Niat Puasa Tanggal 1 Dzulhijjah yang Jatuh pada 8 Juni 2024

Niat Puasa Tanggal 1 Dzulhijjah yang Jatuh pada 8 Juni 2024

Alvin Setiawan - detikHikmah
Jumat, 07 Jun 2024 19:30 WIB
close up image .
Ilustrasi puasa Dzulhijjah. (Foto: Getty Images/iStockphoto/hayatikayhan)
Jakarta -

Pemerintah menetapkan awal bulan Dzulhijjah 1445 H dimulai pada Sabtu, 8 Juni 2024. Artinya, umat Islam sudah dapat melaksanakan puasa Dzulhijjah mulai besok dengan mengawalinya berniat puasa 1 Dzulhijjah.

Mengutip buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya karya Khalifa Zain Nasrullah, Dzulhijjah tersusun dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu Dzul yang berarti sesuatu yang memiliki atau pemilik dan al-Hijjah yang berarti haji. Masyarakat Arab pada masa lampau melaksanakan ibadah haji sesuai ajaran Nabi Ibrahim AS pada bulan ini.

Dzulhijjah adalah bulan kedua belas dalam kalender Hijriah dan termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci). Jumlah hari dalam bulan Dzulhijjah adalah 29 atau 30 hari. Mengenai kemuliaan bulan Dzulhijjah, Rasulullah SAW bersabda, "Terdapat dua bulan yang tiada berkurang pahala amal keduanya, yakni bulan berhari raya, Ramadan dan Dzulhijjah." (HR Bukhari)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid dalam buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun, mengatakan karena kemuliaan bulan Dzulhijjah tersebut, muslim disunnahkan untuk berpuasa selama sembilan hari pertama, dimulai dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah.

Sebagaimana riwayat dari Ummul Mukminin Hafsah RA, puasa di bulan Dzulhijjah termasuk puasa yang kerap diamalkan oleh Rasulullah SAW. Berikut bunyi haditsnya,

ADVERTISEMENT

ุนูŽู†ู’ ุญูŽูู’ุตูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŒ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ูŠูŽุฏูŽุนูู‡ูู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุตููŠูŽุงู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุดู’ุฑูŽ ูˆูŽุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉูŽ ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ู…ูู†ู’ ูƒูู„ู‘ู ุดูŽู‡ู’ุฑู ูˆูŽุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุบูŽุฏูŽุงุฉู

Artinya: Dari Hafshah RA, ia berkata, "Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW yaitu, puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh." (HR Ahmad dan An Nasa'i)

Dalam riwayat lain disebutkan hal serupa, Hunaidah bin Kholid meriwayatkan dari istrinya yang memperoleh riwayat dari beberapa istri Rasulullah SAW, Aisyah RA, ia berkata "Rasulullah SAW biasa berpuasa pada sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), dan tiga hari di setiap bulan." (HR Abu Dawud)

Menurut Abduh Zulfidar Akaha dalam buku 165 Kebiasaan Nabi SAW, puasa sepuluh hari bulan Dzulhijjah yang dimaksud adalah puasa sunnah selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah di luar hari Idul Adha pada 10 Dzulhijjah.

Niat Puasa Tanggal 1 Dzulhijjah

Berikut bacaan niat puasa Dzulhijjah yang dapat diamalkan muslim.

ู†ูŽูˆูŽูŠู’ุชู ุตูŽูˆู’ู…ูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุฐููŠู’ ุงู„ู’ุญูุฌูŽู‘ุฉู ุณูู†ูŽู‘ุฉู‹ ู„ูู„ูŽู‘ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰

Nawaitu shauma syahri dzulhijjah sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah pada bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'alaa."

Bacaan niat puasa ini hanya dilafalkan sampai tanggal 7 Dzulhijjah, sebab tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah merupakan puasa Tarwiyah dan Arafah. Puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki bacaan niat yang sedikit berbeda.

Tata Cara Puasa Dzulhijjah

Menurut Zainal Abidin dalam buku Hidup Tenang dan Dikejar-kejar Rezeki, puasa pada awal bulan Dzulhijjah sama juga dengan melakukan puasa sunnah lainnya.

Diawali dengan membaca niat puasa, niat boleh diucapkan secara lisan atau dibaca dalam hati. Puasa dimulai sejak terbenamnya matahari hingga terbit fajar dengan niat hendak melakukan puasa sunnah Dzulhijjah.

Hal-hal yang membatalkan puasa ini sama persis dengan segala yang membatalkan puasa wajib. Apapun yang membatalkan puasa wajib maka batal juga jika dilakukan pada puasa ini.

Perkara yang membedakan puasa Dzulhijjah dengan puasa wajib ialah dari segi status hukumnya. Jika melakukan puasa Dzulhijjah, kemudian batal maka tidak ada kewajiban untuk mengganti di lain hari, sebab puasa ini adalah puasa sunnah.

Bolehkah Gabung Puasa Dzulhijjah dengan Puasa Lain?

Dikutip dari buku Risalah Puasa karya Sultan Abdillah, apabila seseorang menggabungkan antara ibadah sunnah, maka dibolehkan. Seperti menggabungkan puasa Dzulhijjah atau Arafah dengan Senin-Kamis, atau puasa Tarwiyah dan Senin-Kamis, dan semisalnya.

Disebutkan, muslim akan tetap mendapatkan kedua pahala puasanya meskipun dilaksanakan secara bersamaan. Dengan demikian, apabila kita menggabung puasa Dzulhijjah dengan puasa Senin-Kamis, kita akan mendapatkan pahala puasa Dzulhijjah dan juga pahala puasa Senin-Kamis. Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW yang berbunyi,

ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุจูุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูŽุงุชู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ู„ููƒูู„ู‘ู ุงู…ู’ุฑูุฆู ู…ูŽุง ู†ูŽูˆูŽู‰

Artinya: "Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan pahala yang ia niatkan." (HR Muslim)

Wallahu a'lam.




(rah/rah)

Hide Ads