Berkata Dusta Termasuk Tanda Orang Munafik, Ini Dalilnya

Berkata Dusta Termasuk Tanda Orang Munafik, Ini Dalilnya

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Selasa, 01 Okt 2024 06:30 WIB
Business man carrying white mask to his body indicating Business fraud and faking business partnership
Ilustrasi orang munafik. Foto: Ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Selain menggunjing, perbuatan maksiat atau dosa yang dapat muncul dari lisan adalah berdusta. Orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda orang munafik.

Dikutip dari buku Wanita Dambaan Surga karya Muhammad Syafi'ie el-Bantanie, dusta adalah salah satu penyakit lisan yang harus dihindari. Islam mengajarkan untuk berkata dan bersikap jujur dalam pergaulan dan menghindari kebohongan meskipun dalam perkara yang dianggap remeh.

Dusta sebagai tanda orang munafik dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadits. Allah SWT berfirman dalam surah Munafiqun ayat 1,

اِذَا جَاۤءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللّٰهِۘ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗۗ وَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَكٰذِبُوْنَۚ ۝١

Artinya: "Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Nabi Muhammad), mereka berkata, "Kami bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar utusan Allah." Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar utusan-Nya. Allah pun bersaksi bahwa orang-orang munafik itu benar-benar para pendusta."

Adapun dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati dan bila diamanati dia berkhianat." (HR Muslim)

Rasulullah SAW telah memberitahukan kepada para sahabat tentang dosa besar, salah satunya perkataan dusta. Sebab, dusta merupakan sumber segala kesalahan. Orang yang berdusta akan terus berdusta untuk menutupi kebohongan-kebohongannya agar tidak terbongkar, begitu seterusnya.

Orang yang sering berdusta tidak akan mendapatkan hasil yang baik, karena mereka kehilangan kepercayaan dari orang lain. Ketika bertemu banyak orang, orang-orang tersebut akan menghindar, baik secara halus maupun terang-terangan.

Orang-orang juga memandangnya seperti tipu daya di padang pasir, seseorang yang kehausan mengira ada air, namun saat mendekat, ternyata tidak ada apa-apa. Di akhirat, para pendusta akan mendapati tempat yang rendah di sisi Allah SWT.

Rasulullah SAW menegaskan, "Kebohongan itu menyeret kepada keburukan, dan keburukan menyeret kepada neraka. Seseorang yang terus berbohong dan terus mencari-cari kebohongan, hingga ia dimasukkan dalam kelompok para pembohong di sisi Allah." (HR Bukhari dan Muslim)

Dijelaskan dalam buku Fitnah Dajjal & Ya'juj dan Ma'juj karya Lilik Agus Saputro, neraka sudah dipersiapkan untuk siapa pun semua yang suka berdusta.

Jika seseorang mampu berkata benar walaupun pahit, Allah SWT akan memiliki rencana sendiri untuk memudahkan segalanya. Akan tetapi ketika setiap obrolan dipenuhi dengan berbohong, Allah SWT sudah menyiapkan neraka untuk dirinya.

Orang-orang yang suka berdusta juga merupakan pengikut Dajjal. Dajjal menyukai sifat manusia yang suka berdusta. Sebab, keberadaan Dajjal di dunia tidak lain adalah membuat kebodohan.

Ia melakukan segala hal untuk mengelabui umat manusia agar mereka percaya dan mau menjadi pengikutnya. Kelak Dajjal mengaku dirinya Nabi dan Tuhan.




(kri/kri)

Hide Ads