Bani Israil yang Menyia-nyiakan Nikmat Manna dan Salwa

Bani Israil yang Menyia-nyiakan Nikmat Manna dan Salwa

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Minggu, 22 Des 2024 14:00 WIB
Woman hands praying for blessing from god on sunset background
ilustrasi nabi Foto: iStock
Jakarta -

Allah SWT mengaruniakan kepada Bani Israil makanan yang paling baik yaitu manna dan salwa. Konsumsi keduanya tidak membahayakan kesehatan dan rasanya sangat nikmat.

Bani Israil dilanda kelaparan setelah Nabi Musa AS memukulkan tongkatnya ke laut, kemudian laut terbelah menjadi beberapa bagian sehingga masing-masing bagian yang terkuak airnya terhimpun seperti gunung yang tinggi.

Selanjutnya, Bani Israil mulai menyeberanginya hingga mereka sampai ke tepian pantai yang lain. Firaun yang mengejar Nabi Musa AS tenggelam, sementara Nabi Musa dan Bani Israil diselamatkan oleh Allah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengingkaran Bani Israil atas Karunia Allah

Hamid Ahmad Ath-Thahir dalam buku Kisah-kisah dalam Al-Qur'an untuk Anak, menjelaskan bahwa Nabi Musa AS kemudian memerintahkan Bani Isra'il untuk sujud syukur kepada Allah, namun mereka berkata, "Sesungguhnya kami letih, wahai Musa. Kami tidak akan sujud sekarang."

Demikianlah, umat Yahudi itu lupa akan karunia Allah yang diberikan kepada mereka, dan sikap ini selalu menjadi kebiasaan mereka.

ADVERTISEMENT

Musa dan kaumnya Bani Israil kemudian berjalan di gurun pasir Sinai yang luas, lalu mereka bertemu dengan satu kaum yang menyembah berhala. Mereka berkata, "Wahai Musa, buatlah untuk kami berhala yang dapat kami sembah seperti berhala mereka itu."

Allah SWT telah menganugerahkan banyak kenikmatan kepada Bani Israil namun mereka menyia-nyiakannya. Salah satunya ketika diberi manna dan salwa.

Dikutip dari buku Pelajaran Hidup dari Kisah-kisah Musa yang ditulis Abdullah bin Muhammad As-Saleh Al-Mu'taz disebutkan bahwa keduanya (manna dan salwa) merupakan sebagian dari karunia Allah kepada kaum Musa AS sehingga memakan keduanya itu sama dengan bersyukur kepada Allah.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 7 yang berbunyi,

وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَاَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوٰى ۗ كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ ۗ وَمَا ظَلَمُوْنَا وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ ٥٧

Artinya: "Kami menaungi kamu dengan awan dan Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri."

Ini mengingatkan kita bahwa ketika seseorang menjanjikan sesuatu kepada Anda dan Anda setuju, seakan-akan Anda sudah masuk dalam perjanjian tersebut.

"Di sebelah kanan gunung itu." Di tempat Musa menerima wahyu langit. Sebuah tempat yang jauh di gurun sahara yang tidak ada tumbuhan dan air sama sekali.

Oleh karena itu, Allah memberikan jaminan kepada mereka berupa makanan yang menopang hidup mereka sebagaimana dijelaskan dalam surah Thaha ayat 80,

يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ قَدْ اَنْجَيْنٰكُمْ مِّنْ عَدُوِّكُمْ وَوٰعَدْنٰكُمْ جَانِبَ الطُّوْرِ الْاَيْمَنَ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوٰى ٨٠

Artinya: "Wahai Bani Israil, sungguh Kami telah menyelamatkanmu dari musuhmu, mengadakan perjanjian denganmu (untuk bermunajat) di sebelah kanan gunung itu (gunung Sinai), dan menurunkan kepadamu manna dan salwa."

Apa Itu Manna dan Salwa?

Imam Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi menggambarkan, manna adalah cairan putih mirip madu, jatuh seperti tetesan kristal menyerupai embun di atas daun. Pada pagi hari, mereka mengumpulkannya menjadi makanan yang manis.

Salwa adalah burung yang bentuknya mirip burung puyuh. Allah menyediakan bagi mereka segala keperluan yang menopang hidup mereka dengan makanan berbahan gula yang manis dan burung yang enak tanpa perlu bersusah payah.

Bahkan mereka melihat semua itu sudah disediakan di hadapan mereka. Sehingga yang tinggal mereka lakukan adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat itu. Namun mereka justru protes.

Mereka berkata, "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja.

Makanan yang mereka mintakan kepada Allah, yaitu bawang merah, bawang putih, mentimun, dan kacang adas itu lebih rendah kualitasnya daripada manna. Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 61,

وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ࣖ ٦١

Artinya: "(Ingatlah) ketika kamu berkata, "Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah." Dia (Musa) menjawab, "Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta." Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas."




(lus/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads