Niat Mandi Besar Lengkap dengan Tata Caranya

Niat Mandi Besar Lengkap dengan Tata Caranya

Diky Darmanto - detikHikmah
Senin, 26 Agu 2024 20:50 WIB
mandi wajib ramadhan
Ilustrasi mandi besar (Foto: Getty Images/iStockphoto/Ekaterina79)
Jakarta -

Niat mandi besar dibacakan bila seorang muslim ingin melakukan mandi besar atau mandi junub, setelah melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan hadas besar terjadi. Mandi besar dilakukan dengan cara mengguyur air ke seluruh tubuh.

Menurut buku Aku Sudah Gede karya Nurul Ghomaria, perbedaan mandi besar dengan mandi biasa adalah mandi besar didahului dengan niat, dan cara mandi pun mengikuti aturan-aturan tertentu, sehingga berbeda dengan mandi biasa.

Mandi besar wajib dilakukan seseorang sesudah mengalami kondisi tertentu, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 6

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ٦

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur."

ADVERTISEMENT

Niat Mandi Besar, Arab, Latin, dan Artinya

Menurut arsip detikHimah dijelaskan bahwa niat mandi besar harus disesuaikan dengan penyebabnya. Di bawah ini beberapa niat mandi besar yang bisa dibacakan ketika ingin melaksanakan mandi junub.

1. Niat Mandi Hadas Besar setelah Berhubungan Badan

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhol lillaahi ta'aala.

Artinya: "Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta'ala."

2. Niat Mandi Hadas Besar setelah Haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْحَيْضِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anin haidhi lillaahi ta'aala

Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan haid karena Allah Ta'ala."

3. Niat Mandi Hadas Besar setelah Melahirkan

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْوِلَادَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anin wilaadati lillaahi ta'aala

Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan wiladah karena Allah Ta'ala."

4. Niat Mandi Hadas Besar setelah Nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ النِّفَاسِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anin nifaasi lillaahi ta'aala

Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan nifas karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Mandi Besar

Menurut buku Tuntunan Lengkap Shalat Wajib, Sunah, Doa, dan Zikir karya Zakaria R. Rachman, inilah tata cara mandi wajib sesuai hadits Nabi Muhammad SAW.

1. Niat ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala

Para ulama menjelaskan bahwa niat berfungsi untuk membedakan antara kebiasaan dan ibadah. Dalam konteks mandi, niat diperlukan untuk membedakan mandi biasa dari mandi ibadah, sesuai dengan hadis yang ada.

"Dari Umar Ibnu Khattab RA saat ia di atas mimbar,"

Beliau berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya semua pekerjaan itu disertai dengan niatnya" (HR. Bukhari)

2. Membasuh kedua tangan

Berdasarkan hadis dari Aisyah RA, "Dari 'Aisyah RA, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kalau beliau mandi karena junub, ia mulai membasuh kedua tangannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Membersihkan kemaluan dengan tangan kiri

Sebagaiman dijelaskan dalam hadis berikut:

عن مَيْمُونَةَ قَالَتْ ثُمَّ أَفْرَغَ بِهِ عَلَى فَرْجِهِ وَغَسَلَهُ بِشِمَالِهِ ثُمَّ ضَرَبَ بِشِمَالِهِ الْأَرْضَ

Artinya: "Kemudian beliau menuangkan air pada kemaluannya dan membasuhnya dengan tangan kirinya, lalu digosokkan tangannya pada tanah" (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Berwudhu seperti berwudhu untuk shalat

Sebelum mengguyurkan air, disunnahkan berwudhu terlebih dahulu seperti saat akan melaksanakan shalat, sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA.

"Dari 'Aisyah RA bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kalau beliau mandi karena junub, ia mulai membasuh kedua tangannya, kemudian menuangkan dengan (tangan) kanannya pada kirinya, lalu mencuci kemaluannya, lalu berwudhu seperti wudhunya untuk shalat, kemudian mengambil air dan memasukkan jari-jarinya di pangkal rambutnya sehingga apabila ia merasa bahwa sudah merata, ia menyiramkan air untuk kepalanya tiga tuangan, lalu meratakan seluruh badannya, kemudian membasuh kedua kakinya." (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Mengguyurkan air ke atas kepala

Setelah wudhu, air harus diratakan ke seluruh tubuh, dimulai dari sisi kanan lalu kiri, sambil digosok, dan kemudian diguyurkan air kembali hingga merata, seperti yang diceritakan Aisyah dalam hadis.

"Dari Aisyah, 'Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, jika beliau mandi karena janabah, beliau minta suatu wadah, (seperti ember) lalu mengambil air dengan telapak tangannya dan memulai dari sisi kepalanya yang sebelah kanan, lalu yang sebelah kiri, lalu mengambil air dengan kedua telapak tangannya, maka ia membasuh kepalanya dengan keduanya." (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Membasahi rambut

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW kepada Aisyah RA dalam hadits berikut:

"Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya, padahal dia sedang haid, 'Lepaskanlah rambutmu dan mandilah!". (HR. Ibnu Majah)

7. Membasuh kedua kaki

Mencuci kaki masing-masing tiga kali dengan mendahulukan kaki kanan, berdasarkan penuturan Aisyah radhiyallahu anha dalam sebuah riwayat berikut;

8. Tidak berlebih-lebihan dalam menggunakan air

Rasulullah SAW tidak pernah berlebih-lebihan, termasuk saat menggunakan air untuk mandi. Hal ini disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas RA.

أَنَسًا يَقُولُ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْسِلُ أَوْ كَانَ يَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ إِلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ وَيَتَوَضَّأُ بِالْمُدَّ

Artinya: "Adalah Nabi Muhammad SAW mandi dengan satu sha' (±3 liter) sampai lima mud dan wudhu dengan satu mud (±34 liter)." (HR. Bukhari dan Muslim)




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads