Nabi Muhammad SAW menjalani masa kecil yang sulit. Ia hanya merasakan kasih sayang sang ibu sebentar saja. Nabi Muhammad SAW diasuh oleh beberapa orang setelah ibunya wafat.
Dalam sejumlah kitab Sirah Nabawiyah dikatakan, ayah Nabi Muhammad SAW yang bernama Abdullah meninggal dunia sebelum Nabi SAW lahir. Sementara sang ibu yang bernama Aminah binti Wahb wafat saat Nabi SAW berusia 6 tahun.
Pengasuh Nabi Muhammad SAW setelah Ibundanya Wafat
Setelah ibunya wafat, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh beberapa orang, satu di antaranya seorang budak. Masing-masing dari mereka memberikan kontribusi besar dalam membentuk Nabi Muhammad SAW menjadi seorang yang penuh kasih sayang, tangguh, dan penuh hikmah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sosok pengasuh Nabi Muhammad SAW setelah ibunya wafat.
1. Ummu Aiman
Menurut tradisi Arab, bayi yang baru lahir akan disusukan kepada ibu susu di desa. Nabi Muhammad SAW saat itu disusukan ke Tsuwaibah dan Halimah as-Sa'diyah. Setelah dikembalikan kepada ibundanya, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Ummu Aiman, seorang wanita keturunan Habasyah yang merupakan pelayan keluarga Abdullah, ayah Nabi SAW. Ummu Aiman telah bersama keluarga Nabi SAW sejak masa pernikahan Abdullah dan Aminah.
Setelah wafatnya Aminah, Ummu Aiman tetap merawat Nabi Muhammad SAW dengan penuh kasih sayang. Menurut Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, Ummu Aiman adalah salah satu figur ibu bagi Nabi Muhammad SAW dan hubungan mereka sangat erat.
Nabi SAW sering menyebut Ummu Aiman sebagai "ibuku setelah ibundaku". Hal ini menggambarkan betapa dekatnya hubungan emosional antara mereka berdua. Ummu Aiman terus berada di sisi Nabi Muhammad SAW hingga beliau dewasa.
Bahkan, setelah Nabi SAW menikah dengan Khadijah, Ummu Aiman masih sering membantu dalam urusan keluarga. Pengasuhan Ummu Aiman memberikan pengaruh besar dalam membentuk sifat penyayang Nabi SAW terhadap orang lain. Dikutip Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW karya Muhammad Husain Haekal, Nabi SAW sangat menghormati Ummu Aiman dan memastikan kesejahteraannya hingga akhir hayatnya.
2. Abdul Muthalib
Setelah ibunya wafat, Nabi muhammad SAW diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Abdul Muthalib adalah pemimpin suku Quraisy yang sangat dihormati di Makkah. Menurut Ar-Rahiq Al-Makhtum karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri yang diterjemahkan Hanif Yahya, Abdul Muthalib sangat mencintai Nabi Muhammad SAW.
Dikisahkan bahwa Abdul Muthalib sering mengajak Nabi SAW duduk bersamanya di depan Ka'bah, sebuah kehormatan besar bagi seorang anak kecil. Abdul Muthalib memberikan perhatian dan kasih sayang yang luar biasa kepada cucunya, bahkan ketika beliau sudah tua dan lemah.
Pengasuhan Abdul Muthalib berlangsung hingga Nabi SAW berusia delapan tahun, ketika Abdul Muthalib wafat. Sebelum wafat, Abdul Muthalib berwasiat kepada putranya, Abu Thalib, untuk melanjutkan pengasuhan terhadap Nabi Muhammad SAW. Wasiat ini kemudian dipatuhi dengan penuh tanggung jawab oleh Abu Thalib.
3. Abu Thalib
Setelah Abdul Muthalib wafat, tanggung jawab pengasuhan Nabi Muhammad SAW berpindah kepada pamannya, Abu Thalib. Abu Thalib, seorang pemimpin bani Hasyim yang sangat berpengaruh, merawat Nabi Muhammad SAW dengan penuh kasih sayang. Meskipun Abu Thalib tidak memiliki kekayaan yang melimpah, ia memastikan bahwa Nabi Muhammad SAW tumbuh dalam lingkungan yang penuh cinta.
Mengacu sumber sebelumnya, Abu Thalib melindungi Nabi Muhammad SAW dari segala ancaman, terutama setelah beliau diangkat menjadi Rasul.
Pengasuhan Abu Thalib berlangsung hingga Nabi SAW dewasa dan menikah. Abu Thalib terus melindungi Nabi Muhammad SAW dari ancaman Quraisy, bahkan ketika mereka menawarkan berbagai imbalan kepada Abu Thalib agar menghentikan dakwah Nabi SAW.
Kasih sayang Abu Thalib kepada Nabi Muhammad SAW begitu besar sehingga beliau tetap melindungi keponakannya hingga wafat, meskipun ia sendiri tidak pernah secara terbuka memeluk Islam.
Ibu Susu Nabi Muhammad SAW
Selain tiga pengasuh tersebut, ada dua ibu susu Nabi Muhammad SAW yang tetap menjalin hubungan baik dengan Nabi SAW. Mereka adalah Tsuwaibah dan Halimah as-Sa'diyah.
1. Tsuwaibah
Tsuwaibah adalah wanita pertama yang mengasuh dan menyusui Nabi Muhammad SAW. Menurut Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, Tsuwaibah adalah budak perempuan Abu Lahab yang diberi tanggung jawab untuk menyusui Nabi Muhammad SAW setelah kelahirannya. Selain Nabi Muhammad SAW, Tsuwaibah juga menyusui putranya sendiri yang bernama Masruh.
Hubungan Nabi SAW dengan Tsuwaibah tetap terjalin erat hingga Nabi SAW dewasa. Nabi Muhammad SAW selalu memperhatikan kesejahteraan Tsuwaibah dan keluarganya, meskipun ia merupakan budak dari musuh Islam, Abu Lahab. Nabi SAW menganggap Tsuwaibah seperti bagian dari keluarganya sendiri.
Tsuwaibah juga dikenang karena hubungan emosional yang terjalin antara dirinya dan Nabi SAW. Saat dewasa, Nabi Muhammad SAW sering memberikan bantuan kepada Tsuwaibah sebagai bentuk penghargaan atas perannya dalam merawat beliau di masa bayi. Nabi Muhammad SAW bahkan tetap berhubungan baik dengan keluarga Tsuwaibah hingga Tsuwaibah wafat.
2. Halimah as-Sa'diyah
Setelah mendapatkan ASI dari Tsuwaibah, Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh Halimah as-Sa'diyah. Halimah adalah seorang wanita dari suku Badui Bani Sa'd yang diakui memiliki kehidupan sederhana. Beliau adalah ibu susu Nabi Muhammad SAW yang dikenal dalam sejarah Islam sebagai sosok yang membawa berkah bagi keluarganya setelah merawat Nabi SAW.
Masih mengacu sumber sebelumnya, Halimah memutuskan menyusui Nabi Muhammad SAW karena berharap mendapatkan keberkahan, dan memang sejak itu keluarganya mengalami banyak kebaikan. Kehidupan Halimah dan keluarganya berubah drastis setelah kehadiran Nabi Muhammad, dari kelaparan menjadi kecukupan.
Halimah merawat Nabi Muhammad SAW hingga usia empat atau lima tahun sebelum mengembalikan beliau kepada ibundanya. Peran Halimah tidak hanya sebagai pengasuh fisik, tetapi juga memberikan lingkungan yang sehat bagi perkembangan fisik dan mental Nabi SAW. Pengasuhan di lingkungan Badui juga membentuk karakter beliau dalam hal ketangguhan dan kebijaksanaan.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza