Dalam ajaran Islam, sholat fardhu 5 waktu harus dikerjakan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun, bagi mereka yang pernah lalai, beberapa meyakini bahwa sholat kafarat dapat menjadi upaya untuk menebus kekurangan dalam menjalankan kewajiban tersebut.
Menjelang akhir Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan memperbanyak amalan yang bernilai pahala, salah satunya adalah sholat kafarat. Sebagian orang meyakini sholat kafarat sebagai pengganti sholat fardhu yang terlewat atau tidak sah.
Sholat Kafarat Adalah
Menurut buku Fikih Jinayat karya Ali Geno Berutu, kata 'kafarat' berasal dari 'kufir' yang berarti tertutup. Kafarat diartikan sebagai denda yang harus ditunaikan akibat pelanggaran terhadap perintah Allah SWT serta dianggap sebagai bentuk tobat dan penebusan dosa seseorang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaksanaan sholat kafarat biasanya dilakukan pada Jumat penghujung bulan Ramadan. Ibadah ini bertujuan sebagai qadha atas sholat fardhu yang pernah terlewat.
Niat dan Tata Cara Sholat Kafarat
Muslim yang ingin menunaikan sholat kafarat dapat memperhatikan bacaan niat serta tata caranya. Panduan ini dikutip dari kitab Terjemahan Indonesia Cara Sholat Kafarat karya Mundzir bin Fawwad Al Masawa serta laman Yayasan Al Fatihah.
Niat Sholat Kafarat
Membaca niat sholat Kafarat berikut ini:
أُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ كَفَّارَةً لِمَا فَاتَني مِنَ الصَّلَاةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushollii arba'a raka'atin kafaraatallimaafatanii minash-shalatilillahita'alaa
Artinya: Aku (berniat) sholat empat rakaat sebagai kafarat salat yang tertinggal karena Allah Ta'ala.
Tata Cara Sholat Kafarat
- Takbiratul ihram
- Membaca Surah Al-Fatihah satu kali.
- Dilanjutkan dengan membaca Surah Al-Qadr sebanyak 15 kali.
- Kemudian membaca Surah Al-Kautsar sebanyak 15 kali.
- Melakukan rukuk, i'tidal, dan sujud.
- Sholat ini terdiri dari 4 rakaat tanpa tahiyat awal.
- Setelah rakaat terakhir, dilakukan tahiyat akhir dan diakhiri dengan salam.
- Setelah salam, dianjurkan membaca istighfar sebanyak 10 kali, lalu membaca sholawat sebanyak 100 kali.
- Terakhir, membaca basmalah, hamdalah, syahadat, serta doa kafarat sebanyak 3 kali. Berikut bacaan doanya.
اللَّهُمَّ لَا يَنْفَعُكَ طَاعَتِي، وَلَا تَضُرُّكَ مَعْصِيَتِي، تَقَبَّلْ يَا مَنْ إِذَا وَعَدَ وَفَى وَإِذَا تَوَعَدَ تَجَاوَزَ وَعَفَى، اِغْفِرْ لِيْ لِعَبْدِ ظَلَمَ نَفْسَهُ نَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ بَطَرِ الغِنَى وَجَهْدِ الفَقْرِ، إِلهِي خَلَقْتَنِيْ وَلَمْ أَكُنْ شَيْئًا وَرَزَقْتَنِي وَلَمْ أَكُنْ شَيْئًا وَارْتَكُبْتُ الْمَعَاصِيْ، فَإِنِّي مُقِرٌّ لَكَ بِذُنُوبِي فَإِنْ عَفَوْتَ عَنِّي فَلَا يَنْقُصُ مِنْ مُلْكِكَ شَيْئًا، وَإِنْ عَذَّبْتَنِيْ فَلَا يَزِدُ فِي سُلْطَانكَ شيْئًا إِلهِي أَنْتَ تَجِدُ مَنْ تُعَذِّبُهُ غَيْرِي، وَأَنَا لَا أَجِدُ مَنْ يَرْحَمُنِي غَيْرَكَ اغْفِرْلِيْ مَا بَيْنِي وَبَيْنَكَ، وَغْفِرْلِيْ مَابَيْنِي وَبَيْنَ خَلْقِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَيَا رَجَاءَ السَّائِلِيْنَ وَيَا أَمَانَ الخَائِفِيْنَ، إِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ الْوَاسِعَةِ أَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَتَابِعُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ، رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Arab latin: Allahumma yaa man laa tan-fa'uka tha'atii wa laa tadhurruka ma'shiyatii taqabbal minnii ma laa yanfa'uka waghfirlii ma laa yadhurruka ya man idzaa wa 'ada wa fii wa idzaa tawa'ada tajaa wa za wa'afaa ighfirli'abdin zhaalama nafsahu wa as'aluka.
Allahumma innii a'udzubika min bathril ghinaa wa jahdil faqri ilaahii khalaqtanii wa lam aku syai'an wa razaqtanii wa lam aku syaii'in wartakabtu al-ma'ashii fa-innii muqirun laka bi-dzunuubii. Fa in 'afawta 'annii fala yanqushu min mulkika syai'an wa-in adzdzaabtanii falaa yaziidu fii sulthaanika syay-'an.
Ilaahii anta tajidu man tu'adzdzi buhu ghayrii wa-anaa laa ajidu man yarhamanii ghaiyraka aghfirlii maa baynii wa baynaka waghfirlii ma baynii wa bayna khlaqika yaa arhamar rahiimiin wa yaa raja'a sa'iliin wa yaa amaanal khaifiina irhamnii birahmatikaal waasi'aati anta arhamur rahimiin yaa rabbal 'aalaamiin.
Allahummaghfir lil mukminiina wal mukminaat wal musliimina wal muslimaat wa tabi' baynana wa baynahum bil khaiyrati rabbighfir warham wa anta khairur-rahimiin
Artinya: "Yaa Allah, yang mana segala ketaatanku tiada artinya bagi-Mu dan segala perbuatan maksiatku tiada merugikan-Mu. Terimalah diriku yang tiada artinya bagi-Mu. Dan ampunilah aku yang mana ampunan-Mu itu tidak merugikan bagi-Mu.
Ya Allah, bila Engkau berjanji pasti Engkau tepati janji-Mu. Dan apabila Engkau mengancam, maka Engkau mau mengampuni ancaman-Mu.
Ampunilah hamba-Mu ini yang telah menyesatkan diriku sendiri, aku telah Engkau beri kekayaan dan aku mengumpat di saat aku Engkau beri miskin. Wahai Tuhanku Engkau ciptakan aku dan aku tak berarti apapun. Dan Engkau beri aku rizki sekalipun aku tak berarti apa-apa, dan aku lakukan perbuatan semua maksiat dan aku mengaku pada-Mu dengan segala dosa-dosaku.
Apabila Engkau mengampuniku tidak mengurangi keagungan-Mu sedikitpun, dan bila Kau siksa aku maka tidak akan menambah kekuasaan-Mu, wahai Tuhanku, bukankah masih banyak orang yang akan Kau siksa selain aku. Namun bagiku hanya Engkau yang dapat mengampuniku.
Ampunilah dosa-dosaku kepadaMu. Dan ampunilah segala kesalahanku di antara aku dengan hamba-hamba-Mu. Ya Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih dan tempat pengaduan semua pemohon dan tempat berlindung bagi orang yang takut. Kasihanilah aku dengan pengampunan-Mu yang luas.
Engkau yang Maha Pengasih dan Penyayang dan Engkaulah yang memelihara seluruh alam yang ada. Ampunilah segala dosa-dosa orang mukmin dan mukminat, muslimin dan muslimat dan satukanlah aku dengan mereka dalam kebaikan. Wahai Tuhanku ampunilah dan kasihilah. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
Hukum Sholat Kafarat
Sebenarnya, terdapat perbedaan pendapat mengenai status hukum sholat kafarat. Para ulama berbeda pandangan mengenai masalah ini.
Pendapat yang Membolehkan
- Berdasarkan pendapat al-Qadli Husain, diperbolehkan untuk mengqadha sholat fardhu yang pernah ditinggalkan atau yang masih diragukan keabsahannya.
- Tidak ada seorang pun yang dapat memastikan bahwa sholat yang telah dikerjakannya benar-benar diterima oleh Allah SWT, terutama sholat yang telah dilakukan di masa lampau.
- Larangan terhadap sholat kafarat didasarkan pada kekhawatiran bahwa ibadah tersebut dianggap cukup untuk menggantikan sholat fardhu selama satu tahun penuh. Oleh karena itu, jika kekhawatiran ini tidak lagi ada, maka status keharamannya juga tidak berlaku.
- Mengikuti praktik ibadah yang dilakukan oleh para ulama besar dan wali Allah yang memiliki pemahaman makrifat menjadi alasan kuat untuk membolehkan pelaksanaan sholat kafarat.
Pendapat yang Melarang
- Sholat kafarat tidak memiliki dasar yang jelas dalam hadis Nabi maupun kitab-kitab syariat. Oleh karena itu, ibadah ini dianggap sebagai isyra'u ma lam yusyra' (menetapkan syariat yang tidak disyariatkan) atau ta'athi bi 'ibadatin fasidah (melaksanakan ibadah yang tidak sah).
- Penentuan sholat kafarat pada Jumat terakhir bulan Ramadan tidak memiliki landasan yang jelas dalam syariat.
- Keterangan Syekh Ibnu Hajar al-Haitami menyebutkan:
وأقبح من ذلك ما اعتيد في بعض البلاد من صلاة الخمس في هذه الجمعة عقب صلاتها زاعمين أنها تكفر صلوات العام أو العمر المتروكة وذلك حرام أو كفر لوجوه لا تخفى
"Yang lebih buruk dari itu adalah tradisi di sebagian daerah berupa sholat 5 waktu di jumat ini (jumat akhir Ramadhan) selepas menjalankan sholat jumat, mereka meyakini sholat tersebut dapat melebur dosa sholat-sholat yang ditinggalkan selama setahun atau bahkan semasa hidup, yang demikian ini adalah haram atau bahkan kufur karena beberapa sisi pandang yang tidak samar." (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, juz.2, halaman 457)
Wallahu a'lam.
(hnh/inf)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur