Apakah Roh Orang Meninggal Bisa Pulang ke Rumah?

Apakah Roh Orang Meninggal Bisa Pulang ke Rumah?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Kamis, 19 Sep 2024 06:30 WIB
Warga melakukan ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sukarame, Jumat (1/4/2022) pagi.
Ilustrasi kuburan sebagai tempat peristirahatan terakhir (Foto: Wisma Putra)
Jakarta -

Ketika seseorang wafat, maka rohnya akan dicabut hingga terpisah dari jasadnya. Setelahnya, apakah roh orang meninggal bisa pulang ke rumahnya di dunia?

Kematian adalah rahasia Allah SWT. Meski manusia lahir dengan takdir yang telah ditulis oleh Sang Khalik, hanya Dia-lah yang mengetahui secara pasti kapan manusia akan wafat.

Terkait roh sendiri disebutkan dalam surat Al Isra' ayat 85,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا ٨٥

Artinya: "Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, "Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit."

ADVERTISEMENT

Menukil dari Ar-Ruh li Ibnil-Qayyim oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah terjemahan Kathur Suhardi, terdapat dua macam roh, yaitu yang mendapat kenikmatan dan mendapat siksaan. Roh yang mendapat siksaan tidak bisa saling berkunjung dan bertemu serta mengingat apa saja yang terjadi di dunia.

Berbeda dengan roh yang mendapat kenikmatan. Mereka dapat berkunjung dan mengingat segala hal yang pernah terjadi di dunia.

Lantas, apakah roh orang meninggal bisa pulang ke rumah?

Bisakah Roh Orang Meninggal Pulang ke Rumah?

Mengutip dari buku Seni Menjemput Kematian tulisan Brilly El-Rasheed, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa roh orang meninggal berada di sekeliling rumahnya selama 40 hari. Riwayat ini berasal dari Abu Darda RA, Nabi SAW bersabda:

"Seseorang apabila meninggal, maka rohnya dibawa berputar-putar di sekeliling rumahnya selama satu bulan, dan di sekeliling makamnya selama satu tahun, kemudian roh itu dinaikkan ke suatu tempat di mana roh orang hidup bertemu dengan arwah orang mati." (Musnad al-Firdaus fi Ma'tsur al-li ad-Dailam)

Meski demikian, beberapa muhadditsin menyatakan bahwa hadits di atas termasuk lemah (dhaif). Sebagiannya menganggap hadits tersebut palsu (maudhu).

Namun, merujuk pada karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dikatakan bahwa roh orang meninggal bisa bertemu dengan roh orang yang masih hidup di dalam mimpi. Abu Abdullah bin Mandah menyebut dari Ibnu Abbas RA berkata, "Aku mendengar kabar bahwa roh orang-orang yang hidup dan yang sudah meninggal dapat saling bertemu kala tidur, lalu mereka saling bertanya. Kemudian Allah menahan roh orang yang sudah meninggal dan mengembalikan roh orang-orang yang masih hidup ke jasadnya."

Imam Malik dan imam-imam lainnya berkata, "Sesungguhnya roh dilepaskan dan bisa pergi ke mana pun dia suka. Roh-roh yang mati yang dijumpai orang dalam mimpi dan kedatangan roh-roh tersebut (dalam mimpi) dari tempat yang jauh kepada mereka adalah hal yang sudah biasa diketahui orang dan tidak pernah ada yang mempermasalahkannya."

Selain itu terdapat pula kisah tentang roh orang meninggal yang mengunjungi rumahnya di dunia pada malam Jumat. Kisah ini tercantum dalam kitab I'anatuthalibin Juz II oleh Al-'Allamah 'Abu Bakr Utsman bin Muhammad Syata al-Dimyathi al-Bakri yang dikutip dari NU Online.

وورد أيضا أن ارواح المؤمنين تأتى فى كل ليلة الى سماء الدنيا وتقف بحذاء بيوتها وينادى كل واحد منها بصوت خزين يااهل واقاربى وولدى يامن سكنوابيوتنا ولبسوا ثيابنا واقتسموا اموالنا هل منكم من أحد يذكرنا ويتفكرنا فى غربتنا ونحن فى سجن طويل وحصن شديد فارحمونا يرحمكم الله. ولاتبخلوا علينا قبل أن تصيروا مثلنا ياعباد الله ان الفضل الذى فى ايديكم كان فى ايدينا وكنا لاتنفق منه فى سبيل الله وحسابه ووباله علينا والمنفعة لغيرنا فان لم تنصرف اى الارواح بشيئ فتنصرف بالحسرة والحرمان وورد أيضا عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال مالميت فى قبره إلاكالغريق المغوث ينتظر دعوة تلحقه من ابنه او اخيه اوصديق له فاذا لحقته كانت أحب اليه من الدنيا ومافيها.

Artinya: "Diriwayatkan arwah orang-orang mukmin datang pada tiap malam ke langit dunia, dan berhenti di jurusan rumah-rumahnya dan berseru-seru dengan suara yang mengharukan seribu kali "Wahai keluargaku, sanak-saudara, dan anak-anakku, wahai kau yang mendiami rumah-rumahku, memakai pakaianku dan membagi-bagi hartaku. Apakah ada diantara kalian yang mengingat dan memikirkanku dalam pengasinganku ini dan aku berada dalam tahanan yang cukup lama dalam benteng yang kuat. Kasihanilah kami, maka Allah akan mengasihanimu. Janganlah kamu semua bakhil kepadaku sebelum kamu (berposisi) sepertiku. Wahai hamba-hamba Allah sesungguhnya apa yang kau miliki sekarang dulu juga (pernah) kumiliki, hanya saja dulu aku tidak membelanjakannya di jalan Allah, di mana pemeriksaannya dan bahayanya menimpaku sedang kegunaannya bermanfaat kepada orang lain."

Wallahu a'lam.




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads