Bukan Ka'bah, Ini Kiblat Pertama Umat Islam

Bukan Ka'bah, Ini Kiblat Pertama Umat Islam

Devi Setya - detikHikmah
Senin, 07 Okt 2024 19:15 WIB
The place where Muslims visit for pilgrimage and umrah. Kaaba, Mecaa
Ka'bah Kiblat Umat Islam Foto: Getty Images/iStockphoto/Abdulkadir ARSLAN
Jakarta -

Baitul Maqdis menjadi kiblat pertama umat Islam. Di zaman Rasulullah SAW, umat Islam salat menghadap ke arah Masjid Al Aqsa di Baitul Maqdis.

Arah kiblat kemudian berpindah ke arah Ka'bah di Makkah atas perintah Allah SWT. Peristiwa perpindahan arah kiblat ini terjadi di Masjid Qiblatain yang terletak di Quba.

Dalam buku Strategi Shalahuddin Al-Ayyubi dalam Penaklukan Baitul Maqdis 570-583 H karya Amir Sahidin, Rasulullah SAW dan umat Islam salat menghadap Baitul Maqdis selama kurun waktu 16 bulan. Hingga akhirnya turun perintah Allah SWT untuk mengubah arah kiblat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa ini diceritakan melalui hadits riwayat Bara bin Azib, dia berkata, "Aku salat bersama Nabi SAW menghadap Baitul Maqdis selama 16 bulan hingga turun ayat tersebut dalam surat Al Baqarah ayat 144." (HR Muslim)

Dalam surat Al-Baqarah ayat 144, Allah SWT berfirman,

ADVERTISEMENT

Ω‚ΩŽΨ―Ω’ Ω†ΩŽΨ±ΩŽΩ‰Ω° ΨͺΩŽΩ‚ΩŽΩ„Ω‘ΩΨ¨ΩŽ ΩˆΩŽΨ¬Ω’Ω‡ΩΩƒΩŽ فِى Ω±Ω„Ψ³Ω‘ΩŽΩ…ΩŽΨ§Ω“Ψ‘Ω Ϋ– ΩΩŽΩ„ΩŽΩ†ΩΩˆΩŽΩ„Ω‘ΩΩŠΩŽΩ†Ω‘ΩŽΩƒΩŽ Ω‚ΩΨ¨Ω’Ω„ΩŽΨ©Ω‹ ΨͺΩŽΨ±Ω’ΨΆΩŽΩ‰Ω°Ω‡ΩŽΨ§ ۚ ΩΩŽΩˆΩŽΩ„Ω‘Ω ΩˆΩŽΨ¬Ω’Ω‡ΩŽΩƒΩŽ Ψ΄ΩŽΨ·Ω’Ψ±ΩŽ Ω±Ω„Ω’Ω…ΩŽΨ³Ω’Ψ¬ΩΨ―Ω Ω±Ω„Ω’Ψ­ΩŽΨ±ΩŽΨ§Ω…Ω ۚ ΩˆΩŽΨ­ΩŽΩŠΩ’Ψ«Ω Ω…ΩŽΨ§ كُنΨͺُمْ ΩΩŽΩˆΩŽΩ„Ω‘ΩΩˆΨ§ΫŸ ΩˆΩΨ¬ΩΩˆΩ‡ΩŽΩƒΩΩ…Ω’ Ψ΄ΩŽΨ·Ω’Ψ±ΩŽΩ‡ΩΫ₯ Ϋ— وَΨ₯ΩΩ†Ω‘ΩŽ Ω±Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ†ΩŽ أُوΨͺُوا۟ ٱلْكِΨͺَٰبَ Ω„ΩŽΩŠΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…ΩΩˆΩ†ΩŽ Ψ£ΩŽΩ†Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ω±Ω„Ω’Ψ­ΩŽΩ‚Ω‘Ω مِن Ψ±Ω‘ΩŽΨ¨Ω‘ΩΩ‡ΩΩ…Ω’ Ϋ— ΩˆΩŽΩ…ΩŽΨ§ Ω±Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ψ¨ΩΨΊΩŽΩ°ΩΩΩ„Ω ΨΉΩŽΩ…Ω‘ΩŽΨ§ ΩŠΩŽΨΉΩ’Ω…ΩŽΩ„ΩΩˆΩ†ΩŽ

Arab-Latin: Qad narā taqalluba waj-hika fis-samā`, fa lanuwalliyannaka qiblatan tarḍāhā fa walli waj-haka syaαΉ­ral-masjidil-αΈ₯arām, wa αΈ₯aiαΉ‘u mā kuntum fa wallα»₯ wujα»₯hakum syaαΉ­rah, wa innallaΕΌΔ«na α»₯tul-kitāba laya'lamα»₯na annahul-αΈ₯aqqu mir rabbihim, wa mallāhu bigāfilin 'ammā ya'malα»₯n

Artinya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

Masjid Al Aqsa merupakan kiblat pertama umat Islam untuk mengerjakan salat, sedangkan Masjidil Haram merupakan kiblat kedua.

Peristiwa Perpindahan Arah Kiblat

Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam bukunya yang berjudul Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 1 menjelaskan bahwa sebelumnya, kaum Yahudi merasa senang mengetahui kaum muslim salat menghadap Baitul Maqdis, demikian juga ahli kitab lainnya.

Kemudian Allah SWT memindahkan arah kiblat yang sebelumnya ke arah Baitul Maqdis menjadi ke arah Ka'bah.

Dalam kejadian ini, turunlah sebuah ayat yang di dalamnya terkandung hikmah serta pelajaran bagi barisan kaum muslim. Allah SWT berfirman sebagaimana termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 149-152, yang artinya:

"Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk. Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al Baqarah: 149-152)

Imam Al Baidhawi berkata dalam tafsirnya: "Tidaklah kami menjadikan Baitul Maqdis sebagai kiblatmu, melainkan untuk mengetahui siapa yang mengikuti Rasulullah SAW dan siapa yang membelot. Dan untuk menguji manusia supaya kami mengetahui siapa-siapa yang mengikutimu dan melaksanakan salat, serta mengetahui siapa yang meninggalkan agamanya da tetap teguh kepada kiblat nenek moyangnya. Atau agar kami mengetahui yang mengikuti Rasulullah dan siapa yang tidak mengikutinya. Bagi siapa saja yang menolak maka dia akan musnah. Jadi artinya yang pertama, tidaklah kami melakukan hal itu kecuali untuk mengetahui orang yang tetap memeluk Islam dan orang yang membelot disebabkan iman mereka yang lemah."

Dalam tafsir Ibnu Katsir, diriwayatkan dari Ibnu Umar, "Ketika manusia melaksanakan salat subuh di Quba maka datanglah kepada seseorang, dia berkata, "Sesungguhnya telah turun kepada Rasulullah ayat Al-Qur'an pada malam hari, beliau diperintahkan untuk menghadap ke arah Ka'bah, maka seketika itu juga mereka beralih dari arah Syam ke arah Ka'bah."

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ketika arah kiblat Rasulullah dipindah ke arah Ka'bah, mereka bertanya, "Wahai Rasulullah SAW bagaimana dengan saudara-saudara kami yang telah meninggal dunia sedangkan mereka salat menghadap Baitul Maqdis?" Maka Allah menurunkan ayat, "Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia." (QS Al Baqarah:143)




(dvs/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads