Apakah 11 Muharram Boleh Puasa? Ini Penjelasannya

Puasa Muharram menjadi amalan yang utama. Puasa yang dianjurkan yakni puasa Tasua dan Asyura yang dikerjakan pada 9 dan 10 Muharram. Lantas, bolehkah 11 Muharram puasa?

Puasa Muharram disebut sebagai puasa yang utama setelah puasa Ramadan. Hal ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam." (HR Muslim)

Puasa Muharram yang dimaksud adalah puasa Tasua dan Asyura. Sebagaimana Rasulullah SAW menjelaskan,

"Nabi Muhammad SAW datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura. Lalu Rasul bertanya, 'Ada kegiatan apa ini?' Para sahabat menjawab, 'Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut.' Rasul lalu mengatakan, 'Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian.' Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya." (HR Bukhari)

Untuk membedakan dengan orang Yahudi, Rasulullah SAW memerintahkan untuk berpuasa sebelum hari Asyura. Puasa di tanggal 9 Muharram ini disebut puasa Tasua.

Dari Abdullah bin Abbas RA berkata saat Rasulullah SAW berpuasa pada hari 'Asyura dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa; Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani." Maka Rasulullah SAW bersabda: "Pada tahun depan insyaallah, kita akan berpuasa pada hari kesembilan (Muharram)." Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah SAW wafat (HR Muslim)

Apakah 11 Muharram Boleh Puasa?

Merangkum buku Fiqih Kontroversi Jilid 2: Beribadah Antara Sunnah dan Bid'ah oleh H. M. Anshary dijelaskan bahwa sebagian ulama ada yang berpendapat disunnahkan berpuasa pada 11 Muharram, di samping 9 dan 10 Muharram. Mereka berpendapat dengan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda,

"Berpuasalah pada hari Asyura dan selisihilah kaum Yahudi dengan berpuasa satu hari sebelumnya dan satu hari sesudahnya." (HR Ahmad)

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, namun sanadnya dhaif (lemah). Di dalam sanad tersebut terdapat Ibnu Abi Laila yang nama aslinya Muhammad bin Abdurrahman, ulama hadits menilai hafalannya jelek. Adz Dzahabi mengatakan bahwa hadits ini tidak bisa dijadikan hujjah (dalil).

Dengan demikian, jika melandaskan puasa 11 Muharram dengan dalil ini, maka dalil tersebut tidak bisa dijadikan landasan berhujah karena status hadits tersebut dhaif.

Meski demikian, sejumlah ulama mazhab dari Syafi'i dan Hambali menganjurkan pengamalan puasa ini. Penganjurannya dikhususkan Imam Syafi'i dalam kitab Al Umm terjemahan Ismail Yakub, bagi mereka yang berpuasa Asyura namun tidak didahului dengan puasa Tasua 9 Muharram.

Di samping itu, Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 3 terjemahan Abdul Hayyie Al Kattani, kesunnahan berpuasa 11 Muharram juga dilakukan bagi mereka yang tidak dapat memastikan waktu awal bulan Muharram. Puasa ini diamalkan sebagai bentuk jaga-jaga agar tidak tertinggal puasa Asyura 10 Muharram.

Dengan demikian, penambahan puasa 11 Muharram adalah pendapat sebagian ulama dan bukan sunnah Rasulullah SAW. Wallahu a'lam.

Niat Puasa 11 Muharram

Puasa 11 Muharram bertepatan pada Rabu, 17 Juli 2024. Berikut bacaan niatnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa Muharram karena Allah ta'âlâ."

Video: Masih Ada Sisa Waktu, Ini Puasa Sunnah Menyambut Idul Adha!

Video: Masih Ada Sisa Waktu, Ini Puasa Sunnah Menyambut Idul Adha!