Menag Ajak Santri Manfaatkan Beasiswa di AS, Ini Syaratnya

Menag Ajak Santri Manfaatkan Beasiswa di AS, Ini Syaratnya

Hanif Hawari - detikHikmah
Rabu, 08 Jan 2025 17:00 WIB
Pertemuan Menag RI dan Dubes AS dalam rangka menjalin kerjasama beasiswa Fulbright untuk pendidikan agama, Jakarta 8/1/2024.
Menag RI dan Dubes AS. Foto: Hanif Hawari/detikHikmah
Jakarta -

Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, memberikan semangat kepada para santri dan mahasiswa di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) untuk memanfaatkan kesempatan meraih beasiswa di Amerika Serikat. Beliau menekankan bahwa tidak hanya beasiswa Fulbright, namun masih banyak lagi peluang beasiswa yang bisa digali.

"Sebetulnya bukan hanya Fulbright, Amerika itu saya tahu banyak sekali lembaga-lembaga pemberi beasiswa, bahkan perguruan tingginya juga langsung bisa," ujar Menag di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2025).

Salah satu syarat utama untuk mendapatkan beasiswa di Amerika adalah kemampuan bahasa Inggris yang dibuktikan dengan tes TOEFL. Selain itu, tes potensi akademik juga menjadi elemen penting dalam seleksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beliau juga menyarankan agar calon penerima beasiswa aktif mencari informasi mengenai berbagai jenis beasiswa dan persyaratannya melalui situs website seperti Aminef dan Fulbright.

"Nah ini banyak sekali orang Indonesia tidak paham bagaimana caranya mendapatkan beasiswa di Amerika. Misalnya perguruan tinggi apa (yang diminati), kalau misalnya riset proposalnya itu memenuhi syarat atau menarik bagi Universitas Amerika, Anda akan diundang untuk mendapatkan beasiswa sampai itu," ungkap Nasaruddin Umar.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Menteri Agama juga memberikan tips menarik bagi para calon penerima beasiswa. Salah satunya adalah dengan mencari dukungan dari para profesor terkemuka di Amerika Serikat.

"Atau Anda kenal profesor yang sangat terkemuka di Amerika, menggaransi Anda itu bisa juga mendapatkan beasiswa langsung di bawah jaminan profesor itu," jelasnya.

Beliau juga menekankan bahwa memilih pesantren sebagai latar belakang pendidikan bukanlah suatu hambatan untuk mendapatkan beasiswa. Justru, hal ini dapat menjadi nilai tambah bagi para calon penerima beasiswa.

"Bukan malah, the main reason why you choose pesantren untuk mendapatkan Fulbright itu? Itu formalnya, formalnya Fulbright. Tapi kan di luar Fulbright itu masih ada sumber-sumber beasiswa yang lain," tegas Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

Nasaruddin Umar berharap dengan adanya MoU antara Kementerian Agama dan Kedutaan Besar Amerika Serikat, informasi mengenai peluang beasiswa di Amerika Serikat dapat semakin mudah diakses oleh masyarakat, terutama para santri dan mahasiswa di lingkungan Kemenag.

"Jadi saya berharap dengan adanya MoU ini, terbuka informasi lebih luas, lebih lebar, peluang-peluang di Amerika itu bisa kita tangkap. Kita berterima kasih kepada Amerika melalui Ibu Dubes-nya sekarang ini, sangat baik. Dan juga sudah kita diberikan akses yang luar biasa," tukasnya.

Seperti diketahui, Kemenag baru saja melakukan kerja sama dengan Amerika Serikat di bidang pendidikan. Nasaruddin Umar melakukan nota kesepahaman (MoU) dengan Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia, Kamala S. Lakhdhir.

Kerja sama ini membuka peluang besar bagi peningkatan kualitas pendidikan di pesantren, madrasah, hingga Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) melalui berbagai program beasiswa dan pertukaran pelajar. Salah satu poin penting dalam MoU tersebut adalah pemberian beasiswa Fulbright kepada santri, mahasiswa, dan dosen.




(hnh/inf)

Hide Ads