Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Di bulan ini, umat Islam berlomba-lomba dalam beribadah dan berbuat kebaikan. Salah satu ibadah yang banyak dilakukan umat Islam pada bulan Ramadan yaitu tadarus Al-Qur'an.
Dijelaskan dalam buku Mendidik Anak: Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur'an karya Ahmad Syarifuddin yang mengutip Mulla Ali al-Qari dalam Misykatul-Mashabih, tadarus adalah kegiatan qira'ah sebagian orang atas sebagian yang lain sambil membetulkan lafal-lafalnya dan mengungkap makna-maknanya.
Adapun menurut Syamsul dan Nielda dalam buku Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya, tadarus Al-Qur'an adalah ibadah yang biasa dilakukan secara bersama-sama dengan membaca ayat Al-Qur'an dan yang lain mendengarkan. Hal tersebut lalu dilakukan silih berganti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tadarus Al-Qur'an telah menjadi tradisi di kalangan umat Islam, dan merupakan tradisi yang baik untuk terus dijaga dan dilestarikan.
Keutamaan Tadarus di Bulan Ramadan
Bulan Ramadan merupakan bulan diturunkannya Al-Qur'an, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 185. Allah SWT berfirman,
...Ψ΄ΩΩΩΨ±Ω Ψ±ΩΩ ΩΨΆΩΨ§ΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ²ΩΩΩ ΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ±ΩΨ§Ω°ΩΩ ΩΩΨ―ΩΩ ΩΩΩΩΩΩΩΨ§Ψ³Ω ΩΩΨ¨ΩΩΩΩΩΩ°ΨͺΩ Ω ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ―Ω°Ω ΩΩΨ§ΩΩΩΩΨ±ΩΩΩΨ§ΩΩΫ
Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)..."
Mengutip buku Menggapai Malam Lailatul Qadar karya Ahmad Rifa'i Rif'an, membaca Al-Qur'an juga menjadi salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan, sebagaimana dijelaskan dalam hadits.
Abu Hurairah RA meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa memeriahkan bulan Ramadan dengan qiyamu Ramadan, (dan dilakukan) dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni segala dosanya yang telah lalu." (Shahih Bukhari)
Al-Shan'ani dalam kitabnya Subulus Salam menjelaskan bahwa maksud qiyam Ramadan dalam hadits di atas adalah mengisi dan memeriahkan malam Ramadan dengan melakukan salat dan membaca Al-Qur'an.
Terkait dengan tadarus, tradisi ini dimulai sejak zaman Rasulullah SAW. Diriwayatkan setiap setahun sekali di bulan Ramadan, Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah SAW dan menyimak bacaan Al-Qur'an yang telah diturunkan.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia berkata "Sesungguhnya Jibril AS menemui Rasulullah SAW setiap tahun pada bulan Ramadan sampai beliau wafat. Maka Rasulullah SAW membacakan Al-Qur'an apabila Jibril AS datang menemuinya, beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang berhembus." (HR Muslim)
Keutamaan Tadarus Al-Qur'an
Dinukil dari buku Mendidik Anak: Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur'an karya Ahmad Syarifuddin, berikut beberapa keutamaan tadarus Al-Qur'an sesuai hadits.
Merupakan Tamu Allah SWT
Peserta tadarus Al-Qur'an merupakan tamu Allah SWT. Majelis atau perkumpulan yang melakukan tadarus akan selalu dikerumuni para malaikat yang menurunkan rahmat dan kesentosaan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits.
"Suatu kaum tidak berkumpul dalam rangka (membaca atau mengaji) Al-Qur'an, mereka saling menerima dan memberi terhadap Kitab Suci itu, kecuali mereka adalah tamu-tamu Allah dan para malaikat mengerumuni mereka hingga mereka bangkit atau membicarakan persoalan lain." (HR Thabrani)
Dibanggakan Allah SWT di Kalangan Penghuni Langit
Hati dan jiwa para peserta tadarus akan selalu diliputi ketentraman karena hawa kasih sayang yang diembuskan para malaikat. Dijelaskan dalam sebuah hadits,
"Suatu kaum tidak berkumpul di suatu rumah dari rumah Allah Ta'ala (masjid) dalam rangka membaca dan tadarus Al-Qur'an, kecuali mereka dianugerahi ketenangan, diliputi rahmat, dikerumuni malaikat, dan dibanggakan Allah di hadapan para malaikat-Nya." (HR Muslim)
Merupakan Taman Surga di Dunia
Majelis atau perkumpulan yang melakukan tadarus disebut Rasulullah SAW sebagai taman surga di dunia, karena termasuk dalam majelis zikir. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits.
"Bila kamu melewati taman surga maka hendaklah kamu menghampiri (mampir). Para sahabat bertanya, "Apakah taman surga itu?" Beliau menjawab, "Halaqah-halaqah (majelis- majelis atau kelompok-kelompok) zikir." (HR Tirmidzi)
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Saat Perang Akhir Zaman Tiba, Sekutu Umat Islam Ini Akan Berkhianat