Atlet Muslim Prancis Dilarang Berjilbab di Olimpiade Paris 2024, Ini Kata IOC

Atlet Muslim Prancis Dilarang Berjilbab di Olimpiade Paris 2024, Ini Kata IOC

Rahma Harbani - detikHikmah
Kamis, 18 Jul 2024 19:15 WIB
hijab olahraga Under Armour
Ilustrasi atlet berjilbab. Foto: Twitter PatrikFrisk
Jakarta -

Komite Olimpiade Internasional (IOC) didesak untuk mencabut larangan berjilbab bagi atlet muslim Prancis saat berlaga di Olimpiade Paris 2024. Tuntutan itu meminta IOC agar menggunakan wewenangnya memanggil otoritas Perancis.

Desakan tersebut dilayangkan oleh organisasi nonprofit (NGO) Amnesty International yang berulang kali bersurat kepada IOC untuk memperjuangkan kebebasan berjilbab bagi atlet Prancis. Pihaknya kemudian merilis tanggapan dari IOC atas desakan tersebut pada Selasa (16/7/2024).

Disebutkan, IOC dinilai menolak untuk memanggil otoritas Perancis terkait mengenai pelarangan berhijab ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menanggapi surat dari koalisi organisasi yang mendesaknya untuk mengambil tindakan, IOC mengklaim bahwa larangan Prancis terhadap jilbab olahraga berada di luar kewenangan olimpiade," lapor Amnesty International.

Menurut laporan Amnesty International tersebut, IOC berdalih permohonan Amnesty International tidak bisa dikabulkan karena 'kebebasan beragama ditafsirkan dengan berbagai cara oleh berbagai negara.' Sayangnya, menurut Amnesty International, IOC gagal menyoroti hak-hak lain yang dilanggar oleh larangan tersebut, seperti kebebasan berekspresi dan akses ke kesehatan.

ADVERTISEMENT

"Larangan terhadap atlet wanita Prancis yang mengenakan jilbab untuk berkompetisi di Olimpiade melanggar hukum hak asasi manusia internasional dan mengungkap kemunafikan diskriminatif otoritas Prancis serta kelemahan IOC," tegas Amnesty International.

IOC juga memastikan para atlet tetap dapat mengenakan jilbab di wisma atlet Olimpiade Paris 2024. Ditegaskan bahwa aturan yang berlaku di wisma atlet tetap berpegang pada IOC.

"Untuk wisma atlet, aturan IOC berlaku. Tidak ada batasan dalam mengenakan jilbab atau pakaian keagamaan atau budaya lainnya," kata juru bicara IOC kepada Reuters.

Sebagian besar dari total 10 ribu atlet yang bertanding di Olimpiade Paris 2024 akan menempati sebuah apartemen di wisma atlet. Mereka akan berbagi ruangan bersama termasuk ruang makan dan area rekreasi.

Desakan ini terbit setelah Menteri Olahraga Amelie Oudea-Castera mengeluarkan pernyataan pelarangan penggunaan jilbab untuk atlet tuan rumah selama Olimpiade Paris 2024 berlangsung dengan dalih menghormati prinsip sekularisme dan menjaga netralitas pelayanan publik.

Larangan Berjilbab dalam Olahraga di Perancis

Amnesty International juga menerima laporan para atlet wanita muslim di Prancis dilarang mengenakan penutup kepala dalam bentuk apa pun. Aturan ini tak hanya berlaku pada Olimpiade Paris 2024, melainkan beragam jenis olahraga, seperti sepakbola, basket, hingga voli untuk pemain profesional atau pun amatir.

Salah seorang atlet basket, Hélène BÒ kepada Amnesty International mengatakan ia tidak diizinkan untuk berkompetisi sejak Oktober 2023 karena adanya larangan tersebut.

"Secara mental, hal itu juga sulit karena kamu benar-benar merasa dikucilkan. Terutama jika kamu pergi ke bangku cadangan dan wasit menyuruhmu pergi ke tangga (tribun). Semua orang melihatmu, itu memalukan," katanya.

Hélène BÒ menilai pelarangan tersebut adalah bentuk pelanggaran pada hak-hak dasar dan kebebasan berekspresi.




(rah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads