5 Mukjizat Rasulullah SAW, Al-Qur'an jadi yang Terbesar

5 Mukjizat Rasulullah SAW, Al-Qur'an jadi yang Terbesar

Devi Setya - detikHikmah
Minggu, 15 Sep 2024 14:00 WIB
al-quran hikmah
Al-Qur'an sebagai Mukjizat Nabi Muhammad SAW Foto: Getty Images/iStockphoto/karammiri
Jakarta -

Rasulullah SAW dianugerahi mukjizat dari Allah SWT. Berbagai mukjizat ini membantu Rasulullah SAW dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam.

Dalam buku Menguak Tabir Mukjizat: Membongkar Rahasia Peristiwa Luar Biasa secara Ilmiah oleh Muhammad Baqiri Saidi Rousyan dijelaskan kata mukjizat adalah serapan dari bahasa Arab, mu'jizah yang artinya ketidaksanggupan, kelemahan dan juga memiliki arti akhir dari segala sesuatu.

Dalam istilah kalam dan tafsir, mukjizat adalah tindakan dahsyat di luar kelaziman atau kebiasaan. Mukjizat dianugerahkan kepada para utusan Allah SWT untuk membuktikan klaim kenabian dan risalah Ilahi mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semasa hidupnya, Rasulullah SAW memiliki berbagai mukjizat dengan mukjizat yang terbesar berupa Al-Qur'an.

5 Mukjizat Rasulullah SAW

1. Al-Qur'an

Menurut buku Al-Quran Sebagai Sumber Hukum karya Alik al Adhim dijelaskan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang diridai Allah SWT yang membawa lentera penerang hati bagi umatnya. Islam berpedoman pada Al-Qur'an yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Rasulullah SAW.

ADVERTISEMENT

Al-Qur'an menjadi pedoman hidup bagi manusia hingga hari akhir. Hal ini menjadi penegas bahwa Al-Qur'an merupakan kitab Allah SWT terakhir dan sebagai penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya.

Mengutip buku Mukjizat Al-Qur'an: Ditinjau Dari 40 Aspek Kemukjizatan oleh Badiuzzaman Said Nursi dijelaskan bahwa Al-Qur'an merupakan terjemahan azali bagi kitab alam semesta, interpretasi abadi bagi ayat-ayat kauniyah, penyingkap perbendaharaan nama-nama ilahi yang tersembunyi dalam lembaran langit dan bumi.

Al-Qur'an merupakan mentari dan pilar alam maknawi Islam, hikmah hakiki bagi manusia, dan pembimbing yang mengantar umat manusia menuju kebahagiaan.

Kitab-kitab Allah SWT yang turun sebelum Al-Qur'an bersifat parsial bukan global. Artinya hanya diperuntukkan bagi kaum Nabi yang mendapatkan waktu tersebut. Dengan kata lain, wahyu dalam kitab sebelum Al-Qur'an turun hanya untuk kaum yang ada pada waktu turunnya kitab.

Al-Qur'an memberikan makna dan hikmah bagi para pembaca dan orang-orang yang mau mempelajarinya. Setiap muslim wajib membaca, mempelajari, memahami dan mengamalkan isi Al-Qur'an.

2. Pohon yang Tunduk pada Rasulullah SAW

Dalam kitab Shahih Muslim, Jabir menceritakan sebuah kisah. Ia bercerita, mereka berjalan bersama Rasulullah SAW hingga berhenti di sebuah lembah yang luas.

Kemudian Rasulullah SAW pergi untuk membuang hajat. Jabir mengikuti beliau dengan membawa kantong berisi air.

Rasulullah SAW melihat ke sekeliling dan tidak menemukan sesuatu yang bisa dijadikan sebagai tabir. Di pinggir lembah, terdapat dua pohon, maka Rasulullah SAW menghampiri salah satu pohon dan meraih satu dahan sambil berkata,

"Menunduklah kepadaku dengan izin Allah SWT!"

Pohon itu pun menunduk di hadapan beliau seperti unta yang penurut. Kemudian beliau menghampiri pohon yang lain, lalu meraih sebuah dahan sambil mengatakan, "Menunduklah kepadaku atas izin Allah!"

Pohon itu pun menunduk di hadapan beliau, dan muncullah celah di antara kedua pohon itu. "Saling mendekatlah kalian kepadaku atas izin Allah!" kata Nabi SAW. Kedua pohon itu pun saling mendekat dan melekat.

3. Air Memancar dari Jemari Rasulullah SAW

Mengutip dari buku Mukjizat-Mukjizat Nabi Muhammad: Bukti-Bukti Keagungan Rasul Akhir Zaman karya Abdul Aziz bin Muhammad as-Salam, diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah.

Pada peristiwa Hudaibiyah, para sahabat mengalami kehausan, sementara Rasulullah SAW memegang sebuah bejana air dan sedang berwudhu. Semua orang memohon pertolongan kepada Rasulullah SAW.

Beliau bertanya, "Apa yang terjadi dengan kalian?"

Mereka menjawab, "Kami tidak memiliki sedikit pun air untuk berwudhu maupun minum, kecuali air yang ada di tanganmu itu."

Jabir menjelaskan, "Kemudian Nabi SAW meletakkan tangannya ke dalam bejana air itu, dan ternyata air memancar dari sela-sela jari beliau laksana mata air. Kami pun akhirnya bisa minum dan berwudhu."

Salim mengatakan, "Aku bertanya kepada Jabir: berapa orang kalian saat itu?"

Jabir menjawab, "Andai kami berjumlah 100 ribu orang, maka air itu cukup untuk 1.500 orang."

4. Pohon Kurma Merintih di Pelukan Rasulullah SAW

Dalam riwayat yang dituturkan Jabir RA, ia menyebutkan, seorang perempuan Anshar berkata kepada Nabi Muhammad SAW, "Wahai Rasulullah SAW, maukah engkau jika kubuatkan sesuatu yang bisa kau jadikan tempat duduk? Aku memiliki seorang budak yang juga seorang tukang kayu."

Rasulullah SAW menjawab, "Silakan jika engkau mau."

Kemudian wanita itu membuat mimbar untuk Rasulullah SAW. Ketika hari Jumat tiba, Rasulullah SAW duduk di atas mimbar yang baru dibuat itu.

Saat itulah, pohon kurma yang bisa menjadi tempat beliau menyampaikan khotbah menjerit hingga hampir pecah. Rasulullah SAW pun turun dari mimbar lalu memegang pohon kurma itu dan merangkulnya.

Dalam dekapan Rasulullah SAW, pohon kurma itu merintih seperti bayi yang ditimang agar berhenti menangis.

5. Menyembuhkan Sakit Ali RA

Ali bin Abi Thalib berkisah ia sedang mengeluh sakit. Kemudian ia bertemu Rasulullah SAW saat sedang mengucapkan kalimat, "Ya Allah, jika ajalku telah datang, maka berilah aku ketenangan. Jika masih belum saatnya, maka hilangkanlah sakitku. Dan jika ini adalah cobaan, maka berilah aku kesabaran!"

Rasulullah SAW bertanya, "Apa yang kau ucapkan?"

Ali pun mengulangi ucapanku itu. Rasulullah SAW lalu menyentuh Ali dan berdoa, "Ya Allah, berilah ia kesembuhan." Sejak saat itu, Ali mengaku tak lagi merasakan sakit.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Abu Abbas Sahl bin Sa'ad as Sa'idi RA, Rasulullah SAW bersabda pada Perang Khaibar,

"Aku pasti memberikan bendera ini esok hari kepada seseorang yang Allah akan memberikan kemenangan melalui kedua tangannya. Ia mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya dan ia juga dicintai Allah dan Rasul-Nya."

Malam harinya para sahabat becakap-cakap tentang siapa yang akan diberi bendera itu. Setelah pagi tiba, orang-orang pergi ke tempat Rasulullah SAW dengan berharap agar bendera itu diberikan kepadanya.

Kemudian beliau bersabda, "Di manakah Ali bin Abi Thalib?" Kepada beliau dikatakan, "Ya Rasulullah, ia sakit kedua matanya." Beliau bersabda lagi, "Bawalah ia kemari."

Ali dibawa menghadap Rasulullah SAW, kemudian beliau meludah ke kedua matanya dan mendoakan kesembuhannya, lalu ia pun sembuh seolah-olah tidak pernah sakit sebelumnya. Lalu beliau memberikan bendera itu kepadanya.

Ali RA berkata, "Ya Rasulullah, apakah aku wajib mmerangi mereka hingga mereka menjadi seperti kami?" Beliau menjawab, "Berjalanlah perlahan-lahan hingga engkau tiba di halaman perkampungan mereka. Kemudian ajaklah mereka itu untuk masuk Islam, dan beritahukanlah kepada mereka. Kemudian ajaklah mereka itu untuk masuk Islam dan beritahukanlah kepada mereka hak-hak Allah yang wajib atas mereka. Demi Allah, hidayah Allah kepada satu orang karena usahamu itu lebih baik bagimu dari memiliki unta-unta merah." (Muttafaq 'alaih)




(dvs/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads