Surat Al-Baqarah merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur'an yang mengandung berbagai hikmah dan pelajaran. Di akhir surat ini, terdapat dua ayat yang sangat istimewa, yakni ayat 285 dan 286.
Ayat-ayat ini memiliki keutamaan luar biasa dalam kehidupan seorang Muslim, baik dari segi perlindungan, keberkahan, maupun kedekatan dengan Allah SWT. Dalam artikel ini, kita akan membahas keutamaan dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah beserta dalil yang mendukungnya.
Menurut buku Fiqih Doa dan Dzikir Jilid 2 karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Badr, dua ayat terakhir surat Al-Baqarah berfungsi sebagai penjaga dan pelindung manusia dari segala keburukan. Beberapa ulama juga berpendapat bahwa membaca dua ayat ini bisa menjadi sebab seseorang terbangun di malam hari untuk beribadah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadits Tentang Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah
Keutamaan dua ayat terakhir surat Al-Baqarah banyak disebutkan dalam berbagai hadits. Hadits mengenai dua ayat terakhir surat Al Baqarah itu terdapat dalam Al-Id'iyah fi Al-Qur'an Al-Karim, Tafsiruha wa Ma'aniha karya Syaikh Bakar Abdul Hafiz Al-Khulaifat yang diterjemahkan oleh Andi Muhammad Syahril.
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Hadits 1
Dari Abu Dzar RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Aku diberikan ayat-ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yang berasal dari sebuah perbendaharaan di bawah Arsy, yang tidak diberikan kepada seorang pun nabi sebelumku."
Hadits 2
Dalam riwayat Hudzaifah RA, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Allah mengutamakan kita di atas seluruh umat manusia dengan tiga hal. Aku diberikan ayat-ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yang berasal dari sebuah perbendaharaan di bawah Arsy, yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku maupun sesudahku."
Isi dan Kandungan Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah
Ayat 285
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ ٢٨٥
Arab latin: Amanarrasūlubimā unzilailaihi mirrabbihī walmu'minūn(a), kullun āmanabillāhi wamalā'ikatihī wakutubihī warusulih(ī), lā nufarriqu baina aḥadim-mirrusulih(ī), waqālū sami'nā wa aṭa'nā, gufrānaka rabbanā wailaikal-maṣīr(u).
Artinya: "Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): 'Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya,' dan mereka mengatakan: 'Kami dengar dan kami taat.' (Mereka berdoa): 'Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada-Mulah tempat kembali." (QS. Al-Baqarah: 285)
Dalam Tafsir Ibnu Kasir, ayat ini menegaskan keimanan Rasulullah SAW dan para sahabatnya terhadap ajaran Allah yang disampaikan melalui Al-Qur'an. Ayat ini juga mencerminkan prinsip-prinsip keimanan seorang Muslim, yakni beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.
Di dalamnya, terdapat pengakuan akan kesatuan risalah yang dibawa oleh para nabi, tanpa ada perbedaan antara mereka. Ayat ini juga mengajarkan pentingnya ketaatan kepada perintah Allah dan Rasul-Nya serta meminta ampunan kepada-Nya.
Ayat 286
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ ٢٨٦
Arab latin: Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu'ākhiżnā innasīnā au akhṭa'nā, rabbanā walā taḥmil 'alainā iṣran kamā ḥamaltahū 'alallażīna mingqablinā, rabbanā walā tuḥammilnā mā lā ṭā qatalanā bih(ī), wa'fu 'annā, wagfir lanā, warḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal qaumil-kāfirīn(a).
Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Pelindung kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS. Al-Baqarah: 286)
Dalam Tafsir Ibnu Kasir, ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak membebani seseorang melebihi kemampuan yang dimilikinya. Ini menjadi pengingat bahwa setiap ujian atau cobaan yang dihadapi seseorang telah disesuaikan dengan kapasitasnya. Ayat ini juga mengandung doa-doa permohonan ampunan, keringanan beban, dan perlindungan dari Allah, sekaligus menunjukkan betapa besar kasih sayang dan rahmat-Nya.
Keutamaan Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah
Dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah memiliki banyak keutamaan yang dijelaskan dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, di antaranya:
1. Perlindungan di Malam Hari
Dua ayat ini dianjurkan untuk dibaca pada malam hari sebelum tidur. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa membaca dua ayat terakhir dari Surat Al-Baqarah pada malam hari, maka itu akan mencukupinya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa dengan membaca dua ayat ini, seorang Muslim akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT sepanjang malam. Ini adalah bentuk penjagaan Allah terhadap hamba-Nya yang senantiasa mengingat-Nya melalui Al-Qur'an.
2. Sumber Cahaya dan Rahmat
Menurut sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, dua ayat terakhir dari Surat Al-Baqarah merupakan cahaya yang dibawa oleh malaikat kepada Rasulullah SAW saat Isra' Mi'raj.
Rasulullah SAW bersabda: "Aku diberi tiga hal: penutup surat Al-Baqarah, shalat lima waktu, dan ampunan untuk umatku yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun." (HR. Muslim).
Ayat-ayat ini menjadi sumber cahaya, rahmat, dan ampunan bagi umat Islam, serta menjadi pengingat pentingnya shalat dan tawakkal kepada Allah.
3. Diberikan Langsung dari Langit
Hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud menjelaskan bahwa dua ayat ini diturunkan langsung dari bawah Arsy, dan tidak ada satupun nabi yang mendapatkan hal serupa:
"Ketika Rasulullah di Mi'raj-kan, beliau menerima tiga hal; salah satunya adalah dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yang diberikan langsung dari bawah Arsy." (HR. Muslim).
Ini menegaskan betapa istimewanya dua ayat tersebut karena langsung diberikan kepada Rasulullah SAW dalam perjalanan spiritual yang sangat penting.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal