Sholawat Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad, Pujian untuk Rasulullah SAW

Sholawat Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad, Pujian untuk Rasulullah SAW

Devi Setya - detikHikmah
Jumat, 06 Sep 2024 09:30 WIB
Couple of glowing Moroccan ornamental lanterns on the table. Greeting card, invitation for Muslim holy month Ramadan Kareem, festive blue night background with glittering golden bokeh lights.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Tabitazn
Jakarta -

Bacaan sholawat Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad menjadi salah satu amalan yang punya banyak keutamaan. Sholawat ini bisa menjadi amalan setiap hari.

Sholawat ini memiliki makna doa dan pujian yang ditujukan kepada Rasulullah SAW. Doa ini disampaikan pada Allah SWT agar senantiasa mencurahkan rahmat kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Mengutip buku Kumpulan Shalawat Nabi Super Lengkap oleh Ibnu Watiniyah, dijelaskan sholawat artinya doa, memberi berkah dan ibadah. Secara istilah, sholawat memiliki makna ungkapan sanjungan. Sholawat juga berisi permohonan seorang hamba kepada Allah SWT melalui ungkapan mulia agar Allah SWT memuliakan Nabi Muhammad SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sholawat merupakan bentuk pengakuan atas kerasulan sekaligus kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat termasuk dalam bentuk ibadah dan memiliki keutamaan.

Dari Amir bin Rabi'ah, dari Nabi Saw, beliau bersabda, "Tidaklah seorang muslim yang bersholawat kepadaku kecuali para malaikat akan mendoakan kepadanya sebagaimana ia bersholawat kepadaku, maka ucapkanlah sholawat itu sedikit atau banyaknya." (HR Ibnu Majjah)

ADVERTISEMENT

Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa lupa bersholawat kepadaku, maka ia akan salah menempuh jalan ke surga."

Dalam buku Shalawat Populer: Esensi Shalawat Bagi Ummat Nabi Muhammad SAW yang disusun oleh Tuan Guru KH. Suhaidi Ghazali dan Dr. Shabri Shaleh Anwar, sholawat umat Nabi Muhammad SAW terhadap beliau merupakan pengakuan kerasulannya serta memohon syafaat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sholawat Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا وَنُوْرِ اْلأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Arab Latin: Allahumma sholli `ala Sayyidina Muhammadin thibbil qulubi wa dawa-iha wa `afiyatil abdani wa syifa-iha wa nuril abshori wa dhiya-iha wa `ala alihi wa shohbihi wa sallim.

Artinya: Ya Allah, curahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, sebagai obat hati dan penyembuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya dan sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya. Semoga sholawat dan salam tercurahkan pula kepada keluarga serta para sahabat-sahabatnya.

Waktu Tepat Bersholawat

Dalam buku Keajaiban Shalawat yang ditulis Kamarudin dijelaskan bahwa sholawat menjadi amalan yang dapat dikerjakan kapan saja dan di mana saja. Namun, ada beberapa riwayat yang menjelaskan waktu, tempat dan keadaan yang disyariatkan untuk bersholawat.

1. Sesudah Adzan

Rasulullah SAW bersabda, "Apabila kamu mendengar muadzin melantunkan adzan, sambutlah ucapannya. Sesudah selesai menyambut adzan, maka bersholawatlah untukku." (HR Muslim)

2. Masuk dan Keluar Masjid

Rasulullah SAW bersabda, "Apabila masuk ke masjid, ucapkanlah salam kepadaku. Sesudah itu, hendaklah membaca 'Allahummaftah li abwaba rahmati (Wahai Tuhanku, bukakanlah untukku segala pintu rahmatmu). Dan apabila hendak keluar, hendaklah membaca Allahumma ini as'aluka min fadhlika (Wahai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu limpahan rahmat-Mu." (HR Abu Dawud)

3. Sesudah Membaca Tasyahud Akhir

Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang kamu bertasyahud dalam salat, hendaklah mengucapkan "Allahhumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa shallaita 'alaa Ibraahim, wa 'alaa aali Ibraahim. Wabaarik 'alaa Muhammad, wa 'alaa aali Muhammad, kamaa baarakta 'alaa Ibraahim, wa 'alaa aali Ibraahim." (HR Baihaqi)

4. Saat Salat Jenazah

Imam Syafi'i menjelaskan, "Sunnah Nabi SAW dalam melaksanakan salat jenazah ialah bertakbir pada permulaannya, sesudah itu membaca Al-Fatihah dengan tidak mengeraskan suara, kemudian sesudah takbir kedua membaca sholawat, sesudah bersholawat bertakbir lagi, takbir yang ketiga. Sesudah takbir yang ketiga ini membaca doa dengan penuh keikhlasan untuk jenazah. Dalam salat jenazah tidak dibacakan surah (ayat-ayat Al-Qur'an). Sesudah itu, bertakbir lalu memberi salam dengan suara yang tidak dikeraskan."

5. Permulaan dan Akhir Doa

Rasulullah SAW bersabda, " Doa itu berhenti antara langit dan bumi, tidak naik sedikitpun sehingga engkau bersholawat kepada Nabimu." (HR Turmudzi)




(dvs/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads