Masjid Agung yang terletak di Kota Testour, Tunisia menyimpan jam kuno yang unik. Jarum jam berputar berlawanan arah, misteri yang belum terpecahkan hingga kini.
Dilansir dari Saudi Press Agency, Minggu (8/9/2024), jam unik tersebut telah membingungkan penduduk setempat dan pengunjung selama berabad-abad. Alasan di balik jam tak lazim itu masih menjadi bahan spekulasi. Beberapa penduduk setempat meyakini bahwa ini mungkin merupakan pilihan yang disengaja dengan makna budaya atau agama.
Penduduk lain mempercayai jam terbalik tersebut sebagai simbol kota dan sumber kebanggaan bagi mereka. Banyak juga yang percaya itu merupakan simbol koesksistensi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penduduk Kota Testour merupakan keturunan imigran Spanyol yang masuk Islam. Mereka memiliki sejarah menarik yang menjadi bukti warisan budaya mereka. Salah satunya pada jam tersebut.
![]() |
Asal-usul jam terbalik di Masjid Agung Testour dapat ditelusuri ke abad-17 ketika seorang imigran Andalusia bernama Mohammed Tagharinu memasang jam tersebut. Setelah rusak, jam tersebut mengalami pemugaran dalam beberapa tahun terakhir oleh Abdel Halim Koundi, seorang insinyur Tunisia yang nenek moyangnya termasuk di antara keluarga Andalusia yang mengungsi ke Testour.
Hasrat melestarikan warisan budaya mendorong Koundi melakukan tugas menantang untuk menghidupkan kembali jam tersebut. Upayanya ini dinilai tak hanya memulihkan sepotong sejarah di Tunisia tetapi juga memicu minat baru pada masa lalu kota yang unik.
Menurut catatan Museum With No Frontiers, Masjid Agung Testour memiliki dua halaman dengan ukuran berbeda. Halaman yang lebih besar terletak di utara dan yang lebih kecil di barat aula salat. Halaman yang besar dikelilingi serambi dengan lengkungan setengah lingkaran. Halamannya dilapisi ubin batu kapur antik yang direklamasi.
Masjid tersebut dilengkapi dua menara bersusun. Di bagian atas terdapat lentera dengan atap kayu piramida. Di keempat sudut menara persegi terdapat puncak silinder yang ditutupi ikon.
Presiden Masyarakat Pelestarian Medina Testour Rachid Soussi mengatakan arsitektur Testour dipengaruhi budaya Andalusia. Testour menjadi tempat berlindung bagi komunitas-komunitas agama yang diusir di bawah pemerintahan Raja Spanyol Philip III pada 1609.
"Arsitektur Testour sangat dipengaruhi oleh desain Andalusia, karena banyak penduduknya berasal dari Spanyol," kata Soussi dikutip dari Carthage Magazine, Minggu (8/9/2024).
Mereka mengimpor tradisi arsitektur Spanyol. Setiap atap dihiasi dengan susunan batu bata khas rumah-rumah Spanyol.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!