Idul Adha dan Idul Fitri adalah dua hari raya utama bagi umat Islam setiap tahunnya. Masing-masing hari besar ini memiliki sejarah dan latar belakang yang menjadi alasan perayaannya. Kalau Idul Adha seperti apa sejarahnya?
Sejarah ritual kurban ternyata sudah dikenal oleh umat manusia sebelum agama Islam datang. Hal ini dijelaskan dalam buku Ali Ghufron, Lc yang berjudul Tuntunan Berkurban dan Menyembelih Hewan. Sejak zaman Nabi Adam, ritual kurban sudah dilakukan. Ketika Qabil dan Habil, dua putra Nabi Adam sama-sama melakukan Kurban.
Kisah ini dituliskan dalam Al-Qur'an surah Al-Maidah ayat 27:
۞ وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَ ۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ ٢٧
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, "Sungguh, aku pasti akan membunuhmu." Dia (Habil) berkata, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa Qabil dan Habil melakukan kurban bukan karena masalah perempuan atau sebab lain. Melainkan karena memang berkurban merupakan salah satu bentuk dari bertaqarrub kepada Allah.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Aufi dari Ibnu Abbas dan menurut Ibnu Katsir, riwayat inilah yang sesuai dengan zhahir Al-Qur'an yang berbunyi, "... ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil), "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa." Sesuai dengan zhahir ayat ini, kata Ibnu Katsir, kemarahan Qabil adalah karena kurbannya tidak diterima oleh Allah, bukan karena sebab orang perempuan atau sebab-sebab lain.
Perintah Kurban Setelah Islam Datang
Perintah berkurban Allah sampaikan langsung melalui firmannya surah Al-Hajj ayat 34-35
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ ۙ - ٣٤ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَالصَّابِرِيْنَ عَلٰى مَآ اَصَابَهُمْ وَالْمُقِيْمِى الصَّلٰوةِۙ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ - ٣٥
Artinya: "Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar, orang yang sabar atas apa yang menimpa mereka, dan orang yang melaksanakan salat dan orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka."
Berkurbannya Nabi Ibrahim AS
Mengutip buku 100 Kisah Fantastis Dari Al-Qur`an Dan Hadis karya Walidah Ariyani dijelaskan asal mula perintah berkurban berawal dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan untuk menyembelih Ismail.
Suatu hari Nabi Ibrahim AS bermimpi diperintahkan untuk menyembah Ismail AS, setelah mimpi yang sama sebanyak ketiga kalinya, beliau memantapkan hatinya bhawa mimpi tersebut perintah dari Allah SWT.
Nabi Ibrahim AS pun menceritakan mimpinya kepada Ismail dan Siti Hajar, keduanya tampak sedih, namun mereka sadar perintah Allah SWT harus dilaksanakan bagaimanapun kondisinya.
Hari yang dijanjikan sudah tiba, Nabi Ibrahim AS bersama Ismail pergi untuk melaksanakan perintah Allah SWT, meskipun iblis mencoba mengagalkan niatnya, Nabi Ibrahim tetap teguh pada niatnya.
Nabi Ibrahim AS dan Ismail terus berjalan hingga sampe di bukit malaikat di Mina, di bukit ini Nabi Ibrahim mulai mengasah pisaunya, dan meminta Ismail berbaring di atas batu datar.
Ketika pisau itu akan mengenai leher Ismail, datanglah malaikat Jibril mencegahnya atas perintah Allah SWT.
Sesudah malaikat Jibril AS menyampaikan pesan Allah SWT, dari atas bukit berjalan seekor kambing yang sehat dan gemuk. Kemudian Nabi Ibrahim menangkap dan menyembelih kambing tersebut dengan menyebut nama Allah SWT.
Setelah dipotong-potong, daging kambing tersebut lantas dibagikan kepada warga di kampung terdekatnya.
Perayaan Pertama Idul Adha Rasulullah SAW
Ṭabarī dalam buku Muhammad di Makkah dan Madinah menjelaskan kisah perayaan pertama Idul Adha Rasulullah SAW.
Setelah perang dengan Bani Qainuqa', Rasulullah SAW kembali ke Madinah, bertepatan dengan perayaan Idul Adha. Rasulullah SAW merayakan Idul Adha dengan menyembelih hewan qurban bersama para sahabatnya yang memiliki kemampuan untuk melakukannya, pada tanggal 10 Dzulhijjah (3 Juni 624).
Beliau mengundang orang-orang ke mushola dan memimpin salat Idul Adha, yang merupakan salat Idul Adha pertama bagi Rasulullah SAW dan kaum muslimin. Pada hari besar ini, Rasulullah SAW menyembelih dua ekor kambing dengan tangannya sendiri. Menurut beberapa riwayat, beliau hanya menyembelih satu ekor kambing.
Al-Waqidi meriwayatkan dari Muhammad bin al-Fadhl, salah seorang keturunan Rafi' bin Khadij, dari Abu Mubasysyir yang berkata: Aku mendengar Jabir bin Abdullah berkata, "Ketika kami kembali setelah berperang dengan Bani Qainuqa', kami merayakan Hari Raya Kurban pada tanggal 10 Dzulhijjah. Ini adalah Idul Adha pertama yang dirayakan oleh kaum muslimin. Kami melaksanakan kurban di wilayah Bani Salimah, dan sebanyak tujuh belas hewan kurban disembelih di sana."
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah