Salat Tasbih, Salah Satu Amalan untuk Menjemput Malam Lailatul Qadar

#RamadanJadiMudah by BSI

Salat Tasbih, Salah Satu Amalan untuk Menjemput Malam Lailatul Qadar

Kholida Qothrunnada - detikHikmah
Selasa, 25 Mar 2025 09:45 WIB
Ilustrasi sujud dalam sholat.
Ilustrasi orang sholat. Foto: Masjid Pogung Dalangan/Unsplash
Jakarta -

Sholat Tasbih adalah ibadah sunnah yang didalamnya banyak membacakan kalimat tasbih. Sholat ini penuh keutamaan, dan bisa dikerjakan pada malam-malam istimewa seperti malam Lailatul Qadar.

Dalam Islam, malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Mengutip laman Kemenag RI, dari Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Carilah Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan." (HR. Bukhari & Muslim).

Untuk mencapainya, umat muslim dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan memperbanyak ibadah untuk meminta ampunan, rahmat, dan keberkahan-Nya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waktu Sholat Tasbih

Dikutip dari buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW oleh Ustadz Arif Rahman, dalam kitab Ithaf al-Sadah al-Muttaqin (3/781), disebutkan bahwa waktu sholat tasbih bisa dilakukan baik di siang atau malam hari. Jika ingin dikerjakan di siang hari maka dengan satu salam. Namun, jika dikerjakan malam hari maka dengan dua salam.

Ini adalah sholat sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
"Jika engkau mampu melaksanakannya (sholat tasbih) setiap hari, maka lakukanlah. Jika tidak mampu, maka lakukan seminggu sekali. Jika tidak mampu, maka lakukan sebulan sekali. Jika tidak mampu, maka lakukan setahun sekali dan jika tidak mampu juga, maka lakukan sekali dalam seumur hidup." (HR Abu Daud)

ADVERTISEMENT

Tata Cara Sholat Tasbih

Dalam buku Panduan Shalat Praktis & Lengkap yang disusun oleh Ust. Syaifurrahman El-Fati, sholat sunnah Tasbih merupakan sholat sunnah yang dikerjakan untuk tujuan mentasbihkan (mensucikan) Allah secara khusus.

Pada dasarnya, tata cara sholat tasbih sama seperti melakukan sholat sunnah lainnya. Perbedaannya hanya pada niatnya saja dan tambahan pembacaan tasbih. Bacaan tasbih dibaca sebanyak 300, dalam 4 rakaat yang dikerjakan.

Niat Sholat Tasbih

أصلى سلة التسؚيح ركعتين الله تعالى، الله أكؚر.

Ushalli sunnata-t-tasbihi rak'ataini lillahi ta'ala. Allahu akbar.

Artinya: "Saya berniat sholat tasbih dua rakaat karena Allah Ta'ala. Allah Mahabesar."

Setiap gerakan sesudah membaca bacaan surah, membaca tasbih berikut:
سُؚْحَانَ اللهِ وَالحمد لله ولا إله إلا الله والله أكؚر ولا حول ولاقوة إلا ؚالله العلي الع؞يم

Subhanaallah wa-l-hamdu lillahi wala ilaha illa allah wa allâhu akbar walâ haula walâ quwwata illâ billâhi-l-liyyi-l-azhîm.

Artinya: "Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah tidak ada tuhan selain Allah. Allah Mahabesar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung."

Lebih lanjut, berikut adalah tata cara melakukan sholat tasbih:

  • Berwudhu.
  • Membaca niat sholat tasbih.
  • Takbiratul ihram.
  • Membaca doa iftitah
  • Membaca surah Al-Fatihah satu kali dilanjutkan membaca surah Al-Kafirun. Lebih utama lagi membaca surah-surah Al-Qur'an yang dimulai dengan tasbih (surah Al-Hadid, Hasyr, Shaff, Al-Jum'ah dan At-Taghabun).
  • Sesudah membaca surah-surah dilanjutkan dengan membaca tasbih 15 kali.
  • Rukuk, dalam rukuk hendaklah membaca Tasbih 10 kali.
  • Sehabis membaca bacaan rukuk, melafalkan bacaan tasbih sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari rukuk, dan membaca tasbih lagi 10 kali.
  • Sujud membaca doa sujud, dan dalam sujud tersebut membaca tasbih 10 kali.
  • Bangun dari sujud, dan membaca tasbih lagi 10 setelah itu sujud dan membaca tasbih 10 kali.

Bacaan tasbih dilakukan pada setiap rakaatnya sampai 4 rakaat. Jumlah hitungan tasbih di setiap rakaatnya 75, dan jika di jumlah bacaan tasbih 4 rakaat maka total hitungan menjadi 300 bacaan tasbih.

Doa Setelah Sholat Tasbih

Mengutip kitab karya Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani. Doa sholat tasbih ini dibaca setelah tasyahud akhir sebelum salam.

اَللّٰهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ تَوْفِيْقَ أَهْلِ الْهُدَى وَأَعْمَالَ أَهْلِ الْيَقِينِ وَمُنَاصَحَةَ أَهْلِ التَّوَؚْةِ وَعَزْمَ أَهْلِ الصَؚّْرِ وَوَجَلَ أَهْلِ الْخَ؎ْيَةِ ÙˆÙŽØ·ÙŽÙ„ÙŽØšÙŽ أَهْلِ الرَّغَؚْةِ وَتَعَُؚّدَ أَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أَخَافَك اَللّٰهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ مَخَافَةً تَحْجِزُنِيْ عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى أَعْمَلَ ؚِطَاعَتِكَ عَمَلًا أَسْتَحِقُّ ؚِهِ رِضَاكَ وَحَتَّى أُنَاصِحَكَ ؚِالتَّوَؚْةِ خَوْفًا مِنْكَ حَتَّى أَخْلُصَ لَكَ النَّصِيحَةَ حَيَاءً مِنْكَ وَحَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا وَحَتَّى أَكُوْنَ أُحْسِنَ ال؞َنَّ ؚِكَ، سُؚْحَانَ خَالِقِ النُّورِ. ا هـ وَفِي رِوَايَةٍ خَالِقِ النَّارِ

Allâhumma innî as'aluka taufîqa ahlil hudâ, wa a'mâla ahlil yaqîn, wa munâshahata ahlit taubah, wa 'azma ahlis shabri, wa wajala ahlil khasyyah, wa thalaba ahlir raghbah, wa ta'abbuda ahlil wara'i, wa 'irfâna ahlil 'ilmi hattâ akhâfak. Allâhumma innî as'aluka makhâfatan tahjizunî 'an ma'âshîka hattâ a'mala bi thâ'atika 'amalan astahiqqu bihî ridhâka wa hattâ unâshihaka bit taubah, khaufan minka hattâ akhlusha lakan nashîhata hayâ'an minka wa hattâ atawakkala 'alaika fil 'umûri kullihâ wa hattâ akûna 'uhsinuz zhanna bika, subhâna khâliqin nûr (lain riwayat khâliqin nâr).

Artinya, "Ya Allah, kepada-Mu aku meminta petunjuk mereka yang terima hidayah, amal-amal orang yang yakin, ketulusan mereka yang bertobat, keteguhan hati mereka yang bersabar, kekhawatiran mereka yang takut (kepada-Mu), doa mereka yang berharap, ibadah mereka yang wara', dan kebijaksanaan mereka yang berilmu agar aku menjadi takut kepada-Mu. Ya Allah, masukkanlah rasa takut di kalbuku yang dapat menghalangi diri ini untuk mendurhakai-Mu. Dengan demikian aku dapat beramal saleh yang mengantarkanku pada ridha-Mu, dan aku bertobat setulusnya karena takut kepada-Mu. Dengan itu pula aku beribadah secara tulus karena malu kepada-Mu. Dengan rasa takut itu aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Karena itu juga aku dapat berbaik sangka selalu kepada-Mu. Maha Suci Engkau Pencipta cahaya (lain riwayat, Pencipta api)

Anjuran dan Keutamaan Sholat Tasbih

Sholat ini sangat dianjurkan, diriwayatkan 'Ikramah dari Abdullah Ibnu Abbas, beliau berkata bahwa rasulullah SAW pernah berkata pada pamannya yakni Abbs bin Abdul Muthalib.

"Apakah engkau mau aku memberimu sesuatu, kukaruniai, kuberi hadiah yang istimewa jika kamu mau mengerjakannya, niscaya Allah akan mengampuni dosamu yang awal hingga akhir, yang dahulu dan yang baru, yang disengaja dan tidak disengaja, yang tampak dan yang samar yakni melakukan sholat 4 rakaat yang tiap rakaatnya membaca surah Al-Fatihah dan surah apa saja dari Al-Qur'an. Setelah membaca itu dalam rakaat pertama, sedangkan posisi kamu adalah berdiri maka bacalah tasbih subhâna Allâhu wa al-hamdu lillah wa la ilaha illâ Allah wa Allâhu Akbar lima belas kali kemudian rukuk dan membaca di waktu engkau masih dalam keadaan rukuk membaca tasbih sepuluh kali kemudian i'tidal dan membaca di waktu engkau masih dalam keadaan i'tidal membaca tasbih sepuluh kali. Kemudian sujud dan membaca lagi sepuluh kali kemudian engkau mengangkat kepala dari sujud dan engkau membaca tasbih sepuluh kali kemudian sujud lagi dan membaca tasbih sepuluh kali tasbih lalu engkau angkat kepalamu dari sujud dan di waktu duduk sebelum berdiri membaca tasbih sepuluh kali, hal itu membaca tasbih-jumlahnya tujuh puluh lima kali dalam setiap rakaat dari ke empat rakaat itu,"

Berikut adalah fadhilah atau keutamaan sholat tasbih:

  • Allah SWT akan mengampuni dosa kita yang telah lalu dan yang terkemudian.
  • Bisa mendekatkan hubungan kita ke Allah SWT.
  • Menenangkan jiwa dan pikiran.
  • Mendapatkan pahala.

Sholat Tasbih menjadi salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, terutama saat menjemput malam Lailatul Qadar. Meskipun sholat ini sangat dianjurkan pada malam Lailatul Qadar, sholat ini tetap bisa dilaksanakan kapan saja sebagai bentuk ibadah. Wallahu a'lam.




(khq/fds)
Berburu Keutamaan Lailatul Qadar

Berburu Keutamaan Lailatul Qadar

73 konten
Keistimewaan Ramadan juga terletak pada malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. Itulah malam Lailatul Qadar. Malam ini disebut jatuh pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads