PBNU Soroti Kunjungan Donald Trump ke Timur Tengah

PBNU Soroti Kunjungan Donald Trump ke Timur Tengah

Hanif Hawari - detikHikmah
Jumat, 23 Mei 2025 19:16 WIB
Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, dalam acara diskusi bertajuk Amerika dan Dunia Arab Pasca Kunjungan Presiden Donald Trump yang digelar Forum Kramat di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025).
Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, dalam acara diskusi bertajuk 'Amerika dan Dunia Arab Pasca Kunjungan Presiden Donald Trump' yang digelar Forum Kramat di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025). Foto: Dok. PBNU
Jakarta -

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyoroti kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke negara-negara Arab. Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla menilai kunjungan tersebut bukan sekadar safari diplomatik biasa, melainkan tanda perubahan besar dalam kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah.

"Ini adalah kunjungan yang mengejutkan, karena kali ini tidak ada Israel dalam daftar negara yang dikunjungi. Hal ini mencerminkan dinamika politik baru," ujar Ulil dalam keteranganya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025).

Kunjungan ini mencakup Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Hal ini berbeda dengan kunjungan Trump pada 2017 yang melibatkan Israel dalam perjalanannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ulil menyebut kunjungan Trump kali ini terjadi dalam konteks perubahan signifikan pascaera Joe Biden. Selama masa kepemimpinan Biden, negara-negara Teluk dibuat "mati gaya" dan kehilangan pengaruh di Washington.

"Selama era Biden, negara-negara Teluk seperti mati gaya. Biden dalam pidato perdananya pada 2020 bahkan menyebut tidak akan memberikan 'cek kosong' kepada negara-negara Arab, termasuk Mesir dan Arab Saudi," kata Ulil.

ADVERTISEMENT

Biden bahkan menyebut Saudi sebagai negara pariah karena kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Kondisi ini membuat Arab Saudi dan sekutunya mulai melirik Tiongkok dan Rusia sebagai mitra alternatif.

Namun, kehadiran Trump sekarang seolah menjadi upaya AS untuk merebut kembali kepercayaan sekutu lamanya di Teluk. Ini menunjukkan adanya pemulihan hubungan dan pergeseran orientasi geopolitik AS.

Ulil juga menyoroti ketegangan antara AS dan Israel menjelang kunjungan tersebut. Menurutnya, ada tekanan dari kelompok pro-Israel di Washington agar AS menyerang kelompok Houthi dan Iran, terutama setelah serangan drone ke Israel.

Dalam internal kubu Trump sendiri juga ada tarik-ulur antara agenda 'America First' dan dorongan menyerang Iran demi kepentingan Israel. Ulil pun mengkritik strategi Israel yang dinilainya cenderung memanfaatkan kekuatan AS untuk menyerang musuhnya.

"Ini seperti meminjam tangan orang lain untuk memukul. Strategi yang licik," tegasnya.




(hnh/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads