Agresi Israel di Jalur Gaza yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina masih berlanjut hingga hari ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan sikap anak bangsa Indonesia dalam melihat konflik tersebut.
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas mengatakan, konstitusi RI dengan tegas menolak penjajahan dunia karena tidak sesuai dengan nilai perikemanusiaan dan perikeadilan. Apa yang dilakukan Israel atas Palestina merupakan bentuk penjajahan. Ia menyayangkan apabila ada oknum anak bangsa yang menentang konstitusi dengan 'mesra' pada Israel.
"Jika ada dari anak-anak bangsa ini yang bermesraan dengan Israel padahal negara zionis tersebut kita tahu telah berbuat zalim dan aniaya terhadap rakyat Palestina maka hal demikian merupakan pertanda bahwa mereka sudah tidak punya hati nurani dan tidak punya rasa perikeadilan serta perikemanusiaan," kata Anwar Abbas dalam keterangannya, Senin (15/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buya Anwar, begitu sapaannya, menyebut rasanya tidak mungkin apabila kedekatan anak bangsa tersebut bertujuan untuk mengubah sikap Israel.
"Rasa-rasanya hal itu bagaikan mimpi di siang bolong karena sekarang ini sudah lebih dari 146 negara yang mendukung kemerdekaan Palestina termasuk beberapa negara dari Eropa barat yang selama ini merupakan sekutu Israel seperti Spanyol, Inggris dan Perancis serta lainnya sudah meminta Israel untuk mengakui kemerdekaan Palestina namun Israel tetap bersikukuh dan tidak mau memberikannya," ujarnya.
Pengamat sosial ekonomi dan keagamaan itu menilai Israel memang berniat untuk terus menduduki dan menjajah Palestina, bahkan mendirikan negara baru yang disebut Israel Raya. Ia lantas menyesalkan sikap oknum anak bangsa yang melanggar batas.
"Jadi berdasarkan hal demikian kita memang sangat menyesalkan ada oknum-oknum dari anak-anak bangsa ini yang berbuat di luar batas dengan menentang dan melecehkan konstitusi padahal mukadimah dari UUD 1945 itu seperti kita ketahui bersama merupakan jati diri kita sebagai bangsa," tegasnya.
"Dan bila jati diri kita sebagai bangsa sudah terkoyak maka untuk menjahit dan menyatukannya kembali jelas tidak mudah. Untuk itu kita berharap agar semua pihak menghormati dan menjunjung tinggi konstitusi supaya kita sebagai bangsa tetap bersatu dan negara yang sama-sama kita cintai ini bisa maju," pungkas Ketua PP Muhammadiyah itu.
Diketahui, genosida di Jalur Gaza masih terus berlanjut hingga kini sejak meletusnya serangan pada 7 Oktober 2023 lalu. Menurut data otoritas kesehatan setempat per Minggu (14/7/2024), jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 38.584 jiwa, 88.881 orang luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Kantor berita Palestina, WAFA, turut melaporkan, pasukan pendudukan Israel melakukan empat pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir. Sedikitnya 141 warga Palestina tewas dalam kejadian ini dan 400 lainnya terluka.
Proses evakuasi masih berlangsung. Tim ambulans dan penyelamat dikabarkan belum bisa menjangkau banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026