Hujan Saat Waktu Shalat Tiba, Adakah Keringanannya?

Hujan Saat Waktu Shalat Tiba, Adakah Keringanannya?

Bayu Ardi Isnanto - detikHikmah
Selasa, 07 Jan 2025 08:45 WIB
Badai Milton menerjang daratan Florida, Amerika Serikat, pada Rabu (9/10) malam. Badai tersebut membawa angin kencang, hujan, serta gulungan badai.
Ilustrasi hujan badai. Foto: REUTERS/Jose Luis Gonzalez
Jakarta -

Sholat fardhu adalah ibadah yang wajib dilakukan tiap muslim yang telah memenuhi syarat dalam keadaan apa pun. Namun, Islam menetapkan keringanan untuk memudahkan sholat misal saat turun hujan.

Keringanan ini seperti kebolehan shalat di rumah, hingga menjamak sholat. Tentunya, tidak semua hujan membuat muslim mendapatkan keringanan sholat. Sejumlah ulama mensyaratkan kondisi tertentu yang harus terpenuhi.

Keringanan Sholat Saat Turun Hujan

Berikut ini sejumlah bentuk keringanan sholat saat turun hujan dan syarat-syaratnya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kebolehan Tidak Berjemaah di Masjid

Dikutip dari NU Online, sholat berjamaah di masjid memiliki keutamaan lebih, bahkan hingga 27 derajat. Namun ada keringanan yang didapatkan umat Islam jika terjadi hujan atau uzur lainnya.

Hal ini dijelaskan oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Al-Minhajul Qawim, bahwa:

ADVERTISEMENT

ู‚ูˆู„ู‡ (ุฃุนุฐุงุฑ ุงู„ุฌู…ุนุฉ ูˆุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ุงู„ู…ุทุฑ) ูˆุงู„ุซู„ุฌ ูˆุงู„ุจุฑุฏ ู„ูŠู„ุง ุฃูˆ ู†ู‡ุงุฑุง (ุฅู† ุจู„) ูƒู„ ู…ู†ู‡ู…ุง (ุซูˆุจู‡) ุฃูˆ ูƒุงู† ู†ุญูˆ ุงู„ุจุฑุฏ ูƒุจุงุฑุง ูŠุคุฐูŠ (ูˆู„ู… ูŠุฌุฏ ูƒู†ุง) ูŠู…ุดูŠ ููŠู‡ ู„ู„ุงุชุจุงุน

Artinya: "Uzur-uzur Jumat dan jamaah antara lain adalah hujan, salju dan dingin di malam atau siang hari, bila hujan atau salju tersebut membasahi pakaian atau cuaca dingin dalam tingkat parah yang menyakitkan, sementara ia tidak menemukan penutup yang dibuat berjalan, hal tersebut karena mengikuti Nabi."

2. Mengganti Sholat Jumat di Rumah

Hadits di atas juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengganti sholat Jumat dengan sholat Zuhur di rumah. Hal ini juga dijelaskan dalam hadits lain, seperti yang dijelaskan Syaikh DR. Alauddin Za'tari dalam Fikih Ibadah Madzhab Syafi'i.

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan jika terjadi hujan lebat, maka muazin dapat mengganti lafadz adzan "hayya alas sholah" dengan "sholluu fii buyuutikum"..

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู‘ูŽุงุณู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูู…ูุคูŽุฐู‘ูู†ูู‡ู ูููŠ ูŠูŽูˆู’ู…ู ู…ูŽุทููŠุฑู ุฅูุฐูŽุง ู‚ูู„ู’ุชูŽ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽู„ูŽุง ุชูŽู‚ูู„ ุญูŽูŠู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ู‚ูู„ู’ ุตูŽู„ู‘ููˆุง ูููŠ ุจููŠููˆุชููƒูู…ู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽูƒูŽุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ุงุณู’ุชูŽู†ู’ูƒูŽุฑููˆุง ุฐูŽุงูƒูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุชูŽุนู’ุฌูŽุจููˆู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุฐูŽุง ู‚ูŽุฏู’ ููŽุนูŽู„ูŽ ุฐูŽุง ู…ูŽู†ู’ ู‡ููˆูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ู…ูู†ู‘ููŠ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุฌูู…ูุนูŽุฉูŽ ุนูŽุฒู’ู…ูŽุฉูŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ููŠ ูƒูŽุฑูู‡ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ุฃูุฎู’ุฑูุฌูŽูƒูู…ู’ ููŽุชูŽู…ู’ุดููˆุง ูููŠ ุงู„ุทู‘ููŠู†ู ูˆูŽุงู„ุฏู‘ูŽุญู’ุถู

Artinya: "Dari Abdullah bin Abbas, ia berkata kepada muadzin pada hari hujan lebat: Jika engkau (selesai) mengucapkan: Asyhadu an laa ilaaha illallaah, asyhadu anna muhammadan Rasulullah, janganlah mengucapkan hayya alas sholah. Tetapi ucapkanlah sholluu fii buyutikum (sholatlah di rumah-rumah kalian). Manusia kemudian mengingkari hal itu, kemudian Ibnu Abbas berkata: Apakah kalian heran dengan itu?! Sungguh hal itu telah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku (Rasulullah SAW). Sesungguhnya shalat Jumat adalah kewajiban, (namun ada keringanan saat turun hujan lebat), dan aku tidak suka mengeluarkan kalian (dari rumah) hingga berjalan di tanah (basah) dan tempat yang licin." (HR Bukhari dan Muslim)

3. Jamak Sholat Ketika Hujan

Para imam besar telah menjelaskan tentang keringanan boleh menggabungkan sholat saat hujan. Berikut penjelasannya

a. Jamak Saat Hujan Menurut Imam Maliki

Dalam Fiqih Sunnah Jilid 1 oleh Sayyid Sabiq dijelaskan tentang sebuah hadits seputar jamak Sholat saat hujan. Hadits yang ditulis Abu Salamah bin Abdurrahman dalam Sunan-nya menyebutkan, "Termasuk sunnah Nabi SAW adalah menjamak shalat Maghrib dengan Isya apabila hujan turun dengan lebat." (HR Bukhari).

Mazhab Maliki menjelaskan kondisi hujan dalam hadits tersebut adalah yang terjadi pada malam hari, sehingga waktu sholat Maghrib dan Isya dapat dijamak. Akan tetapi jika hujan lebat turun di siang hari, maka sholat Zuhur dan Ashar tidak dapat dijamak.

b. Jamak Saat Hujan Menurut Imam Syafi'i

Berdasarkan mazhab Syafi'i, hujan dapat membuat seseorang boleh menjamak dua sholat jika masih terus berlangsung dari dimulainya bacaan takbiratul ihram pada sholat yang pertama hingga ketika memulai sholat yang kedua. Selain itu, menjamak dua sholat harus dilaksanakan pada sholat yang pertama dan hanya dilakukan di masjid.

"Apabila dia menjamak dua waktu shalat ketika hujan, dia mengerjakannya pada waktu shalat yang pertama dan tidak mengakhirkannya pada waktu shalat kedua. Selain itu, ia tidak boleh menjamak shalat pada saat muqim (tidak bepergian) dan ketika tidak turun hujan," demikian tulis Dr Asmaji Muchtar dalam buku Fatwa-fatwa Imam Asy-Syafi'i.

c. Jamak Saat Hujan Menurut Imam Hambali

Selanjutnya berdasarkan mazhab Hambali, menjamak sholat Maghrib dan Isya pada saat hujan turun hanya diperbolehkan jika ada faktor yang menghalanginya seperti, salju, lumpur, cuaca sangat dingin, dan hujan yang membasahi pakaian. Keringanan hanya dikhususkan bagi muslim yang bertempat tinggal jauh dari masjid.

Ulama al-Bahuti dalam kitab Kasyaful Qana juga berpendapat syarat hujan ini berlaku jika sedang dilanda badai salju dan ketika udara sangat dingin, lantaran keduanya dikatakan memiliki unsur kesamaan. Selain itu, sholat dilakukan seperti biasa di masjid. Wallahu a'lam.




(bai/row)

Hide Ads