8 Cara Membuat Istri Bahagia Menurut Islam, Suami Wajib Tahu!

8 Cara Membuat Istri Bahagia Menurut Islam, Suami Wajib Tahu!

ilham fikriansyah - detikHikmah
Kamis, 08 Agu 2024 14:00 WIB
Ilustrasi pasangan muslim
Ilustrasi pasangan muslim. Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
Jakarta -

Memiliki keluarga yang harmonis merupakan dambaan setiap pasangan, terutama bagi mereka yang baru saja menikah. Dalam Islam, segala aspek dalam kehidupan manusia di dunia telah diatur sebaik mungkin, termasuk hubungan antara suami istri dalam rumah tangga.

Cara ini dilakukan agar hubungan keduanya tetap harmonis, saling menghormati, dan mencerminkan rahmat serta kasih sayang Allah SWT. Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, baik suami dan istri harus saling memahami satu sama lain serta membahagiakannya.

Khususnya bagi suami, membuat istri bahagia tak harus dilakukan dengan hal yang mewah dan besar. Namun, hal-hal kecil pun bisa membuat istri senang dan akhirnya semakin mencintai suami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, bagaimana cara membahagiakan istri menurut Islam agar hubungan rumah tangga semakin harmonis? Simak selengkapnya dalam artikel ini.

Cara Membahagiakan Istri Menurut Islam

Dalam hubungan rumah tangga, tak hanya suami saja yang membahagiakan istri, tapi istri juga berperan dalam membahagiakan suaminya. Hal ini agar keduanya saling bahagia dan semakin tumbuh rasa cinta serta kasih sayang.

ADVERTISEMENT

Bagi para suami yang selalu ingin membahagiakan sang istri, berikut sejumlah cara membahagiakan istri menurut Islam:

1. Memberi Nafkah

Memberi nafkah kepada istri merupakan suatu kewajiban bagi para suami agar rumah tangga selalu harmonis dan terhindar dari konflik. Sebagai pemimpin rumah tangga, suami harus benar-benar serius memperhatikan sandang, pangan, dan papan bagi istri dan anak-anaknya.

Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW bersabda,

"Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi)." (HR. Muslim nomor 995)

Sedangkan dalam hadits lain, Nabi Muhammad SAW bersabda,

"Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu." (HR. Bukhari nomor 56)

2. Membantu Pekerjaan Rumah

Masih banyak suami yang menganggap kalau istri yang harus mengurusi pekerjaan rumah. Padahal, suami juga memiliki tanggung jawab untuk mengurusi hal tersebut.

Sebab, suami dan istri sama-sama bertanggung jawab dalam membangun rumah tangga yang baik. Jika keduanya saling membantu, misalnya dalam mengerjakan pekerjaan rumah, tentu akan lebih cepat selesai.

Berkaca dari rumah tangga Rasulullah SAW, di tengah kesibukannya berdakwah beliau tidak lupa mengerjakan pekerjaan rumah. Seperti menyiapkan makanan, menjahit sandal, dan lain sebagainya. Seperti hadits berikut,

عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ

Artinya: Urwah berkata kepada Aisyah, "Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?", Aisyah berkata, "Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember." (HR Ibnu Hibban)

3. Tulus Mencintai Istri

Hal yang paling utama dalam membahagiakan istri adalah dengan mencintainya setulus hati, bukan karena harta, rupa, atau nasabnya. Umat muslim bisa mencontoh sikap Rasulullah SAW yang senantiasa mencintai istrinya.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda,

"Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling kau cintai?' Beliau menjawab, 'Aisyah'. Kemudian ia bertanya lagi 'Dari kalangan laki-laki?' Beliau menjawab, 'bapaknya'." (HR Bukhari dan Muslim)

4. Berperilaku Baik

Selain mencintainya, suami juga harus berperilaku sebaik mungkin kepada istrinya. Hindari berperilaku jahat dan kasar kepada istri yang bisa menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Namun tak hanya suami, sang istri juga harus berperilaku baik dan mematuhi perkataan suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga.

Seperti halnya Rasulullah SAW yang tidak pernah memukul pembantunya terlebih istrinya. Sayyidah Aisyah RA berkata,

مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلاَ امْرَأَةً وَلاَ خَادِمًا إِلاَّ أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Artinya: "Rasulullah sama sekali tidak pernah memukul siapa pun dengan tangannya, baik itu pelayan beliau maupun perempuan, kecuali saat berjihad di jalan Allah." (HR. Muslim no. 2328)

Bahkan, Nabi Muhammad SAW mengingatkan para suami untuk tidak memukul istri mereka dan menyindir mereka yang melakukannya. Beliau bersabda:

لاَ يَجْلِدُ أَحَدُكُمُ امْرَأَتَهُ جَلْدَ الْعَبْدِ، ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِي آخِرِ الْيَوْمِ

Artinya: "Janganlah salah seorang dari kalian memukul istrinya seperti ia memukul seorang budak, sedangkan di penghujung hari ia pun menggaulinya." (HR. Bukhari no. 5204)

5. Bersikap Adil

Mengutip buku Hak dan Kewajiban Suami Istri: Panduan Lengkap Mewujudkan Keluarga Islami Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani, disebutkan bahwa suami juga harus bersikap adil terhadap istri.

Artinya, jika suami memiliki istri lebih dari satu, maka ia harus berlaku adil di antara mereka dan tidak condong kepada salah satunya. Sikap adil juga harus ditegakkan bagi suami yang memiliki satu istri saja, agar kehidupan rumah tangga berjalan seimbang.

Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW bersabda,

"Siapa yang memiliki dua istri kemudian ia condong kepada salah satunya tanpa yang lainnya -dalam satu redaksi- tidak adil di antara keduanya, maka pada Hari Kiamat nanti datang dalam keadaan salah satu sisi tubuhnya condong." (HR Ashabussunan)

6. Memberikan Nasihat dengan Cara yang Baik

Dalam kehidupan rumah tangga, suami maupun istri tak pernah lepas dari yang namanya kesalahan. Apabila suatu saat istri melakukan kesalahan baik besar maupun kecil, sebaiknya suami tetap sabar dan tenang dalam menyikapinya.

Selain itu, jangan lupa memberikan nasehat kepada istri agar tidak melakukan kesalahan serupa. Hal ini dilakukan supaya istri tidak larut dalam kesedihan dan semakin merasa bersalah atas perbuatannya.

Menukil buku Rumah Tangga Surgawi oleh Holilur Rohman, terdapat hadits yang menjelaskan bagaimana cara menasihati perempuan yang benar. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «المَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ»

Artinya: "Istri itu (terkadang) seperti tulang rusuk (yang bengkok dan keras). Jika kamu luruskan, kamu bisa mematahkannya. Jika kamu (biarkan, dan tetap) menikmatinya, maka kamu menikmati seseorang yang ada kebengkokan (kekurangan) dalam dirinya." (HR Bukhari, sahih no. hadits: 5239)

7. Menggauli Istrinya

Ibnu Hazm berkata, "Diwajibkan bagi seorang suami untuk menggauli wanita yang menjadi istrinya. Minimal sekali setiap suci dari haid jika mampu melakukannya. Jika tidak, maka ia durhaka kepada Allah SWT."

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 222,

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ٢٢٢

Artinya: "Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah suatu kotoran." Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (QS Al Baqarah: 222)

8. Hindari Hal-hal yang Memicu Konflik

Dalam banyak kasus, konflik dalam rumah tangga sulit untuk dihindari, baik itu konflik kecil maupun besar. Memang, hubungan tak selalu tentram dan penuh kasih sayang, terkadang ada suatu momen yang menyebabkan perdebatan antara suami istri.

Dalam buku Psikologi Keluarga karya Ulfiah, setidaknya ada sembilan penyebab dalam konflik rumah tangga, yaitu:

  • Komunikasi yang tidak baik
  • Konflik orang tua dan anak
  • Masalah ekonomi
  • Perasaan cemburu
  • Merasa superior
  • Perselingkuhan
  • Kekerasan dalam rumah tangga
  • Campur tangan orang tua
  • Poligami.

Itu dia 8 cara suami dalam membahagiakan istri agar hubungan rumah tangga tetap harmonis. Semoga artikel ini bermanfaat.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads