Batas salat Isya harus dipahami agar ibadah ini dapat dikerjakan sesuai syariat. Salat lima waktu menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam, salah satunya yakni salat Isya.
Mengetahui waktu masuk dan waktu akhir salat adalah hal yang sangat penting. Dengan memahami waktu ini, setiap muslim bisa mengerjakan salat di waktu yang memang telah ditetapkan.
Mengutip buku Dinamika Jadwal Salat di Indonesia oleh Dr. Tgk. Ismail, S.Sy., MA., ada beberapa dalil dalam Al-Qur'an dan hadits menjelaskan tentang waktu salat. Tanda waktu salat merujuk pada gerak matahari, mulai dari bayang matahari sebagai penanda masuk waktu zuhur dan ashar, terbenam matahari menjadi tanda masuk waktu maghrib dan bias cahaya matahari sebagai tanda masuk salat isya dan subuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada zaman Rasulullah SAW, pengamatan peristiwa matahari untuk melihat waktu salat ini diemban oleh muadzin. Jika telah masuk waktu salat, maka ditandai dengan kumandang adzan.
Rasulullah SAW bersabda, "Apabila sampai waktu salat hendaklah adzan bagi kamu oleh salah satu seorang kamu." (HR Bukhari dan Muslim)
Sejarah mencatat, Al-Khawarizmi adalah tokoh pertama dalam Islam yang memperkenalkan rumusan matematis dan astronomis dalam penentuan waktu salat. Al Khawarizmi adalah ilmuwan muslim yang berhasil membuat penghitungan astronomis yang dijabarkan dalam kitab San'an al Asturlab.
Kitab besutan Al Khawarizmi ini menjelaskan cara menghitung waktu salat.
Batas Waktu Salat Isya
Batas waktu salat Isya dijelaskan dalam sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda,
"Jibril bershalat bersama aku di samping Baitullah dua kali sedang jibril menjadi imam. Ia bershalat Zuhur bersama aku ketika matahari tergelincir, bershalat ashar ketika bayangan sesuatu sama dengan bendanya, shalat maghrib ketika masuk waktu berbuka bagi orang yang berpuasa, bershalat subuh ketika haram makan dan minum bagi orang yang berpuasa. Maka pada keesokan harinya ia bershalat bersama aku akan shalat zuhur ketika bayangan sesuatu sama panjang dengan bendanya, bershalat ashar ketika bayangan sesuatu dua kali panjangnya dengan bendanya, bershalat maghrib ketika masuk waktu berbuka bagi orang yang berpuasa, bershalat isya sampai sepertiga malam dan bershalat subuh ketika kabur-kabur siang. Malaikat Jibril berkata inilah waktu shalat semua nabi yang terdahulu. Waktunya itu apa yang diantara dua waktu." (HR Abu Daud)
Hadits ini menjelaskan bahwa batas salat Isya bisa dikerjakan pada sepertiga malam. Rasulullah SAW mengakhirkan salat isya untuk menunaikan kemudian mengerjakan salat malam. Hal ini berdasar pada hadits,
أَخَّرَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - صَلاَةَ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ ، ثُمَّ صَلَّى
Artinya: "Nabi SAW mengakhirkan shalat isya sampai pertengahan malam, kemudian beliau shalat." (HR Bukhari 572).
Wallahu a'lam
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal