Sejarah Peradaban Islam di Isfahan, Kota Iran yang Diserang Israel

Sejarah Peradaban Islam di Isfahan, Kota Iran yang Diserang Israel

Annisa Dayana Salsabilla - detikHikmah
Senin, 22 Apr 2024 14:45 WIB
Kompleks alun-alun Naqsh-e Jahan di Isfahan, Iran. Potret diambil pada Januari 2019.
Kompleks alun-alun Naqsh-e Jahan di Isfahan, Iran. Potret diambil pada Januari 2019. Foto: Getty Images/iStockphoto/Lukas Bischoff
Jakarta -

Kota Isfahan, Iran mendapat serangan dari Israel baru-baru ini. Kota ini diketahui menyimpan sejarah keemasan dalam peradaban Islam.

BBC News dalam laporannya menyebut para pejabat Amerika Serikat telah mengonfirmasi kepada CBS News bahwa sebuah rudal Israel telah menghantam Iran pada Jumat (19/4/2024) dini hari waktu setempat, tepatnya di Kota Isfahan.

Kantor berita Fars melaporkan ledakan terdengar di dekat pangkalan militer. Menurut pernyataan seorang jenderal, ledakan ini terjadi akibat tembakan pertahanan udara terhadap objek mencurigakan. Dikatakan, tidak terjadi kerusakan dalam peristiwa ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Isfahan merupakan sebuah wilayah di Iran yang menjadi rumah bagi infrastruktur militer Iran termasuk pangkalan udara, kompleks produksi rudal, dan beberapa fasilitas nuklir.

Sejarah mencatat, Isfahan pernah menjadi pusat peradaban Islam pada masa keemasan.

ADVERTISEMENT

Sejarah Peradaban Islam di Kota Isfahan

Menukil buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Abu Achmad dan Sungarso, Isfahan merupakan kota terkenal di Persia yang pernah menjadi ibu kota Dinasti Syafawi. Persia kini termasuk dalam wilayah Iran.

Kota ini dikuasai Islam pada tahun 19 Hijriah atau 640 Masehi pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab RA. Lalu, setelah dikuasai oleh Dinasti Syafawi yang berada di bawah kepemimpinan Raja Abbas I, Kota Isfahan menjadi pusat peradaban Islam, sebagaimana dijelaskan Suliswinarni dalam Peradaban Persia.

Dinasti Syafawi berhasil membangun Isfahan menjadi kota yang indah, lengkap dengan bangunan megah, masjid-masjid, rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa, dan Istana Chihil Sutun. Ketika Raja Abbas I wafat, Isfahan tercatat memiliki 162 masjid, 48 akademi, 1.802 penginapan, dan 273 pemandian umum.

Adapun di bidang seni, kemajuan terlihat dalam gaya arsitektur bangunan, seperti pada Masjid Shah yang dibangun tahun 1611 Masehi dan Masjid Syaikh Lutfullah yang dibangun tahun 1603 Masehi. Unsur kesenian juga terlihat dalam peninggalan berbentuk kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian, tenunan, tembikar, dan benda seni lainnya.

Sepeninggal Raja Abbas I, kepemimpinan Dinasti Syafawi dilanjutkan oleh sultan-sultan setelahnya. Sayangnya, mereka tidak dapat mempertahankan kemajuan dinasti sehingga terjadi kemunduran.

Semenjak kemunduran ini, terjadi banyak pemberontakan hingga perebutan wilayah, tidak terkecuali Kota Isfahan yang pada akhirnya berhasil direbut oleh Mir Mahmud pada 25 Oktober 1722 Masehi, sebagaimana dijelaskan Sholihah Titin Sumanti dalam Sejarah Peradaban Islam.

Masjid Ikonik di Kota Isfahan

Kota Isfahan menyimpan sejumlah masjid ikonik yang masih bisa dijumpai hingga kini. Berikut di antaranya.

Masjid Shah

Dikutip dari buku Sejarah Terlengkap Peradaban Islam karya Abdul Syukur Al-Azizi, Masjid Shah atau Masjid Raja sebelumnya dikenal sebagai Masjid Imam. Masjid ini mulai dibangun pada 1611 Masehi sebagai simbol penguasa Dinasti Syafawi. Itulah kenapa masjid ini disebut Masjid Shah, Shah adalah sebutan untuk penguasa monarki di Persia.

Masjid Shah menampakkan kemegahan dengan keindahan tujuh warna ubin bermosaik dan prasasti kaligrafi. Masjid ini juga kian indah dengan empat menara yang menjulang setinggi 160 kaki (sekitar 48,7 meter), serta kehadiran sebuah kolam besar di tengah pelataran masjid.

Masjid Syaikh Lutfullah

Masih dari buku Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, Masjid Syaikh Lutfullah di Isfahan menjadi salah satu contoh kejayaan seni Islam Syiah. Di sekitar mihrab masjid, terdapat 12 nama Imam Syi'ah dari keturunan Rasulullah SAW yang ditulis dengan indah.

Masjid ini juga menyimpan berbagai seni kaligrafi dari berbagai macam tulisan seperti ayat, hadits, dan doa dari para Imam di era Dinasti Syafawi.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads