Nuzulul Quran adalah peristiwa penting bagi umat Islam karena berhubungan dengan turunnya firman-firman Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa Nuzulul Quran pertama kali terjadi pada 17 Ramadan.
Abdul Aziz Dahlan dalam buku Ensiklopedi Hukum Islam I menjelaskan, Nuzulul Quran terdiri dari dua kata yaitu nuzul dan Al-Qur'an. Penggunaan kata nuzul dalam istilah Nuzulul Quran (turunnya Al-Qur'an) jangan dipahami maknanya secara harfiah, seperti benda yang terjatuh dari tempat yang tinggi ke tempat rendah, karena Al-Qur'an tidak berbentuk fisik atau materi.
Sehingga pengertian Nuzulul Quran ialah pengertian majazi yaitu, penyampaian wahyu kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menukil buku Traveling in Ramadhan oleh Ummu Aisyah, firman Allah SWT pertama kali turun ketika Nabi Muhammad SAW sedang menyendiri di Gua Hira. Saat turun wahyu pertama, beliau dalam keadaan tidak bisa membaca.
Peristiwa Nuzulul Quran dijelaskan dalam surat Al-Dukhan ayat 3 berikut:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.
4 Amalan Nuzulul Quran
Setelah memahami mengenai pengertian Nuzulul Quran, ada amalan-amalan yang dapat dilakukan untuk menambah keistimewaannya. Melansir buku Tentang Bagaimana Surga Merindukanmu oleh Ustazah Umi A Khalil, berikut beberapa amalan yang dapat dikerjakan saat Nuzulul Quran.
1. Membaca Al-Qur'an
Amalan pertama yang dapat dilakukan saat malam Nuzulul Quran adalah membaca Al-Qur'an. Ini merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan kepada Al-Qur'an.
Dalam sebuah riwayat Ibnu Abbas RA, ia menceritakan keutamaan membaca Al-Qur'an di bulan Ramadan,
"Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al-Qur'an. Dan kedermawanan Rasulullah SAW melebihi angin kencang yang bertiup." (HR Bukhari)
2. Iktikaf
Iktikaf adalah kegiatan berdiam diri di dalam masjid dengan niat beribadah kepada Allah SWT. Iktikaf merupakan salah satu amalan yang dapat dikerjakan saat Nuzulul Quran.
Dari Aisyah RA ia berkata, "Nabi Muhammad SAW beriktikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau beriktikaf sepeninggal beliau." (HR Bukhari dan Muslim)
3. Qiyamul Lail
Qiyamul Lail atau salat malam juga merupakan amalan yang dapat dikerjakan saat Nuzulul Quran. Contoh ibadah jenis ini adalah salat Tarawih, witir, tahajud dan lainnya.
"Barang siapa bangun (mengerjakan qiyamul lail) di bulan Ramadan dengan dasar iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, niscaya dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni oleh Allah SWT." (HR Bukhari dan Muslim)
4. Zikir
Amalan terakhir yang dapat dilakukan saat Nuzulul Quran adalah berzikir. Aisyah RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW:
"Wahai Rasul, andaikan aku bertemu Lailatul Qadar, doa apa yang bagus dibaca? Rasul menjawab: 'Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni.' (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku." (HR Ibnu Majah)
Doa Nuzulul Quran
Dikutip dari situs resmi Kanwil Kepri Kementerian Agama (Kemenag), doa Nuzulul Quran yang disarankan untuk dibaca pada malam ke-17 adalah sebagai berikut:
"Allahumma nawwirquluubanaa bitilaawatil qur'an, wazayyin akhlaaqonaa bijaahil qur'an, wahassin a'maalanaa bidzikril qur'an, wanajjinaa minan naari bi karoomatil qur'an, wa adkhilnal jannata bisyafaa'til qur'an."
Artinya: "Ya Allah sinari hati kami sebab membaca Al-Qur'an, hiasi akhlak kami dengan kemuliaan Al-Qur'an, baguskanlah amalan kami karena berdzikir lewat Al-Qur'an, selamatkanlah kami dari api neraka karena kemuliaan Al-Qur'an, masukkanlah kami ke dalam surga dengan syafa'at Al-Qur'an."
Wallahu a'lam.
(hnh/rah)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Siapa yang Akan Jadi Menteri Haji dan Umrah?