Tahlilan merupakan sebuah kebiasaan, bukan amalan atau sunnah yang dianjurkan secara syariat. Kegiatan tahlilan sebenarnya adalah sebuah tradisi bagi masyarakat Indonesia.
Mengutip buku Kumpulan Ceramah dan Doa untuk Berbagai Acara oleh Gamal Komandoko dijelaskan, makna tahlil secara bahasa adalah membaca lafal Laa ilaaha illallaah (tidak ada Tuhan sesembahan melainkan hanya Allah semata). Sementara dalam istilah sosio-kultural di Indonesia, tahlil merupakan sebuah acara seremoni sosial keagamaan untuk memperingati dan sekaligus mendoakan orang yang telah meninggal dunia.
Dalil Tahlilan
Salah satu zikir yang dapat dibacakan saat tahlilan telah tertuang dalam sebuah hadis. Berikut hadis yang menjelaskan mengenai tahlil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ ". قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا ؟ قَالَ : " أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Artinya: Dari Abi Hurairah RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda: Perbaruilah iman kalian. Para sahabat bertanya, "Bagaimana kami memperbarui iman kami ya Rasulullah?" Beliau Menjawab: "Perbanyaklah mengucapkan La Illaaha Illahllah".
Pengertian Tahlilan
Mengutip buku Al-Qur'an dan Kehidupan (Aneka Living Qur'an dalam Masyarakat Adat) karya M. Rahmad Azmi, tahlilan diambil dari kata dasar tahlil yang kemudian ditambah dengan imbuhan 'an' sehingga menjadi tahlilan. Kata tahlil dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar yang berasal dari kata "Hallala-Yuhallilu-Tahlil" yang artinya adalah lafal "lailaihaillallah" yang artinya tidak ada Tuhan kecuali Allah SWT.
Sodik Supriyanto, dkk. dalam Studi Analisis Living Qur'an terhadap Tradisi Masyarakat Linggoasri memaparkan, tahlilan adalah salah satu tradisi Islam yang saat ini masih dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia.
Tradisi tahlilan merupakan tradisi yang bernilai ibadah dan memiliki dampak sosial yakni menyambung silaturahmi antar warga sekitar.
Tahlilan merupakan salah satu ibadah bagi umat Islam, dalam amalan ini terdapat banyak doa-doa, dzikir, sholawat, bacaan surat Yasin untuk memohon hajat tertentu dan mendoakan orang yang sudah meninggal dunia. Tahlilan umumnya dilakukan untuk mendoakan sanak keluarga yang meninggal dunia.
Biasanya tahlilan dihelat pada tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari setelah orang meninggal dunia. Tahlilan juga biasa digelar untuk acara silaturahmi warga sekitar, untuk sekedar kumpul bersama sambil berdoa mengharapkan keselamatan atau hajat tertentu.
Dalam buku Ayah Ibu Kubangunkan Surga Untukmu : Amalan-amalan Dahsyat Untuk Orangtua yang sudah Meninggal karya Muhammad Abdul Hadi, tradisi tahlilan juga digelar untuk acara-acara tertentu seperti acara ruwahan, akhir Sya'ban, akhir Ramadan, selamatan pernikahan, selamatan aqiqah, walimatus safar, maulid, isra mi'raj, selamat tujuh bulanan kehamilan, dan lain sebagainya.
Hukum Menggelar Tahlilan
Masih merujuk buku karya Muhammad Abdul Hadi, hukum digelarnya tahlilan dijelaskan oleh KH. Abdul Manan A. Ghani, seorang kiai yang menjadi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ia mengatakan bahwa bacaan ayat-ayat Al-Qur'an yang dihadiahkan untuk mayat menurut pendapat mayoritas ulama adalah boleh dan pahalanya bisa sampai kepada mayat yang dituju. Hal ini berdasarkan atas pendapat Imam Syafi'i yang berkata, bahwa disunnahkan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an kepada mayat dan jika sampai khatam Al-Qur'an maka akan lebih baik.
Imam Al-Qurtubi memberikan penjelasan terkait dalil yang dijadikan dasar oleh banyak ulama tentang sampainya doa kepada orang yang meninggal.
Rasulullah SAW pernah membelah pelepah kurma yang kemudian ditancapkan di atas kuburan dua sahabatnya. Sambil meletakkan pelepah kurma tersebut, Rasulullah SAW bersabda, "Semoga ini dapat meringankan keduanya di alam kubur sebelum pelepah ini menjadi kering."
Melalui peristiwa dan hadits tersebut, Imam al-Qurtubi kemudian berpendapat, bahwa jika pelepah kurma saja dapat meringankan beban orang yang meninggal, bagaimana dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an yang dikirimkan oleh anak-anak si mayit dan teman-temannya? Tentu saja bacaan-bacaan Al-Qur'an tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar.
Abul Wali Ibnu Rusyd mengatakan, "Seseorang yang membaca ayat Al-Qur'an dan menghadiahkan pahalanya kepada mayat, maka pahala tersebut sampai kepada mayat tersebut."
Tahlilan adalah salah satu cara memberikan hadiah kepada mayit. Dalam hadits riwayat Aisyah RA,
Seseorang mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam, lalu berkata: "Hai Rasulullah. Sesungguhnya ibuku meninggal dalam keadaan tiba-tiba, dan belum berwasiat. Saya rasa seandainya sebelum meninggal dia sempat berbicara, dia akan bersedekah. Apakah dia mendapatkan pahala jika saya bersedekah untuknya?" Rasul bersabda: "Ya".
Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa menolong mayyit dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan dzikir, maka Allah memastikan surga baginya." "Bersedekahlah kalian untuk diri kalian dan orang-orang yang telah mati dari keluarga kalian dan orang-orang yang telah mati dari keluarga kalian walau hanya air seteguk. Jika kalian tidak mampu dengan itu, bersedekahlah dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Jika kalian tidak mengerti Al-Qur'an, berdoalah untuk mereka dengan memintakan ampunan dan rahmat. Sungguh, Allah telah berjanji akan mengabulka doa kalian."
Dalam hadits memang tidak disebutkan secara eksplisit tentang tahlilann, namun nilai-nilai yang ada di tradisi tahlilan termuat dalam hadits tersebut. Wallahu 'alam.
Bacaan Tahlil
Susunan bacaan tahlil didasarkan pada dalil dan ijtihad ulama sehingga dapat dipastikan tahlil bukan suatu perbuatan bidah. Zikir yang dapat dibacakan telah diriwayatkan oleh Imam Ar-Rahmi yang berbunyi:
ﻗﺎﻝ اﻟﺮﻫﻮﻧﻲ ﻭاﻟﺘﻬﻠﻴﻞ اﻟﺬﻱ ﻗﺎﻝ ﻓﻴﻪ اﻟﻘﺮاﻓﻲ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻌﻤﻞ ﻫﻮ ﻓﺪﻳﺔ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ ﺳﺒﻌﻴﻦ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓ ﺣﺴﺒﻤﺎ ﺫﻛﺮﻩ اﻟﺴﻨﻮﺳﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻫﺬا اﻟﺬﻱ ﻓﻬﻤﻪ ﻣﻨﻪ اﻷﺋﻤﺔ
Artinya: Imam Ar-Rahmi berkata: "Tahlil yang dikatakan oleh al-Qarafi yang dianjurkan untuk diamalkan adalah doa fidyah La ilaha illallah sebanyak 70.000 kali, sesuai yang disebutkan as-Sanusi dan lainnya. Inilah yang dipahami oleh para Imam".
Bacaan Tahlil
لا إله إلا الله
Latin: Lā ilāha illa l-Lāh.
Artinya: Tiada Tuhan selain Allah SWT.
Bacaan doa tahlil lengkap bisa klik linknya di sini.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan