Ka'bah merupakan bangunan suci yang erat kaitannya dengan sejarah para Nabi dan umat Islam. Sebab Ka'bah menjadi kiblat bagi umat Islam ketika menunaikan ibadah salat wajib dan sunnah.
Sejak awal berdirinya hingga saat ini, Ka'bah telah melewati berbagai zaman dan generasi dengan fakta dan keunikannya. Di bawah ini merupakan sederet fakta dan keunikan Ka'bah yang mesti diketahui.
Fakta dan Keunikan Ka'bah
Berikut ini beberapa penjelasan tentang fakta sejarah serta keunikan dari Ka'bah:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ka'bah Sebagai Kiblat Salat
Mengutip buku Agama-agama di Indonesia karya Dra. Endang Ekowati, MA dijelaskan bahwa pada awalnya kiblat umat Islam adalah Baitulmuqaddis, namun pada tahun 624 H, Rasulullah SAW mendapatkan wahyu untuk memindahkan kiblat salat ke Ka'bah di Makkah.
Perpindahan kiblat terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 144:
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ١٤٤
Artinya: "Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan."
2. Ka'bah Pernah Terendam Banjir
Rizem Aizid dalam buku Mekkah Kota Suci Yang Dirindukan Umat menjelaskan bahwa Ka'bah pernah dilanda banjir dan longsor, hingga bangunannya terendam dan terdapat retakan pada dinding-dindingnya.
Pada tahun 19 Sya'ban 1039 Hijriah, air banjir menggenang hingga mencapai setengah dari ketinggian Ka'bah. Kamisnya, 20 Sya'ban dinding barat dan timur runtuh.
3. Renovasi Ka'bah Pada Masa Dinasti Utsmaniyah (Ottoman)
Prof. Dr. Ali Husni Al-Kharbuthli dalam buku Sejarah Ka'bah Kisah Rumah Suci yang Tak Lapuk Dimakan Zaman menyampaikan bahwa dahulu Ka'bah sempat direnovasi beberapa kali. Dimulai dari Sultan Sulaiman Al-Utsmani berkuasa pada 960 H mengubah atap Ka'bah
Puncaknya pada tahun 1039 H, Ka'bah mengalami banjir yang membuat bangunan suci tersebut harus direnovasi.
Amir Makkah mengeluarkan 20 lampu emas di dalam Ka'bah, dan bersama penduduk membersihkan Ka'bah dari puing-puing batu yang berjatuhan. Lalu segera melaporkannya kepada kesultanan Ottoman.
Tanpa menunggu perintah kesultanan Ottoman, Gubernur Mesir, Muhammad Basya Al-Albani mengirim orang ke Makkah, untuk memperbaiki Ka'bah.
Banjir kembali terjadi, sehingga menambah kerusakan pada dinding Ka'bah bagian barat. Sekelompok arsitek dari Mesir membangun Ka'bah kembali. Pembangunan berlangsung selama 6 bulan.
4. Kiswah Ka'bah
Dilansir situs Kementerian Agama RI Kiswah Ka'bah merupakan kain penutup Ka'bah yang berisi berbagai lafadz, salah satunya kalimat yang bertuliskan "Allah Jalla Jalalah, La Ilaha Illallah, Muhammad Rasulullah".
Kiswah selalu diganti setiap tahun, dan setiap pembuatannya memerlukan biaya sebesar 100 Miliar. Karena kalimat-kalimat yang terdapat pada kiswah terbuat dari emas murni.
5. Pemegang Kunci Ka'bah
Mengutip buku Kumpulan Makalah Ahlussunnah Wal Jama'ah Dalam Membongkar Berbagai Kesesatan Ahmad Ibnu Taimiyah karya Abdullah Al-Harari pemegang kunci Ka'bah selalu turun temurun.
Mereka adalah para keturunan para pemegang kunci Ka'bah yang populer dengan sebutan Bani Syaibah, Puncak keturunan mereka, ialah moyangnya yang bernama Abdid-Dar.
Bermula dari ayahnya yaitu Qushay yang telah membeli kunci-kunci Ka'bah dari Abu Ghabsyan al-Khuza'i. Lalu Rasulullah tetap menjadikan Bani Syaibah sebagai para pemegang kunci Ka'bah secara turun-temurun.
Sejak saat itu, keluarga Al-Shaiba menjadi penjaga sekaligus pemegang kunci Ka'bah. Mereka juga bertugas merawat dan menjaga kebersihan dan kesucian Ka'bah.
Setelah penjaga Ka'bah Dr. Saleh Bin Zain Al-Abidin meninggal dunia, kunci Ka'bah diserahkan kepada keturunan tertua Al-Shaibi yakni Syekh Abdul Wahab bin Zain Al-Abidin Al-Shaibi.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Gaza Zona Tempur Bahaya, 76 Warga Palestina Tewas Dibom Israel