Puasa Syawal Dulu atau Bayar Utang Ramadan? Ini Penjelasannya

Puasa Syawal Dulu atau Bayar Utang Ramadan? Ini Penjelasannya

Devi Setya - detikHikmah
Selasa, 08 Apr 2025 17:45 WIB
Ilustrasi puasa
ilustrasi puasa Foto: Freepik
Jakarta -

Puasa merupakan ibadah yang memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Selain puasa wajib di bulan Ramadan, Islam juga menganjurkan berbagai puasa sunnah. Salah satu yang sangat dianjurkan adalah puasa enam hari di bulan Syawal.

Banyak umat Islam yang telah selesai menjalankan puasa Ramadan kemudian melanjutkan dengan puasa Syawal karena amalan ini memiliki keutamaannya yang besar.

Dalil utama tentang puasa Syawal terdapat dalam hadits Nabi Muhammad SAW,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan enam hari dari bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah berpuasa sepanjang tahun." (HR Muslim)

Hadits ini menjadi landasan utama bagi para ulama dalam menganjurkan puasa enam hari di bulan Syawal.

ADVERTISEMENT

Puasa Syawal atau Bayar Utang Puasa Dulu?

Dalam buku Raih Amal Unggulan Kita karya Hafidz Muftisany, terdapat sebuah hadits qudsi yang menyebut Allah SWT mencintai hamba-Nya yang mengerjakan amalan wajib kemudian menambah dengan amalan sunnah.

Dalam bukunya, Hafidz mengutip pendapat Kiai Zulfa Mustofa yang menerangkan, amalan yang wajib bisa dibagi menjadi dua, yakni wajib muassa' dan wajib mudayyaq.

Wajib muassa' adalah kewajiban yang durasi untuk mengerjakannya masih sama, contohnya haji. Sementara wajib mudayyaq adalah kewajiban yang waktu mengerjakannya sempit seperti sholat wajib.

"Jika amalan wajib mudayyaq harus mendahulukan yang wajib baru sunnah, sementara jika wajib muassa' silahkan mengerjakan sunnah sembari menunggu kesempatan mengerjakan yang wajib," jelas Kiai Zulfa.

Terkait mendahulukan puasa Syawal atau bayar utang puasa, Kiai Zulfa berpendapat dua-duanya boleh, karena kewajiban bayar utang puasa Ramadan sifatnya muassa' atau durasinya cukup panjang.

Sementara itu, dikutip dari buku Rahasia Puasa Sunah oleh Ahmad Syahirul Alim, dianjurkan bagi orang yang memiliki utang puasa Ramadan untuk menyelesaikan utang puasa Ramadan terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan puasa Syawal. Hal ini bersandar pada hadits yang menyebutkan keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadan.

Hal tersebut diajarkan Ummu Salamah RA kepada keluarganya. Sebab, dikhawatirkan jika puasa Ramadan belum disempurnakan, puasa Syawal tidak akan mendapatkan ganjaran yang sesuai sebagai penyempurna puasa Ramadan.

Pendapat serupa juga disampaikan Kiai Wahyul Afif Al Ghofiqi, ulama NU yang juga pengasuh Taman Belajar Al-Afifiyah Kopo. Menurutnya, sebaiknya mendahulukan melunasi utang puasa di bulan Syawal, meski tidak ada yang salah dengan pendapat menggabungkan puasa Syawal dan qadha. Sebab, pahala yang didapat juga berlipat, yakni pahala membayar qadha dan pahala karena berpuasa di bulan Syawal.

"Karena meskipun puasanya diniatkan qadha, dia tetap dapat pahala puasa Syawal. Alasannya karena dia berpuasa saat Syawal. Jadi bagus dilakukan di awal Syawal," kata dikutip dari CNN Indonesia.

Hukum boleh mengutamakan puasa Syawal ini hanya berlaku bagi muslim yang berhalangan puasa Ramadan karena udzur jelas. Sementara bagi orang yang sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadan padahal dia sedang dalam keadaan tidak ada udzur, maka haram baginya melakukan puasa enam hari bulan Syawal.

Niat Puasa Syawal

Niat Puasa Syawal 6 Hari

Niat puasa Syawal bisa dibacakan sekaligus enam hari jika ingin melaksanakannya secara berturut-turut. Bacaan niat ini diamalkan pada malam hari, sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ للهِ تعالى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adai sittatin min syawwal lillahi ta'ala

Artinya: "Saya niat puasa pada esok hari untuk menunaikan puasa sunah enam hari dari bulan Syawal karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Syawal Harian

Puasa Syawal merupakan puasa sunnah. Sehingga niatnya dapat dilafazkan pada malam hari, juga bisa pada pagi hari jika terlupa, dengan catatan tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar. Berikut bacaan niat harian puasa Syawal malam dan siang hari:

1. Niat yang Dibaca di Malam Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ للهِ تعالى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatis Syawwal lillaahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT."

2. Niat yang Dibaca di Pagi Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لللهِ تعالى

Arab Latin: Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an adaa'i sunnatis Syawwaal lillaahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."




(dvs/kri)

Hide Ads