Biografi Ibnu Firnas, Cendekiawan Muslim Pelopor Pesawat Terbang

Biografi Ibnu Firnas, Cendekiawan Muslim Pelopor Pesawat Terbang

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Sabtu, 28 Sep 2024 07:00 WIB
Ibnu Firnas
Patung Ibnu Firnas. Foto: Wikimedia
Jakarta -

Abbas Ibnu Firnas atau yang dikenal dengan nama Ibnu Firnas adalah sosok yang populer di dunia penerbangan. Cendekiawan muslim asal Eropa ini berhasil merancang pesawat terbang jauh sebelum Wright bersaudara.

Ibnu Firnas melakukan serangkaian riset demi mewujudkan impian bahwa manusia pun mampu terbang di angkasa seperti burung-burung di langit.

Biografi Ibnu Firnas

Dikutip dari buku 200 Tokoh Super Jenius Penemu dan Perintis Dunia karya Iswara Raditya, sosok jenius bernama lengkap Abbas Qasim Ibnu Firnas ini dilahirkan pada 810 M, di Izn-Rand Onda, Andalus (sekarang menjadi wilayah Ronda, Malaga, di Spanyol).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip buku Pengantar Hukum Udara dan Ruang Angkasa karya Saefullah Wiradipradja dan sumber sebelumnya, selain dikenal sebagai seorang penemu, Ibnu Firnas juga berprofesi sebagai ahli ilmu kimia, humanis, musisi, ahli ilmu alam, penulis puisi Arab, dan seorang penggiat teknologi.

Oleh para ilmuwan Barat, Ibnu Firnas lebih familier dengan panggilan Armen Firman. Ibnu Firnas hidup ketika Andalusia berada di bawah pemerintahan kekhalifahan Umayyah yang berkuasa pada periode 756 sampai dengan 1031 M.

ADVERTISEMENT

Penemuan Ibnu Firnas

Merangkum buku Ilmuwan-Ilmuwan Muslim karya Masood, Ibnu Firnas memiliki ketertarikan istimewa terhadap kaca. Salah satu temuannya yang berhasil adalah gelas minum dari kaca bening.

Gelas bening tanpa warna sudah ada sejak zaman Romawi tetapi Ibnu Firnas memanipulasi campurannya. Dia menciptakan kaca yang sedemikian beningnya hingga seakan-akan cairan di dalam gelas melayang tanpa penopang.

Kaca bening itu kemudian digunakan Ibnu Firnas untuk menciptakan lensa dengan tujuan membantu penglihatan dan membesarkan benda.

Salah satu ciptaannya yang banyak dibicarakan adalah ruangan simulasi langit. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah mesin besar yang memperlihatkan pergerakan planet. Orang-orang terpukau saat melihat bintang, awan, bahkan petir diciptakan dengan mekanisme yang tersembunyi di ruangan bawah tanah.

Namun yang paling terkenal dalam sejarah, Ibnu Firnas menjadi ilmuwan pertama pelopor pesawat terbang.

Awal Mula Penemuan Pesawat

Ibnu Firnas mengumumkan maklumat yang membuat geger warga Cordova. Ia menyatakan ingin melakukan uji coba terbang dengan memakai "sayap", yang terbuat dari jubah tanpa lengan dengan sanggahan kayu, yang dipasangkan di badannya dari menara Masjid Mezquita di Cordova

Meskipun mendapat cibiran dan sejumlah perasaan khawatir yang dialami dirinya, Ibnu Firnas tetap melakukan percobaan terbang itu dengan penuh percaya diri.

Dengan sayap buatannya itu, ternyata dia dapat terbang beberapa saat di udara, dan berhasil mendarat dengan memperlambat jatuhnya meskipun mengalami cedera. Alat yang digunakan Ibnu Firnas inilah yang kemudian dikenal sebagai parasut pertama di dunia.

Dari keberhasilannya tersebut, dia kembali melakukan serangkaian penelitian dan pengembangan konsep serta teori yang diadopsi dari gejala-gejala alam yang sering diperhatikannya.

Ketika usianya menginjak 65 tahun, Ibnu Firnas merancang sebuah mesin terbang dari sutera dan bulu elang seperti pesawat layang yang mampu membawa manusia. Dia menerbangkan penemuannya itu di Jabal Al-'Arus di kawasan Rusafa, Cordova, dengan mengundang masyarakat untuk langsung menyaksikan penerbangan bersejarahnya itu.

Penerbangan perdananya berjalan dengan sukses. Namun, karena cara pendaratannya yang kurang baik, Ibnu Firnas terhempas ke tanah bersama pesawat layangnya, hingga mengalami cedera punggung yang sangat parah. Dari kejadian itu, dia tidak mampu untuk melakukan uji coba berikutnya.

Akibat luka di punggungnya yang semakin parah, Ibnu Firnas akhirnya meninggal dunia.

Bagaimana pun juga, Ibnu Firnas telah berhasil merancang konsep pesawat layang yang akan sangat berguna bagi pengembangan pesawat terbang di masa-masa selanjutnya.

Keberhasilan Ibnu Firnas terbang dengan menggunakan sayap juga ditulis pada surat yang dibuat oleh sejarawan Maroko, Ahmed Mohammed Al-Maqqari, pada tahun 1632.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads