Arti Allahummagfirlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fuanhu dalam Ucapan Belasungkawa

Arti Allahummagfirlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fuanhu dalam Ucapan Belasungkawa

ilham fikriansyah - detikHikmah
Jumat, 01 Nov 2024 13:15 WIB
Ilustrasi berdoa setelah sholat dhuha
Ilustrasi berdoa. Foto: Fuad Hasim/detikcom
Jakarta -

Ketika ada seorang muslim yang meninggal dunia, biasanya keluarga, sahabat, hingga saudara akan mengucapkan belasungkawa. Nah, ucapan belasungkawa yang populer adalah "innalillahi wa inna ilaihi raji'un" yang merupakan kalimat istirja.

Namun, ada juga sebagian umat muslim yang menambahkan kalimat "allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu" setelah kalimat istirja. Jadi, ucapan belasungkawanya menjadi "innalillahi wa inna ilaihi raji'un allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu."

Lantas, apa arti "allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu" dalam ucapan belasungkawa? Lalu bagaimana cara penulisannya yang benar? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tulisan Allahumma Firlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fuanhu

Agar tidak salah dalam menuliskan kalimat "allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu" simak cara penulisannya di bawah ini beserta Latin dan artinya:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

ADVERTISEMENT

Latin: Allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu.

Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, berilah keselamatan kepadanya, dan ampunilah dosanya."

Apabila digabung dengan kalimat istirja yakni innalillahi wa inna ilaihi raji'un, berikut cara penulisannya beserta tulisan Arab, Latin, dan artinya:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رٰجِعُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Latin: Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu.

Artinya: "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, berilah keselamatan kepadanya, dan ampunilah dosanya."

Arti Allahumma Firlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fuanhu

Sebenarnya, ucapan belasungkawa Islami "innalillahi wa inna ilaihi raji'un, allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu" terdiri dari dua kalimat. Agar lebih jelas simak di bawah ini:

1. Kalimat Istirja

Kalimat belasungkawa dalam Islam yang umum diucapkan, yakni "innalillahi wa inna ilaihi raji'un" merupakan kalimat istirja. Kalimat tersebut berasal dari kalam Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 156:

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan 'Innalillahi wa inna ilaihi raji'un' (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali)."

Dalam buku Fiqih Doa dan Dzikir Jilid 2 oleh Syaikh Abudrrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, kalimat istirja sepatutnya diucapkan oleh umat muslim saat terkena musibah. Kalimat itu mengandung makna bahwa seluruh urusan termasuk musibah yang menimpanya akan dikembalikan kepada Allah SWT.

Kalimat "innalillahi wa inna ilaihi raji'un" mengandung makna kebaikan dan keberkahan, sehingga hati umat muslim yang terkena musibah menjadi tenang, jiwa lebih tentram, dan perasaan hatinya kembali tenang. Umat muslim yang senantiasa ikhlas dan bersabar akan diberikan kebaikan saat di dunia ataupun di akhirat kelak.

Kalimat istirja tersebut juga pernah diajarkan Rasulullah SAW. Dalam hadits yang diriwayatkan Muslim, Ummu Salamah RA berkata, "Aku pernah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ ، فَيَقُولُ : { إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي ، وَأَخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا ، إِلَّا أࣤجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ ، وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

Artinya: "Tiada seorang hamba yang mendapat musibah, lalu dia mengucapkan (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali). Ya Allah SWT, berilah aku pahala disebabkan musibahku ini dan gantilah ia dengan yang lebih baik dari pada-Nya melainkan Allah memberinya pahala atas musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik daripadanya."

Lalu, Ummu Salam RA kembali berkata, "Ketika Abu Salamah wafat, aku pun mengucapkan seperti yang diperintahkan oleh Rasul SAW kepadaku. Maka Allah SWT menggantikan untukku yang lebih baik darinya, (yakni menikah dengan) Rasulullah SAW." (HR Muslim)

2. Berdoa untuk Jenazah

Kalimat kedua pada ucapan belasungkawa tersebut merupakan doa yang ditujukkan untuk orang meninggal, yakni "allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu."

Doa tersebut biasanya dibacakan saat salat jenazah setelah takbir ketiga. Kalimat " allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu" berisi permohonan ampun dan keselamatan dari orang yang masih hidup kepada yang telah meninggal dunia.

Dalam buku Ringkasan Fiqih Mazhab oleh Musthafa Dib Al-Bugha, hadits shahih menjelaskan doa tersebut dirawikan Muslim dari Auf bin Malik Al-Asyja'i RA. Beliau berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW (pada saat beliau salat jenazah) membaca doa:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ ...

Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, berilah keselamatan dan ampunilah dosanya, ... (sampai akhir doa)."

Auf bin Malik Al-Asyja'i RA lalu melanjutkan, "Karena doa Rasulullah SAW untuk jenazah itu (begitu mengena), aku membayangkan diriku adalah jenazah (yang disalatkan) itu." (HR Muslim)

Perlukah Menambah Kalimat Allahumma Firlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fuanhu?

Sebagian umat muslim ada yang menambahkan kalimat "allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu" saat mengucapkan belasungkawa kepada umat muslim yang wafat. Namun, perlukah menambah kalimat tersebut?

Imam Nawawi dalam bukunya berjudul Al-Adzkar mengatakan, tidak ada kalimat apapun yang dilarang untuk diucapkan saat menyampaikan belasungkawa ketika seorang muslim meninggal dunia. Selama ucapan tersebut mengandung kebaikan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam, maka diperbolehkan.

Sedangkan dalam buku Fiqih Sunnah oleh Sayyid Sabiq, diperbolehkan untuk mengucapkan kalimat apapun saat menyampaikan duka cita. Asalkan ucapan tersebut bisa menghibur dan meringankan kesedihan keluarga yang ditinggalkannya.

Namun, akan lebih baik jika mengucapkan kalimat belasungkawa yang pernah diajarkan Nabi Muhammad SAW. Dalam riwayat Bukhari dari Usamah bin Zaid RA, ucapan belasungkawa yang dicontohkan Rasulullah SAW yaitu:

إِنَّ للَّه مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ

Arab latin: Innallaha maa akhadza wa lahu a'tha wa kullun 'indahu bi-ajalin musamman faltashbir waltahtassib.

Artinya: "Sungguh bagi Allah apa yang Dia ambil dan bagi-Nya apa yang Dia beri, dan segala sesuatu di sisi-Nya berdasarkan ketetapan yang telah ditentukan, hendaklah engkau bersabar dan mengharapkan pahala." (HR Bukhari)

Demikian arti "allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu" dalam kalimat belasungkawa untuk umat muslim. Semoga bermanfaat!




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads