Krisis air yang parah di Jalur Gaza, ditambah dengan hancurnya ratusan masjid selama perang Israel-Hamas, membuat warga Palestina tak bisa melaksanakan salat dengan nyaman.
Penduduk Gaza kini menghadapi kesulitan dalam mendapatkan air untuk berwudhu sebelum melaksanakan salat. Dengan banyaknya masjid yang hancur, mereka harus melakukan perjalanan jauh untuk melaksanakan salat di musala darurat, berupa tenda.
Dilansir dalam Africa News (22/07), umat Islam biasanya bangun pagi, mandi, bersiap-siap dan berjalan ke masjid terdekat untuk salat. Namun kini mereka kesulitan karena rusaknya masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikabarkan kantor berita IRNA dan AVa Press, Senin (20/05/2024), Kementerian Wakaf dan Agama di Jalur Gaza mengumumkan bahwa militer Israel telah menghancurkan 604 masjid di Gaza sejak perang 7 Oktober 2023 lalu. Dan 200 masjid lainnya dilaporkan hancur sebagian dan tiga gereja hancur total.
Sejak dimulainya serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, banyak masjid di Jalur Gaza hancur, terutama akibat serangan udara Israel.
Kelangkaan air di wilayah tersebut menyebabkan antrean panjang masyarakat yang menunggu untuk mengisi wadah mereka.
Menurut organisasi bantuan, konflik antara Israel dan Hamas telah merusak kapasitas wilayah tersebut dalam menyediakan air bersih, memperburuk kondisi kehidupan dan meningkatkan risiko kesehatan bagi ratusan ribu orang yang kehilangan tempat tinggal, makanan dan obat-obatan yang layak.
Laporan Aljazeera, Jumat (26/07/2024) hingga hari ini setidaknya 39.175 orang tewas dan 90.403 luka-luka dalam genosida yang dilakukan oleh Israel di Gaza.
(lus/erd)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur