Puasa Arafah Termasuk Puasa Sunnah atau Wajib? Ini Hukumnya

Puasa Arafah Termasuk Puasa Sunnah atau Wajib? Ini Hukumnya

Annisa Dayana Salsabilla - detikHikmah
Jumat, 31 Mei 2024 13:38 WIB
close up image .
Ilustrasi puasa Arafah. Foto: Getty Images/iStockphoto/hayatikayhan
Jakarta -

Sebentar lagi umat Islam akan memasuki bulan Zulhijah. Salah satu ibadah yang dikerjakan pada bulan tersebut adalah puasa Arafah.

Zulhijah termasuk bulan haram yang penuh kemuliaan. Menukil buku 125 Masalah Puasa karya Muhammad Anis Sumaji, dalam salah satu hadits, dijelaskan bahwa umat Islam dianjurkan berpuasa pada 9 hari pertama bulan Zulhijah. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda,

"Tidak ada amal yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih baik daripada yang dilakukan pada sepuluh hari ini."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para sahabat bertanya, "Tidak pula jihad?" Rasulullah SAW pun menjawab, "Tidak pula jihad, kecuali seorang lelaki yang keluar dengan jiwa dan hartanya, kemudian ia kembali dengan tidak membawa apapun." (HR Bukhari)

Pengertian Puasa Arafah

Mengutip buku Kedahsyatan Puasa karya M. Syukron Maksum, puasa Arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah, kecuali bagi jemaah haji. Pada 9 Zulhijah, jemaah haji tengah wukuf di Arafah.

ADVERTISEMENT

Jemaah haji tidak disunnahkan untuk melakukan puasa Arafah agar mereka tidak kehabisan tenaga untuk mengerjakan rukun-rukun haji dan serangkaian amal ibadah lainnya.

Hukum Puasa Arafah

Puasa Arafah termasuk puasa sunnah. Hukum melakukan puasa Arafah bagi orang yang sedang tidak berhaji adalah sunnah muakkad atau dianjurkan. Sebaliknya, orang yang sedang berhaji tidak disunnahkan untuk melakukannya.

Dikutip dari buku Meraih Surga dengan Puasa karya Herdiansyah Achmad, hal ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. Ia berkata, "Rasulullah SAW melarang berpuasa pada hari Arafah saat berada di Arafah." (HR Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Mengutip buku Fiqh Puasa Wajib dan Sunnah karya Abu Utsman Kharisman, hal ini juga dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA. Ia berkata, "Rasulullah SAW tidak berpuasa saat di Arafah. Ummu Fadhl mengirimkan susu untuk beliau kemudian beliau pun meminumnya." (HR Tirmidzi)

Dalil Puasa Arafah

Dalil puasa Arafah bersandar pada sejumlah hadits. Dalam kitab Fiqh as-Sunnah karya Sayyid Sabiq yang diterjemahkan Khairul Amru Harahap dan Masrukhin, terdapat hadits yang diriwayatkan dari Abu Qatadah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ ؛ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً، وَصَوْمُ عَاشُوْرَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً

Artinya: "Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang lalu dan tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari Asyura dapat menghapuskan dosa tahun yang lalu." (HR Muslim, Ahmad, Nasai, Ibnu Majah, dan Abu Daud)

Dalam riwayat Hafshah dikatakan, puasa Arafah termasuk empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW.

"Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu puasa Asyura, puasa hari Arafah, puasa tiga hari pada setiap bulan, dan salat sunnah dua rakaat sebelum salat Subuh." (HR Ahmad dan an-Nasa'i)

Keutamaan Puasa Arafah

Keutamaan puasa Arafah menurut hadits di atas adalah dapat menghapus dosa-dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.

Menurut Imam an-Nawawi dalam kitab Syarah Riyadhus Shalihin saat menjelaskan hadits riwayat Muslim tentang keutamaan puasa Arafah, maksud dapat menghapus dosa dua tahun adalah menjadi penyebab diampuninya dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Dosa yang termasuk dalam hal ini adalah dosa-dosa kecil yang terkait hak Allah SWT apabila ada. Demikian penjelasan Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Misbah.

Adapun menukil buku Fiqh Puasa Wajib dan Sunnah, maksud penghapusan dosa di satu tahun yang akan datang adalah Allah SWT akan memberikan taufiq dan menjaga orang yang berpuasa Arafah agar tidak melakukan dosa. Bisa juga berarti orang tersebut akan melakukan amal saleh yang bisa menghapus dosa. Hal ini merupakan pendapat sebagian ulama yang dijelaskan oleh Syaikh Abdullah al-Bassam dalam Taudhihul Ahkam.

Niat Puasa Arafah

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yauma 'arafata sunnata-lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya berniat puasa Arafah sunah karena Allah Ta'ala."

Jadwal Puasa Arafah 2024

Seperti yang telah dijelaskan, puasa Arafah dilakukan pada 9 Zulhijah. Adapun mengacu pada kalender Hijriah Indonesia 2024 susunan Kementerian Agama RI, 1 Zulhijah 1445 H/2024 M jatuh pada 8 Juni 2024. Dengan demikian, 9 Zulhijah atau hari Arafah jatuh pada 16 Juni 2024.

Akan tetapi, penetapan jatuhnya Hari Raya Idul Adha di Indonesia masih menunggu keputusan sidang isbat penetapan awal Zulhijah. Kemenag RI menyampaikan dalam Rapat Persiapan Sidang Isbat Awal Zulhijah 1445 H bahwa sidang isbat akan digelar pada pada 7 Juni 2024, bertepatan dengan 29 Zulkaidah 1445 H.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads