Isra Mi'raj merupakan salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah Islam yang menjadi bukti kebesaran Allah SWT dan kemuliaan Rasulullah SAW. Dalam perjalanan spiritual ini, Nabi Muhammad SAW tidak hanya diangkat ke Sidratul Muntaha, tetapi juga berkesempatan berdialog langsung dengan Allah, menerima perintah penting yang menjadi pedoman bagi umat Islam.
Peristiwa ini menandai momen luar biasa yang melampaui batas logika manusia yang membuktikan kedekatan Nabi Muhammad SAW dengan Sang Pencipta. Percakapan antara Rasulullah dan Allah saat Mi'raj menjadi pengingat akan anugerah besar yang diberikan kepada umat Islam, termasuk kewajiban salat.
Baca juga: Mengenal Cara Salat Nabi sebelum Isra Mi'raj |
Percakapan Rasulullah dan Allah
Diceritakan dari Buku Dardir Bainama (Qisah Isra Mi'raj) Terjemahan Kitab Dardir Baunama Qishshat-ul-Mi'raj oleh Syaikh Najmuddin al Ghaithi, Allah SWT bercakap langsung dengan Rasulullah SAW saat Mi'raj untuk memberikan perintah salat sebagai kewajiban utama bagi umat Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nabi Muhammad SAW menghadap Allah SWT dan bersujud, lalu Allah berfirman, "Mulai hari ini, Aku memberikan mandat kepada seisi langit dan bumi. Telah Kuwajibkan kepadamu dan umatmu untuk melaksanakan salat sebanyak 50 kali. Maka, kerjakanlah salat tersebut."
Setelah itu, Rasulullah menemui Nabi Musa AS dan menceritakan kewajiban salat lima puluh waktu yang diperintahkan Allah SWT kepada umatnya. Nabi Musa AS menyarankan agar Rasulullah kembali menghadap Allah untuk memohon keringanan, karena umatnya dianggap belum mampu menunaikan perintah tersebut.
Dengan persetujuan Jibril, Rasulullah kembali kepada Allah, bersujud, dan memohon, "Tuhanku, berikanlah keringanan kepada umatku, sebab mereka adalah umat yang lemah." Allah pun mengurangi kewajiban itu menjadi empat puluh lima waktu.
Rasulullah kembali menemui Nabi Musa AS, yang lagi-lagi menyarankan agar permohonan keringanan diajukan kembali kepada Allah SWT. Rasulullah menuruti saran tersebut dan setiap kali beliau memohon, Allah mengurangi kewajiban itu sebanyak lima waktu.
Proses ini berlangsung beberapa kali hingga kewajiban salat akhirnya diringankan menjadi hanya 5 waktu sehari semalam.
Allah SWT kemudian berfirman, "Kerjakanlah 5 waktu salat ini dalam sehari-semalam, dan setiap satu salat akan bernilai sepuluh kali lipat pahalanya. Dengan demikian, lima waktu salat setara dengan pahala lima puluh kali salat."
Ketika Nabi SAW kembali menemui Nabi Musa AS, beliau disarankan untuk meminta keringanan lagi, namun Rasulullah merasa malu untuk terus meminta kepada Allah dan menerima keputusan tersebut dengan penuh kerelaan.
Nabi Muhammad SAW kemudian kembali ke bumi untuk menyampaikan perintah salat kepada umatnya. Perjalanan beliau dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dikenal sebagai Isra, sementara peristiwa naiknya beliau ke langit disebut Miraj. Kedua peristiwa inilah yang disebut dengan Isra Mi'raj.
Baca juga: Amalan Bulan Rajab Tanggal 21 sampai 30 |
Hikmah Peristiwa Isra Mi'raj
Terdapat berbagai hikmah penting dari peristiwa Isra Mi'raj. Merujuk pada buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Yusak Burhanudin dan Ahmad Fida, berikut adalah hikmah-hikmah dari peristiwa tersebut:
- Kebesaran Allah SWT: Membuktikan kekuasaan Allah SWT yang tak terbatas atas segala sesuatu.
- Pembersihan Hati: Pembedahan dada Nabi SAW mengajarkan pentingnya hati yang bersih untuk mendekatkan diri kepada Allah.
- Kemuliaan Rasulullah SAW: Menunjukkan kedudukan istimewa Rasulullah SAW sebagai kekasih Allah yang hanya dialami beliau.
- Tingginya Derajat Hamba: Allah menyebut Nabi SAW sebagai 'abdun,' menegaskan derajat tinggi bagi hamba yang bertakwa.
- Bekal Dakwah Rasulullah SAW: Memberi keteguhan hati kepada Nabi SAW untuk menghadapi tantangan dakwah.
- Memantapkan Keimanan Nabi SAW: Nabi SAW semakin yakin setelah melihat langsung surga, neraka, dan hal gaib lainnya.
- Pentingnya Salat Fardhu Lima Waktu: Perintah salat wajib lima waktu disampaikan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi SAW.
- Menghapus Syariat Nabi Terdahulu: Syariat nabi sebelumnya dihapuskan dengan Rasulullah menjadi imam bagi para nabi.
- Penyampaian Kebenaran: Nabi SAW tetap menyampaikan kebenaran Isra Miraj meskipun banyak yang meragukannya.
- Introspeksi Diri: Rasulullah SAW melihat siksaan di neraka sebagai pelajaran untuk meningkatkan kualitas diri.
- Ujian Keimanan: Isra Mi'raj menjadi ujian keimanan bagi umat Islam untuk percaya pada kebesaran Allah SWT.
- Keistimewaan Masjidil Aqsha: Perjalanan menuju Masjidil Aqsha menandakan kemuliaan tempat ini dalam Islam.
- Penghibur Hati Rasulullah SAW: Perjalanan Isra Mi'raj menjadi hiburan dari Allah SWT di tengah duka Rasulullah SAW.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah