Bacaan Tahiyat Akhir Arab, Latin dan Artinya

Bacaan Tahiyat Akhir Arab, Latin dan Artinya

Alvin Setiawan - detikHikmah
Selasa, 27 Feb 2024 13:15 WIB
Tata Cara dan Niat Sholat Jamak Takhir Magrib dan Isya untuk Diajarkan pada Anak
Ilustrasi membaca tahiyat akhir. Foto: Getty Images/iStockphoto/Adennysyahputra
Jakarta -

Bacaan tahiyat akhir wajib dilafalkan saat posisi duduk akhir pada salat, tepatnya sebelum salam. Bacaan salah satu rukun salat ini berisi sholawat nabi.

Tahiyat terdiri dari dua macam yaitu tahiyat awal dan akhir. Perbedaan keduanya terletak pada sholawat yang hanya dibaca ketika tahiyat akhir.

Bacaan Tahiyat Akhir

Dikutip dari buku Pedoman dan Tuntutan Shalat Lengkap karya Abdul Kadir Nuhuyanan dkk, berikut bacaan tahiyat akhir:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

التَّحِيَّاتُ الْمَُؚارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيَِؚّاتُ ِللهِ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَؚِّيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وََؚرَكاَتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عَِؚادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ . أَ؎ْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَ؎ْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَي مُحَمّدْ وعلى آلِ مُحَمَّد كَمَا صَلَؚّْتَ عَلَى إِؚْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِؚْرَاهِيْمَ وََؚارِكْ عَلعَلَي مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا َؚارَكْتَ عَلَى إِؚْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِؚْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد

ADVERTISEMENT

اَلْلَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُؚِكَ مِنْ عَذَاؚِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَاؚِ القَؚْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ وَمِنْ ؎َرِّ فِتْنَةِ المَسِيْحِ الدَجَّالِ

Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibatul lillaah, Assalaamu'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu'alainaa wa'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Waasyhadu anna Muhammadar rasuulullaah.

Allahhumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa shallaita 'alaa Ibraahim, wa 'alaa aali Ibraahim. Wabaarik 'alaa Muhammad, wa 'alaa aali Muhammad, kamaa baarakta 'alaa Ibraahim, wa 'alaa aali Ibraahim. Fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

Allaahumma innii a'uudzubika min 'adzaabi jahannama wamin 'adzaabil qabri wamin fitnatil mahyaa wamamaati wamin fitnatil masiihid dajjaal.

Artinya : "Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah, salam, rahmat, dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh-saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Ya Allah! Limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahanam dan siksa kubur serta dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari kejahatan fitnahnya dajjal."

Sewaktu membaca syahadat yaitu setelah menyebut "la-ilaha illallah" disunahkan menegakkan jari telunjuk. Perbuatan ini mengisyaratkan bahwa Allah SWT itu yang Esa.

Posisi Duduk Tahiyat Akhir yang Benar

Dikutip dari buku Terapi Shalat Sempurna karya Ustaz Ahmad Baei Jafaar, cara duduk tahiyat akhir hampir mirip dengan tahiyat awal tetapi adalah sunnah jika dapat dilakukan duduk secara "tawarruk" yaitu duduk dengan menjulurkan kaki kiri ke sebelah kanannya dan merapatkan papan punggungnya ke atas lantai (tempat salat).

Kedua tangan hendaklah diletakkan di atas paha seperti yang dilakukan ketika duduk antara dua sujud, tapi tiga jari tangan kanan sunnah digenggam sedangkan ibu jari dan jari telunjuk dibiar lurus.

Disebutkan dalam buku Tuntunan Shalat Lengkap dan Benar karya Neni Nuraeni, berikut dalil posisi duduk tahiyat akhir sesuai sunnah bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Humaid. Ia berkata,

"Setelah selesai dua rakaat, Rasulullah SAW duduk di atas kaki kiri beliau dan kaki kanan ditegakkan. Tetapi, ketika beliau duduk tasyahud akhir beliau memajukan kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Jadi beliau duduk di atas tanah tempat beliau duduk." (HR Bukhari)

Kemudian dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Zubair, ia berkata, "Ketika Rasulullah SAW duduk tasyahud, beliau meletakkan tangan kanan di atas paha kanan, dan meletakkan tangan kiri di atas paha kiri. Beliau menunjuk dengan jari telunjuk (kanan), sementara pandangan beliau tidak lebih dari arah jari telunjuk itu." (HR Ahmad, Muslim, dan Nasa'i)




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads