Perbedaan Makna 1 Muharram dan 1 Suro

Perbedaan Makna 1 Muharram dan 1 Suro

Katherine Yovita - detikJatim
Rabu, 11 Jun 2025 14:30 WIB
Kalender Hijriah Juni 2025.
Ilustrasi Kalendere Hijriah Foto: Angely Rahma/detikJatim
Surabaya -

Dalam rangka menyambut tahun baru Islam, umat Muslim di Indonesia sering mendengar dua istilah yang kerap disamakan, yakni 1 Muharram dan 1 Suro.

Penanggalan kedua momen yang istimewa ini ditetapkan berdasarkan Kalender Islam atau Hijriah dan Kalender Jawa yang ditentukan berdasarkan peredaran bulan dalam mengelilingi bumi.

Berdasarkan Kalender Hijriah 2025 yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, tahun baru Islam atau 1 Muharram jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025. Momen ini menandai bergantinya tahun dalam kalender Islam ke 1 Muharram 1447 H.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, tanggal 1 Suro yang mengikuti penanggalan pada Kalender Jawa dimulai pada malam Jumat Kliwon, tepatnya pada tanggal 27 Juni 2025, yang artinya malam 1 suro jatuh pada hari Kamis Wage, 26 Juni 2025.

Meski jatuh pada tanggal yang sama, keduanya memiliki makna yang berbeda, serta dirayakan dengan cara yang berbeda. Lantas, seperti apa perbedaannya? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

ADVERTISEMENT

Makna 1 Muharram bagi Muslim

1 Muharram menandai hari pertama dalam Kalender Islam atau Hijriah. Secara istilah, Muharram memiliki arti yang diharamkan atau dilarang. Hal ini dikarenakan umat Islam dilarang atau diharamkan melakukan peperangan di bulan tersebut.

Selain itu, dikutip dari laman resmi NU, Muharram merupakan salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT (asyhurul harum), diikuti dengan bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan rajab. Hal ini seiring dengan yang disampaikan dalam surah At-Taubah ayat 36.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Artinya: "Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah terdiri atas dua belas bulan, dalam ketentuan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketentuan) agama yang lurus. Janganlah kamu menganiaya diri kamu pada bulan yang empat itu. Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (At-Taubah: 36)

Sebagai salah satu bulan yang dimuliakan, Bulan Muharram menjadi kesempatan yang sempurna bagi seluruh umat Muslim untuk memperbanyak amalan baik, serta meningkatkan kualitas takwa karena akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Di sisi yang lain, bagi mereka yang melakukan dosa atau berbuat maksiat di bulan Maharram, maka akan mendapatkan ganjaran yang jauh lebih besar.

Makna 1 Suro Sebagai Tradisi Masyarakat Jawa

Mengulas dari laman resmi Universitas Tazkia, penetapan 1 Suro sebagai awal tahun baru Jawa sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram ketika Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645) masih memimpin.

Pada tahun 1633 Masehi, Sultan Agung menetapkan Tahun Jawa agar diberlakukan di Kerajaan Mataram, serta menetapkan 1 Suro sebagai tanda awal tahun baru Jawa. Secara istilah 'Suro' diambil dari kata 'Asyura' dalam bahasa Arab yang artinya hari ke-10 Muharram.

Dengan menggabungkan sistem penanggalan Hijriah dan Tarikh Saka, Sultan Agung berharap agar rakyatnya yang terdiri atas kelompok santri dan abangan, dapat bersatu dan tidak terpecah belah karena perbedaan keyakinan agama.

Masyarakat Islam-Jawa meyakini bahwa 10 hari pertama di bulan Suro adalah waktu yang paling sakral dan khidmat. Pada bulan Suro masyarakat biasanya akan melakukan berbagai ritual dan tradisi yang sarat akan nilai-nilai spiritual.

Eksistensi warisan tradisi tersebut menunjukkan betapa kuatnya perpaduan antara ajaran Islam dan budaya lokal dalam membentuk identitas keagamaan dan kebudayaan masyarakat Jawa.




(ihc/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads