu (25/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Ulama Menentukan 1 Muharram

Secara garis besar, ada dua metode yang digunakan dalam menentukan awal bulan Hijriah, termasuk 1 Muharram. Para ulama menggunakan metode hisab dan rukyat. Berikut penjelasannya.

1. Menggunakan Metode Hisab

Metode hisab adalah metode penentuan awal bulan berdasarkan perhitungan astronomi. Dijelaskan dalam buku Hisab & Rukyat karya Riza Afrian Mustaqim, penganut hisab bersandar pada surah Ar Rahman ayat 5 dan Yunus ayat 5 bahwa Allah SWT menahkikkan benda langit seperti Bulan dan Matahari berotasi pada orbitnya secara tetap sesuai ketentuan-Nya. Para ahli hisab memandang peredaran benda langit dapat diperhitungkan secara pasti dan memiliki akurasi yang baik.

ADVERTISEMENT

Selain itu, penggunaan metode hisab juga mengacu hadits nabi yang memerintahkan penggenapan (istikmal) 30 hari.

Metode hisab digunakan dalam menyusun kalender Hijriah. Beberapa di antaranya Kalender Ummul Qura yang digunakan di Arab Saudi dan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang resmi digunakan PP Muhammadiyah mulai tahun ini.

2. Menggunakan Metode Rukyat

Para ulama juga menggunakan metode rukyat untuk menentukan awal bulan Kamariah. Dalam ilmu falak, rukyat merujuk pada pengamatan hilal setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Proses rukyatul hilal dilakukan secara langsung baik dengan mata telanjang maupun alat bantu optik.

Dalil penggunaan metode rukyat mengacu pada sejumlah hadits, salah satunya sabda Rasulullah SAW,

ุตููˆู…ููˆุง ู„ูุฑูุคู’ูŠูŽุชูู‡ู ูˆูŽุฃูŽูู’ุทูุฑููˆุง ู„ูุฑูุคู’ูŠูŽุชูู‡ู ููŽุฅูู†ู’ ุนูุจููŠูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ููŽุฃูŽูƒู’ู…ูู„ููˆุง ุนูุฏู‘ูŽุฉูŽ ุดูŽุนู’ุจูŽุงู†ูŽ ุซูŽู„ูŽุงุซููŠู†ูŽ

Artinya; "Berpuasalah (Ramadan) karena melihat tanggal (1 Ramadan). Dan berbukalah (mengakhiri puasa Ramadan) karena melihat tanggal (1 Syawal). Apabila kamu terhalangi, sehingga tidak dapat melihatnya maka sempurnakanlah bilangan Sya'ban tiga puluh hari". (HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah)

Pemerintah Indonesia menggunakan metode ini dalam menentukan awal bulan Hijriah dengan tetap mempertimbangkan data hisab. Metode rukyat juga digunakan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU).




(kri/dvs)

Hide Ads