Ketua PBNU Gus Ulil: Asta Cita Itu Asta Maslahat

SARASEHAN ULAMA

Ketua PBNU Gus Ulil: Asta Cita Itu Asta Maslahat

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 04 Feb 2025 19:00 WIB
Ketua PBNU KH Ulil Absar Abdalla (Gus Ulil) dalam acara Sarasehan Ulama di The Sultan Hotel & Residence Jakarta , Selasa (4/2/2025).
Ketua PBNU KH Ulil Absar Abdalla (Gus Ulil) dalam acara Sarasehan Ulama di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Selasa (4/2/2025). Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Ketua PBNU K.H. Ulil Absar Abdalla menyampaikan pandangannya mengenai Asta Cita yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, Asta Cita tersebut sebenarnya adalah Asta Maslahat, yang berarti delapan kemaslahatan.

"Kalau kita baca Asta Citanya pemerintahan Presiden Prabowo, di sana ada delapan kemaslahatan. Saya menyebutnya Asta Cita ini sebetulnya Asta Maslahat, delapan maslahat," ujarnya dalam acara Sarasehan Ulama NU yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (4/2/2025).

K.H. Ulil Absar Abdalla menjelaskan bahwa maslahat yang pertama adalah soal Pancasila, demokrasi, dan HAM. Namun, ada cita-cita atau maslahat lain yang juga penting, sehingga demokrasi dan HAM hanya merupakan salah satu dari cita-cita bangsa Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Demokrasi dan HAM itu hanya salah satu dari cita bangsa Indonesia. Atau kalau pakai bahasa NU, demokrasi dan HAM itu salah satu daripada maslahat yang dimiliki oleh bangsa ini," terangnya.

Ia menggunakan istilah multiple maslahat untuk menggambarkan banyaknya maslahat yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar tidak mereduksi persoalan Indonesia hanya pada soal demokrasi dan HAM saja.

ADVERTISEMENT

"Oleh karena itu, ketika kita menelaah Indonesia, jangan mereduksi Indonesia pada soal demokrasi dan HAM saja. Karena maslahat kita banyak," tegas pria yang akrab disapa Gus Ulil itu.

K.H. Ulil Absar Abdalla juga menyinggung soal ketahanan energi dan ketahanan pangan, yang menurutnya merupakan wilayah kerja dari Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia Zulkifli Hasan. Ia bahkan berkelakar bahwa orang-orang NU sudah tahan lapar, sehingga tidak terlalu khawatir dengan masalah ketahanan pangan.

"Ini ada joke Pak Zulhas, kalau di kalangan NU, orang-orang NU kan tahan lapar. Jadi kalau soal ketahanan kita sudah tahan dari itu. Tahan tidak makan. Puasa maksudnya," selorohnya.

Dengan demikian, K.H. Ulil Absar Abdalla ingin menekankan bahwa pembangunan Indonesia harus mencakup berbagai aspek, tidak hanya fokus pada demokrasi dan HAM. Ada banyak maslahat lain yang perlu diperhatikan demi kemajuan bangsa.

Sarasehan Ulama NU dengan tema 'Asta Cita dalam Perspektif Ulama NU' digelar hari ini, Selasa (4/2), di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, merupakan kerja sama detikcom dan detikHikmah. Acara ini didukung oleh Bank Syariah Indonesia dan MIND ID.




(hnh/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads