Dalam Al-Qur'an, Allah SWT dengan jelas menyebutkan berbagai jenis dosa yang harus dihindari oleh umat-Nya. Setiap dosa tersebut memiliki dampak buruk bagi kehidupan di dunia dan akhirat, disertakan pula balasan yang setimpal dari dosa-dosa yang diperbuat.
Namun, Allah SWT menurunkan berbagai firman-Nya yang berkaitan dengan dosa tidak hanya menggunakan satu kata saja. Dalam Al-Qur'an, beberapa jenis dosa disebutkan dengan nama atau istilah tertentu. Lalu, apa saja nama dosa yang tercantum dalam Al-Qur'an tersebut? Berikut di antaranya.
5 Nama Dosa yang Tercantum dalam Al-Qur'an
Mengutip buku 16 Dosa Meninggalkan Salat Wajib yang disusun oleh Ahmad Zacky El-Shafa, berikut adalah istilah-istilah yang digunakan untuk menyebutkan dosa yang tercantum dalam Al-Qur'an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Al-Itsm
Kata al-itsm dan berbagai bentuk turunannya, tercatat sebanyak 44 kali sebagai salah satu nama dosa yang tercantum dalam Al-Qur'an, menurut perhitungan Muhammad Fuad 'Abd Al-Baqi. Menurut Lewis Ma'luf, kata al-itsm bermakna "mengerjakan sesuatu yang tidak halal atau dilarang oleh agama."
Dalam pandangannya, makna al-itsm sangat luas, mencakup segala amal yang dilarang dalam agama. Namun, Al-Qur'an tidak selalu menggunakan kata al-itsm untuk merujuk pada segala hal yang dilarang agama. Sebagai contoh, perbuatan seperti zina, yang juga dilarang agama, lebih sering disebut dengan kata fahisyah.
Sementara itu, Al-Raghib Al-Asfahani, seorang pakar bahasa Al-Qur'an, memberikan pemahaman yang berbeda tentang al-itsm. Menurutnya, al-itsm merujuk pada perbuatan-perbuatan yang menghalangi seseorang untuk meraih pahala. Dengan demikian, al-itsm adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang menghalangi tercapainya kebaikan atau pahala.
Dalam Al-Quran, terdapat dua tindakan yang dapat dikategorikan sebagai al-itsm, yakni meminum khamar dan bermain judi, seperti yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 219,
يَسْأَلُونَكَ عَن الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِن نَّفْعِهِمَا وَيَسْتَلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
Arab Latin: yas'alûnaka 'anil-khamri wal-maisir, qul fîhimâ itsmung kabîruw wa manafi'u lin-nâsi wa itsmuhumâ akbaru min-naf'ihimâ, wa yas'alûnaka mâdzâ yunfiqûn, qulil-'afw, kadzâlika yubayyinullâhu lakumul-âyâti la'allakum tatafakkarûn
Artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, 'Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa (al-itsm) keduanya lebih besar dari manfaatnya.' Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, 'yang lebih dari keperluan.' Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir."
Jadi, al-itsm diartikan sebagai sesuatu yang menghambat perbuatan baik dan mendatangkan bahaya. Misalnya, seseorang yang meminum khamar atau berjudi bisa mengganggu aktivitas positif, merusak kesehatan jasmani dan rohani, serta menimbulkan perbuatan-perbuatan negatif lainnya.
Dari berbagai penggunaan kata al-itsm dalam Al-Qur'an, terlihat bahwa kata ini digunakan pada pelanggaran yang memiliki dampak buruk dalam kehidupan individu dan masyarakat.
2. Al-Zanb
Selanjutnya, nama dosa yang tercantum dalam Al-Qur'an adalah al-zanb. Kata ini disebut sebanyak 48 kali dalam berbagai bentuk kata turunan. Menurut Lewis Ma'luf, kata al-zanb mengandung makna sesuatu yang selalu menyertai dan tidak pernah terpisah.
Kata "zanab" juga digunakan dalam hubungan dengan binatang, seperti dalam ungkapan "zanab al-hayawan" yang berarti ekor binatang. Ekor binatang terletak di bagian belakang, dekat dengan tempat keluarnya kotoran, sehingga istilah dari ekor ini menggambarkan sesuatu yang rendah atau hina. Ungkapan "zanab al-qawm" menggambarkan masyarakat yang terbelakang.
Kata al-zanb yang diterjemahkan sebagai dosa dalam bahasa Indonesia, digunakan untuk menunjukkan perbuatan-perbuatan yang mengandung nilai kehinaan dan keterbelakangan, mirip dengan posisi ekor binatang yang dekat dengan tempat keluarnya kotoran.
Salah satu di antara penyebutan kata ini dalam Al-Qur'an adalah surah Ali Imran ayat 35. Dalam surah ini, kata al-zanb mengacu pada perbuatan dosa besar, termasuk zina.
Tindakan lain yang dikatakan al-zanb oleh Al-Quran adalah mengubur hidup-hidup anak perempuan, seperti yang dilakukan masyarakat jahiliah. Tindakan mereka disebutkan dalam surah At-Takwir ayat 9,
بِاَيِّ ذَنْۢبٍ قُتِلَتْۚ
Arab Latin: bi'ayyi dzambing qutilat
Artinya: "Karena dosa apa dia dibunuh,"
Mendustakan ayat-ayat Allah SWT juga dikaitkan dengan kata al-zanb, seperti terdapat dalam surah Al-Anfal ayat 54,
........كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَغْرَقْنَآ اٰلَفِرْعَوْنَۚ. وَكُلٌّ كَانُوْا ظٰلِمِيْنَ
Arab Latin: kadzdzabû bi'âyâti rabbihim fa ahlaknâhum bidzunûbihim wa aghraqnâ âla fir'aûn. wa kullung kânû dhâlimîn
Artinya: "Maka, Kami membinasakan mereka disebabkan oleh dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan pengikut Fir'aun (bersamanya). Semuanya adalah orang-orang zalim."
Dari sekian banyak ayat yang mengadung kata al-zanb dalam Al-Quran, dapat dipahami bahwa kata al-zanb digunakan untuk menyebut dosa-dosa terhadap Allah SWT dan sesama manusia.
3. Al-Khith'u
Al-Khit'u merupakan bentuk kata kerja lampau (madhi) dari kata khāti'a. Penggunaan kata "khāti'a fi dinih" berarti mengikuti jalan yang salah, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Al-Raghib Al-Asfahani mengartikan kata al-khith'u sebagai melenceng dari arah yang sebenarnya.
Kata al-khith'u dalam Al-Quran, menurut perhitungan Muhammad Fu'ad Abd Al-Baqi, disebutkan sebanyak 22 kali. Salah satu ayat yang menggunakan kata al-khith'u adalah dalam surah Al-Isra' 31,
وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا
Arab Latin: wa lâ taqtulû aulâdakum khasy-yata imlâq, naḫnu narzuquhum wa iyyâkum, inna qatlahum kâna khith'ang kabîrâ
Artinya: "Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar."
Dalam ayat ini, kata al-khith'u digabungkan dengan kata kabīran (besar). Kata kabīran ini berfungsi sebagai sifat yang menjelaskan al-khith'u, sehingga gabungan keduanya berarti dosa besar. Dengan demikian, kata al-khith'u dalam ayat ini dapat diterjemahkan sebagai dosa besar ketika digabungkan dengan kata kabīran.
Dari berbagai ayat Al-Quran yang menggunakan kata al-khith'u, dapat dipahami bahwa kata ini digunakan untuk menyebut dosa yang cukup beragam, baik yang berkaitan dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia.
4. Al-Sayyi'at
Kata al-sayyi'āt juga termasuk dalam salah satu nama dosa yang tercantum dalam Al-Qur'an. Menurut perhitungan Muhammad Fu'ad 'Abd Al-Baqi, kata ini beserta segala bentuk kata turunannya muncul sebanyak 167 kali dalam Al-Quran.
Al-Raghib Al-Asfahani mengartikan al-sayyi'āt sebagai segala sesuatu yang dapat menyusahkan manusia, baik dalam urusan keduniaan maupun akhirat, serta yang berkaitan dengan masalah kejiwaan atau jasmani. Hal ini bisa meliputi hilangnya harta benda, kedudukan, atau kehilangan orang-orang yang disayangi.
5. Al-Su'
Nama dosa yang tercantum dalam Al-Qur'an terakhir adalah al-su'. Kata al-su', merujuk pada perbuatan-perbuatan yang buruk atau disandingkan pada keburukan, seperti menjadikan setan sebagai teman dalam surah An-Nisa ayat 38,
......وَمَنْ يَّكُنِ الشَّيْطٰنُ لَهٗ قَرِيْنًا فَسَاۤءَ قَرِيْنًا
Arab Latin: ......wa may yakunisy-syaithânu lahû qarînan fa sâ'a qarînâ
Artinya: ".......Siapa yang menjadikan setan sebagai temannya, (ketahuilah bahwa) dia adalah seburuk-buruk teman."
Kata al-su', juga banyak digunakan untuk menyebut dosa besar, seperti zina dalam surah Al-Isra ayat 32,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا
Arab Latin: wa lâ taqrabuz-zinâ innahû kâna fâḫisyah, wa sâ'a sabîlâ
Artinya: "Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk."
Contoh lainnya yaitu membunuh anak perempuan hidup-hidup. Seperti dalam surah An-Nahl ayat 59,
......اَيُمْسِكُهٗ عَلٰى هُوْنٍ اَمْ يَدُسُّهٗ فِى التُّرَابِۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ
Arab Latin: .......a yumsikuhû 'alâ hûnin am yadussuhû fit-turâb, alâ sâ'a mâ yaḫkumûn
Artinya: "......Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah, alangkah buruk (putusan) yang mereka tetapkan itu!"
Selain itu, banyak digunakan pula kata al-su' dalam Al-Quran yang tidak secara jelas mengarah pada dosa besar atau kecil.
(inf/inf)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Cara Praktis Buka 8 Pintu Rezeki Sesuai Ajaran Al-Qur'an