Adakah Puasa dan Doa Khusus Tahun Baru Hijriah Menurut Quran dan Hadits?

Adakah Puasa dan Doa Khusus Tahun Baru Hijriah Menurut Quran dan Hadits?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Kamis, 26 Jun 2025 06:00 WIB
Islamic decoration background with crescent moon lantern ketupat, copy space text, ramadan kareem, mawlid, iftar, isra  miraj, eid al fitr adha, muharram, 3D illustration.
Foto: Getty Images/iStockphoto/sofirinaja
Jakarta -

Tahun baru Hijriah yang bertepatan dengan 1 Muharram sering dirayakan oleh kaum muslimin dengan berbagai kegiatan. Baik itu lomba, pawai, serta ibadah-ibadah sunnah seperti puasa, sedekah dan sebagainya.

Ada juga muslim yang membaca doa khusus menyambut Tahun Baru Islam. Lantas, apakah ada dalil mengenai puasa dan doa khusus tersebut?

Apakah Ada Dalil tentang Puasa dan Doa Khusus Tahun Baru Hijriah?

1. Dalil tentang Doa Khusus Tahun Baru Hijriah

Menurut informasi yang dikutip dari situs resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), terdapat doa yang bisa dibaca untuk menyambut tahun baru hijriah. Doa ini termaktub dalam kitab Al Jami' Al Kabir tulisan IMam As Suyuthi dan disebut sebagai doa awal tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doa awal tahun dianjurkan oleh para ulama. Artinya, doa-doa ini tidak bersumber langsung dari Nabi Muhammad SAW.

Meski demikian, diperbolehkan membaca doa untuk menyambut tahun baru hijriah. Namun, perlu diingat untuk tidak meyakini doa tersebut sebagai wirid yang bersumber dari Rasulullah SAW.

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, dapat disimpulkan tidak ada dalil mengenai doa khusus tahun baru Hijriah.

2. Dalil tentang Puasa Tahun Baru Hijriah

Dalil mengenai puasa tahun baru Hijriah merujuk pada puasa Muharram. Menurut buku Panduan Praktis Ibadah Puasa tulisan Syamsuddin dan Ahmad Syahirul Alim, dalil ini termaktub dalam hadits Nabi Muhammad SAW.

Beliau bersabda,

"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah yaitu Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam." (HR Muslim)

Puasa tersebut bisa dikerjakan sepanjang bulan Muharram, selama itu bukan hari yang diharamkan untuk berpuasa. Selain itu, ada juga puasa Muharram yang lebih utama yaitu puasa Tasua dan Asyura pada 9-10 Muharram.

Dinukil dari Fiqhul Islam wa Adillatuhu Juz 3 tulisan Wahbah Az Zuhaili terjemahan Abdul Hayyie al-Kattani dkk, anjuran puasa ini dikhususkan dalam hadits berikut.

"Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10." (HR Al Khallal dengan sanad yang bagus dan dipakai hujjah oleh Ahmad)

Pada hadits lainnya, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharam), maka Allah SWT memberinya pahala 10.000 malaikat. Dan, barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharam), maka ia diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah dan 10.000 pahala orang mati syahid. Barang siapa mengusap kepala anak anak yatim di hari tersebut, maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut satu derajat. Barang siapa memberi makan kepada orang mukmin yang berbuka puasa di hari Asyura, maka seolah olah ia memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka." (HR Muslim)

Doa Akhir dan Awal Tahun Menyambut 1 Muharram

1. Doa Akhir Tahun

Berikut doa akhir tahun yang bisa dibaca muslim sebagaimana dinukil dari buku Majmu' Ad Da'awaat: Kumpulan Doa-Doa Pilihan oleh ustaz Risky Aviv Nugroho.

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Arab latin: Allâhumma mâ 'amiltu min 'amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî 'anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ 'alayya bi fadhlika ba'da qudratika 'alâ 'uqûbatî, wa da'autanî ilat taubati min ba'di jarâ'atî 'alâ ma'shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ 'amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa'attanî 'alaihits tsawâba, fa'as'aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha' rajâ'î minka yâ karîm.

Artinya: "Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah."

2. Doa Awal Tahun

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Arab latin: Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa 'alâ fadhlikal 'azhîmi wa karîmi jûdikal mu'awwal. Hâdzâ 'âmun jadîdun qad aqbal. As'alukal 'ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ'ih, wal 'auna 'alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû'I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.

Artinya: "Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan."




(aeb/inf)

Hide Ads