September sebentar lagi akan tiba. Bagi detikers yang ingin merencanakan liburan, bisa memperhatikan tanggal merah September 2024. Tanggal merah bulan tersebut bertepatan dengan long weekend.
Tanggal merah September 2024 tergolong langka. Sebab, hanya ada satu tanggal merah yang ditetapkan pemerintah sebagai hari libur nasional.
Menurut Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 236/2024, 1/2024, dan 2/2024 tentang Perubahan SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, tanggal merah September 2024 jatuh pada Senin, 16 September 2024 dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanggal Merah September 2024 dan Libur Akhir Pekan
Seperti yang diketahui, tanggal merah September 2024 hanya ada di hari Senin, 16 September 2024. Tidak ada tambahan cuti bersama atau hari libur tambahan. Namun, karena jatuh di hari Senin, dekat dengan akhir pekan, maka akan terjadi long weekend selama 3 hari, yakni:
- Sabtu, 14 September 2024 (libur akhir pekan)
- Minggu, 15 September 2024 (libur akhir pekan)
- Senin, 16 September 2024 (libur Maulid Nabi Muhammad SAW)
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW
Menurut buku Bersama Nabi Muhammad Saw karya KH Husein Muhammad, Islam mengenal perayaan maulid, maulud, milad, mevlut, atau sebutan lainnya, semuanya mempunyai arti yang sama yaitu hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap 12 Rabiul Awal. Menurut keterangan dalam sejumlah kitab sirah, termasuk Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai Maulid Nabi oleh masyarakat muslim terutama Indonesia.
Ada sejumlah versi terkait sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Menurut keterangan Imam As-Suyuthi, penguasa Ibril bernama Raja al-Muzhaffar Abu Sa'id yang tinggal di negara Irak bagian utara, merupakan orang pertama yang merayakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW secara megah dan besar-besaran.
Perayaan tersebut dihadiri oleh pejabat kerajaan, para ulama, dan kaum sufi yang memandang bahwa acara perayaan ini sah, tidak melanggar aturan agama.
Ibn Khallikan dalam kitab Wafayat al-A`yan mengatakan,
كان من أعيان العلماء ومشاهير الفضلاء، قدم من المغرب فدخل الشام والعراق واجتاز بإربل سنة أربع وستمائة فوجد ملكها المعظم مظفر الدين بن زين الدين يعتني بالمولد النبوي فعمل له كتاب التنوير في مولد البشير النذير، وقرأه عليه بنفسه فأجازه بألف دينار.
Artinya: "Imam al-Hafizh Ibnu Dihyah, seorang tokoh ulama termasyhur, datang dari Maroko menuju Syam, dan kemudian ke Irak. Ketika melintasi daerah Irbil pada tahun 604 Hijrah, ia mendapati Sultan al-Muzhaffar, Raja Irbil tersebut, memberikan perhatian sangat besar terhadap perayaan Maulid Nabi Saw. Ibnu Dihyah kemudian menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi Saw yang diberi judul at-Tanwir fi Maulid al-Basyir an-Nadzir. Karya ini dipersembahkan untuk Sultan al-Muzhaffar, dan sang Sultan memberinya 1000 dinar."
Pendapat lainnya, menyebutkan bahwa orang pertama yang merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah Salahudin Al-Ayubi atau Sultan Saladin (580 H/1184 M). Perayaannya dengan menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi Muhammad SAW beserta pujian-pujian yang menggunakan bahasa indah.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!