Sifat Syukur Nabi Nuh AS Disebutkan dalam Al-Qur'an

Sifat Syukur Nabi Nuh AS Disebutkan dalam Al-Qur'an

Devi Setya - detikHikmah
Rabu, 30 Okt 2024 06:30 WIB
Kisah Nabi Nuh AS dan pengikutnya yang mengajarkan banyak pesan moral
Ilustrasi Nabi Nuh Foto: Getty Images/iStockphoto/rudall30
Jakarta -

Nabi Nuh AS termasuk sebagai nabi yang paling sabar dan paling banyak bersyukur. Ia diutus untuk membawa ajaran Allah SWT kepada kaum yang zalim, namun kesabaran dan rasa syukurnya kemudian menjadikan ia sebagai sosok mulia.

Sifat syukur Nabi Nuh AS termaktub dalam Al-Qur'an surat Al Isra ayat 3. Allah SWT berfirman,

ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوْحٍۗ اِنَّهٗ كَانَ عَبْدًا شَكُوْرًا

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "(Wahai) keturunan orang yang Kami bawa bersama Nuh. Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur."

Mengutip buku Kisah Para Nabi yang ditulis Imam Ibnu Katsir, dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Nabi Nuh AS selalu mengucapkan rasa syukurnya kepada Allah SWT atas makanan, minuman, pakaian, dan segala hal yang terkait dengan dirinya.

ADVERTISEMENT

Imam Ahmad meriwayatkan, dari Abu Usamah, dari Zakaria bin Abi Zaidah, dari Said bin Abi Burdah, dari Anas bin Malik , ia berkata, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba yang mengucapkan syukur setelah memakan sesuatu dan mengucapkan syukur setelah meminum sesuatu."

Hadits yang sama juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, melalui Abu Usamah.

Dalam keterangan lain yang bersumber dari kalangan Tabi'in seperti Qatadah As-Sadusi, Ibrahim An-Nakha'i, dan lainnya. Nabi Nuh selalu membaca basmalah ketika memakai pakaian, dan membaca hamdalah ketika melepasnya. Ia juga membaca basmalah ketika makan dan membaca hamdalah ketika selesai.

Apabila Nabi Nuh minum, maka ia akan membaca hamdalah sambil mengucap: "Segala puji hanya milik Allah yang telah memberiku minum dalam keadaan memiliki nafsu minum, dan merasakan nikmatnya, dan sehat."

Nabi Nuh AS juga menjadi nabi pertama yang mengucapkan Bismillah. Dijelaskan dalam Tafsir Qashashi karya Syofyan Hadi, nabi yang pertama kali mengucapkan bismillah adalah Nabi Nuh AS dan umatnya saat hendak memasuki kapal.

Hal ini dijelaskan dalam surat Hud ayat 41,

وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: Dia (Nuh) berkata, "Naiklah kamu semua ke dalamnya (bahtera) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Syukur merupakan ungkapan terima kasih yang disampaikan seorang hamba atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Rasa syukur dapat menggerakkan seseorang dalam berbuat taat, baik ketaatan yang terkait dengan hati, terkait dengan ucapan, dan juga ketaatan yang terkait dengan perbuatan. Ungkapan rasa syukur itu harus dilakukan dengan ekspresi dari hati, ucapan maupun perbuatan.

Dalam sebuah syair disebutkan, "Aku bersyukur atas semua kenikmatan yang diberikan, dengan tiga cara, melalui tanganku, lisanku, dan hatiku."

Usia Nabi Nuh AS

Kisah paling masyhur tentang Nabi Nuh AS adalah yang menceritakan bahtera besar yang menyelamatkan orang-orang beriman dari azab banjir bandang.

Masih merujuk buku Ibnu Katsir, Ahli Kitab berpendapat bahwa ketika Nabi Nuh menaiki kapalnya, ia berusia enam ratus tahun, seperti juga yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas.

Ibnu Abbas juga berpendapat demikian, hanya ada penambahan: "Lalu Nabi Nuh menjalani hidup selama 350 tahun setelah itu."

Namun riwayat ini diragukan. Jika tidak mungkin riwayat ini digabungkan dengan dalil Al-Qur'an maka riwayat ini tidak benar, karena Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa Nabi Nuh menetap bersama kaumnya setelah ia diutus sebagai Rasul dan sebelum terjadinya bencana banjir selama seribu tahun kurang lima puluh.

Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an surat Al Ankabut ayat 14,

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ ٱلطُّوفَانُ وَهُمْ ظَٰلِمُونَ

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.

Apabila riwayat dari Ibnu Abbas yang menyebutkan bahwa Nabi Nuh diangkat sebagai Rasul pada usia 480 tahun, lalu ia hidup setelah terjadinya bencana banjir selama 350 tahun, maka jika digabungkan semuanya usia Nabi Nuh menjadi 1.780 tahun.

Adapun mengenai makamnya, Ibnu Jarir dan Al-Azraqi meriwayatkan dari Abdurrahman bin Sabith atau ulama tabi'in lainnya secara mursal bahwa makam Nabi Nuh terdapat di dalam Masjidil Haram.

Ini adalah riwayat paling kuat dan paling diunggulkan daripada riwayat yang disebutkan oleh sejumlah ulama kontemporer, bahwa makamnya itu terletak di sebuah lahan di suatu negeri yang dikenal pada saat ini bernama Karki Nuh. Lahan tersebut diwakafkan dan dibangun sebuah masjid untuk menandakan makam tersebut.

Wallahu a'lam




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads