Air zamzam merupakan air yang sangat terkenal dan dianggap istimewa oleh umat Islam. Selain melimpah dan tidak pernah habis, air yang sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim AS ini dipercaya memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan maupun keberkahan.
Dalam buku 13 Misteri di Kota Mekkah yang ditulis oleh Dedi, disebutkan bahwa kata "zamzam" dalam bahasa Arab berarti "yang banyak" atau "melimpah". Dalam syariat, air zamzam ini berasal dari sumur zamzam yang terletak sekitar 38 hasta dari Ka'bah.
Air ini dinamakan zamzam karena sesuai dengan arti namanya, air yang mengalir dalam sumur Zamzam sangat melimpah dan tidak pernah habis, meskipun setiap hari air tersebut diambil dan dibawa oleh umat Islam ke berbagai penjuru dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal Mula Munculnya Air Zamzam
Mengutip kisah dari sumber sebelumnya, berdasarkan riwayat Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya, dari Ibnu 'Abbas, bahwa suatu hari Nabi Ibrahim AS meninggalkan istrinya, Siti Hajar, dan anaknya, Ismail, di sekitar Ka'bah, tepatnya di dekat pohon besar yang berada di atas sumur ZamZam. Pada saat itu, Makkah masih sepi dan hanya mereka bertiga yang ada di tempat tersebut.
Setelah meletakkan kantong berisi kurma dan air, Nabi Ibrahim AS pun pergi. Hajar, yang merasa cemas, mengikuti langkah suaminya sambil bertanya, "Wahai Ibrahim, ke mana engkau pergi meninggalkan kami di tempat yang tidak ada seorang pun?" Pertanyaan itu ia ulangi, namun Nabi Ibrahim AS tidak menghiraukannya.
Akhirnya, Hajar bertanya lagi, "Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan ini?" Nabi Ibrahim menjawab, "Ya."
Mendengar jawaban itu, Hajar pun merasa tenang dan berkata, "Jika demikian, Allah tidak akan menyengsarakan kami."
Hajar kemudian kembali ke tempatnya, sementara Nabi Ibrahim AS melanjutkan perjalanannya.
Setibanya di Tsaniyah, sebuah jalan berbukit, Nabi Ibrahim AS menghadap ke arah Baitullah dan mengangkat kedua tangannya untuk berdoa,
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanaman, dekat dengan rumah-Mu yang dihormati. Ya Tuhan kami, agar mereka mendirikan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka, dan beri rizki mereka dari buah-buahan, semoga mereka bersyukur."
Sementara itu, Hajar yang sedang menyusui anaknya, Ismail, dan meminum air dari kantong yang dibawa, mendapati air tersebut habis. Anak kecilnya pun mulai menangis kehausan. Hajar merasa cemas dan, karena tidak tega melihat anaknya kehausan, ia memutuskan untuk mencari air.
Ia kemudian pergi menuju bukit Shafa, berdiri di atasnya, dan melihat sekelilingnya berharap menemukan seseorang, namun tidak ada.
Hajar kemudian turun dan melintasi lembah menuju bukit Marwa. Di atas bukit Marwa, ia kembali memandang ke sekelilingnya, namun juga tidak melihat siapa pun. Ia melakukannya sebanyak tujuh kali.
Ketika berada di bukit Marwa, Hajar mendengar suara, dan ia berkata dalam hati, "Diam!" Setelah mendengarnya dengan lebih jelas, ternyata suara tersebut berasal dari Malaikat Jibril.
Malaikat Jibril kemudian mengais tanah dengan kakinya (atau sayapnya, menurut riwayat lain), dan memukulnya. Dari tempat itu, muncullah pancaran air yang sangat deras.
Hajar pun segera menampung air tersebut dengan tangannya dan memasukkannya ke dalam wadah. Semakin banyak ia ambil, semakin deras air itu memancar. Ia pun meminum air tersebut dan memberikannya kepada putranya, Ismail.
Malaikat Jibril berkata kepadanya, "Jangan takut akan terlantar. Di sini akan dibangun Baitullah oleh anak ini (Ismail) bersama ayahnya. Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya." Beberapa waktu setelah kejadian itu, kabilah Jurhum yang sedang berada di lembah Makkah melihat burung-burung terbang berputar-putar. Mereka menduga ada air di sekitar tempat itu, lalu mereka mengirim utusan untuk memastikannya.
Setelah memastikan adanya air, mereka pun memberitahukan kepada orang-orang yang mengutusnya. Kabilah Jurhum kemudian datang dan meminta izin kepada Ummu Ismail untuk menetap di sana.
Ummu Ismail menyetujui dengan syarat mereka tidak berhak memiliki sumber air tersebut, dan kabilah Jurhum pun setuju.
Keutamaan Air Zamzam
Air zamzam yang dipancarkan oleh malaikat Jibril ini memiliki banyak keutamaan. Berikut adalah keutamaan air zamzam yang dikutip dari buku Mukjizat Penyembuhan Air Zam-zam susunan Badiatul Muchlisin Asti dan sumber sebelumnya.
1. Air Zamzam adalah Air Terbaik di Muka Bumi
Keutamaan air zamzam selanjutnya yaitu sebagai air terbaik di muka bumi dibanding dengan sumber air lainnya. Rasulullah SAW bersabda,
خَيْرُ مَاء عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ مَاءُ زَمْزَمَ، فِيْهِ طَعَامُ الطَّعْمِ ، وَشِفَاءُ السُّقْمِ
"Sebaik-baik air di muka bumi ini adalah air zamzam, di dalamnya ada makanan yang mengenyangkan dan obat yang menyembuhkan." (HR. Thabrani dan Ibnu Hibban).
Selain itu, Aisyah RA pernah berkata, "Rasulullah suka membawa air zamzam dalam botol. Kemudian air tersebut digunakannya untuk menyiram dan memberi minum orang-orang yang sakit."
2. Air Zamzam Tidak Akan Pernah Habis atau Kering Sepanjang Masa
Keutamaan air zamzam lainnya yang penuh keajaiban adalah air ini tidak pernah kering dan habis, meski telah berusia ribuan tahun, bahkan jika diambil dan dikonsumsi oleh jutaan manusia dari seluruh penjuru dunia sekali pun.
Seperti dalam kisah Abdul Muthalib ketika bermimpi mendapatkan perintah menggali mata air zamzam. Ketika itu, untuk ketiga kalinya, Abdul Muthalib bermimpi, dalam mimpinya ada seseorang yang menghampirinya dan berkata, "Galilah olehmu Zamzam!", maka Abdul Muthalib bertanya, "Apa itu Zamzam?".
Orang itu berkata, "la (Zamzam) adalah mata air yang tidak akan kering selamanya. la akan melayani minum para haji yang berjubel. la berada di antara kotoran dan darah. la terletak di tempat berkumpulnya burung-burung elang dan berada di dekat lubang semut."
Riwayat lain menunjukkan bahwa air zamzam adalah sumber yang kekal sampai hari Kiamat. Ad-Dahhak bin Muzahim berkata,
"Sesungguhnya Allah akan mengangkat air tawar sebelum hari Kiamat, dan semua air akan meresap selain air zamzam. Bumi akan terurai isinya, termasuk emas dan perak, kemudian seseorang akan datang membawa karung penuh emas dan perak seraya berkata, 'Siapakah yang mau menerima barang ini dariku?'. Kemudian seseorang berkata, 'Seandainya engkau bawakan kemarin, tentu aku akan menerimanya.'"
3. Memandang Air Zamzam Memiliki Nilai Ibadah
Dalam sebuah hadits, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
خَمْسٌ مِنَ الْعِبَادَةِ : النَّظَرُ إِلَى الْمَصَاحِفِ وَالنَّظَرُ إِلَى الْكَعْبَةِ وَالنَّظَرُ إِلَى الْوَالِدَيْنِ وَالنَّظَرُ فِي زَمْزَمَ وَهِيَ تُحِطُ الْخَطَايَا وَالنَّظَرُ فِي وَجْهِ الْعَالِمِ
"Ada lima perkara yang termasuk ibadah, yaitu: (1) memandang mushaf Al-Qur'an, (2) memandang Ka'bah, (3) memandang kedua orang tua (ibu-bapak), (4) memandang air zamzam, dan perkara tersebut akan menghapuskan dosa, (5) memandang wajah ulama." (HR. Addaruquthni dan An-Nasa'i).
Selain itu, Wahbah bin Munabbih juga berkata,
"Memandang air zamzam adalah ibadah jika ia bertujuan untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT, bukan pandangan biasa."
4. Dikabulkannya Doa ketika Minum Air Zamzam
Orang yang meminum air zamzam diberi kebebasan oleh Allah SWT untuk menentukan tujuan meminumnya, baik untuk kepentingan dirinya di dunia maupun kebaikan di akhirat.
Saat seseorang meminum air zamzam, di saat itulah doa mereka akan mustajab. Allah SWT akan mengabulkan apa saja yang menjadi niat peminumnya. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW,
مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ ، مَنْ شَرِبَهُ لِمَرَضِ شَفَاهُ اللَّهُ أَوْ لِجُوْعِ أَشْبَعَهُ اللَّهُ ، أَوْ لِحَجَةِ قَضَاهَا اللَّهُ.
"Air zamzam tergantung (niat) untuk apa ia diminum. Barangsiapa meminumnya untuk menyembuhkan penyakit, niscaya Allah akan menyembuhkan penyakitnya, atau untuk mengganjal rasa lapar, niscaya Allah akan membuatnya kenyang, atau untuk suatu hajat (keperluan), niscaya Allah akan memenuhinya." (HR. Ad-Dailami).
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda,
"Hendaklah orang yang berpuasa berbuka dengan air zamzam; jika tidak sempat (hendaklah berbuka) dengan kurma. Dengan demikian sebab-sebab yang diharapkan sebagai sumber ijabah akan menjadi banyak."
5. Penangkal Lapar dan Obat
Ibnul Qayyim berkata, "Aku dan selain diriku telah mengalami perkara yang ajaib tatkala berobat dengan air zamzam. Dengan izin Allah, aku telah sembuh dari beberapa penyakit yang menimpaku. Aku juga menyaksikan seseorang yang telah menjadikan air zamzam sebagai makanan selama beberapa hari, sekitar setengah bulan atau lebih. la tidak mendapatkan rasa lapar, ia melaksanakan thawaf sebagaimana manusia yang lain. Ia telah memberitahukan kepadaku bahwa ia terkadang seperti itu selama empat puluh hari. Ia juga mempunyai kekuatan untuk berjima', berpuasa dan melaksanakan thawaf."
Beliau menambahkan, "Ketika berada di Makkah, aku mengalami sakit dan tidak ada tabib dan obat (yang dapat menyembuhkannya). Aku pun mengobatinya dengan meminum air zamzam dan membacakan atasnya berulangkali (dengan al-Fatihah), kemudian aku meminumnya. Aku mendapatkan kesembuhan yang sempurna. Aku pun menjadikannya untuk bersandar ketika mengalami rasa sakit, aku benar-benar banyak mengambil manfaat darinya."
Abu Dzar al Ghifari berkata, "Selama 30 hari, aku tidak mempunyai makanan kecuali air zamzam. Aku menjadi gemuk dan lemak perutku menjadi sirna. Aku tidak mendapatkan dalam hatiku kelemahan lapar."
Selain itu, dari Hammam, dari Abi Jamrah ad-Duba`i, ia berkata, "Aku duduk bersama Ibnu 'Abbas di Makkah, tatkala demam menyerangku. Ibnu 'Abbas mengatakan, dinginkanlah dengan air zamzam, karena Rasulullah mengatakan, sesungguhnya demam adalah dari panas Neraka Jahannam, maka dinginkanlah dengan air atau air zamzam."
Itulah keutamaan air zamzam sebagai air terbaik di muka bumi bagi umat manusia. Wallahu a'lam.
(inf/inf)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah