Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan menegaskan dalam pernyataannya bahwa Israel tidak akan ada tanpa keberadaan negara Palestina. Hal ini disampaikannya setelah menghadiri pertemuan antar menteri luar negeri di Belgia pada Minggu.
"Israel mutlak perlu menerima kenyataan bahwa (Israel) tidak akan ada tanpa keberadaan negara Palestina," demikian keterangannya, dikutip dari kantor berita Palestina, WAFA, Rabu (29/5/2024).
"Keamanannya (Israel) dicapai dengan membangun negara Palestina," lanjut dia lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangeran Faisal menghadiri komite menteri sebagai keberlanjutan dari KTT Luar Biasa negara-negara Arab-Islam untuk membahas perkembangan di Jalur Gaza, Palestina termasuk mengakhiri konflik Gaza dan mengambil langkah-langkah penerapan solusi dua negara.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide, dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell di Kota Brussel, Belgia.
"Adanya sebuah konsensus nyata bahwa satu-satunya cara memastikan bahwa kita tidak terus melanggengkan siklus kekerasan adalah melalui solusi dua negara (two-state solution)," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Lebih lanjut, pertemuan tersebut juga membahas pentingnya pengakuan internasional terhadap negara Palestina dan penerapan pendekatan komprehensif. Hal ini diharapkan menuju terwujudnya solusi dua negara berdasarkan hukum internasional dan prinsip-prinsip yang disepakati.
Pangeran Faisal menyerukan untuk menghidupkan kembali solusi dua negara yang independen dari posisi Israel. Sebab, Israel tidak memberikan warga Palestina hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
Lebih lanjut, Pangeran Faisal juga menyerukan gencatan senjata segera serta pembebasan para sandera. Ia menyoroti bahwa situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk.
"Jadi, kami dengan tulus berharap para pemimpin di Israel mau bekerja sama dengan komunitas internasional, tidak hanya untuk memperkuat otoritas Palestina tetapi mendirikan negara Palestina sesuai dengan perbatasan tahun 1967 sebagaimana yang diketahui hak layak umum itu merupakan langkah tepat yang harus dilakukan," tegas Pangeran Faisal, dikutip dari English AAJ TV.
Menurut Otoritas Gaza, sejak serangan Israel pada 7 Oktober lalu yang merupakan respons terhadap serangan Hamas, telah menewaskan 35.903 warga Palestina.
Serangan udara dari Israel kini melebar ke zona aman terakhir di Palestina, wilayah Rafah, Gaza Selatan yang diperuntukkan untuk pengungsian. Serangan itu pun menelan puluhan korban. Aksi ini pun dikecam masyarakat dunia hingga menggaungkan All Eyes On Rafah di media sosial.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal