Surat Hud Ayat 44: Dahsyatnya Banjir sebagai Azab Kaum Nabi Nuh AS

Surat Hud Ayat 44: Dahsyatnya Banjir sebagai Azab Kaum Nabi Nuh AS

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 04 Feb 2024 07:00 WIB
Al-Quran yang menjadi pedoman hidup umat Islam.
Ilustrasi Al-Qur'an (Foto: Getty Images/iStockphoto/mgstudyo)
Jakarta -

Surat Hud ayat 44 mengisahkan tentang Nabi Nuh AS. Sebagaimana yang diketahui, Nabi Nuh AS merupakan seorang utusan Allah SWT yang berdakwah selama ratusan tahun.

Mengutip buku Mutiara Kisah 25 Nabi dan Rasul karya M Arief Hakim, Nabi Nuh AS diutus untuk berdakwah kepada bani Rasib. Sayangnya, kaum tersebut memperlakukan sang nabi dengan sangat hina.

Bani Rasib terkenal akan kecongkakan dan kezalimannya. Meski dianugerahi harta yang melimpah, mereka suka meremehkan orang lain dan menjadikan harta sebagai tolok ukur mengangkat martabat serta harga diri manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat kekufuran bani Rasib, mereka diazab oleh Allah SWT dengan banjir yang sangat dahsyat. Hal ini turut dikisahkan dalam surat Hud ayat 44.

Bacaan Surat Hud Ayat 44

وَقِيلَ يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

ADVERTISEMENT

Wa qīla yā arḍubla'ī mā'aki wa yā samā'u aqli'ī wa gīḍal-mā'u wa quḍiyal-amru wastawat 'alal-jūdiyyi wa qīla bu'dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn(a).

Artinya: Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim."

Tafsir Surat Hud Ayat 44

Dijelaskan dalam Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), surat Hud ayat 44 menerangkan tentang air bah atau topan yang menjadi azab bani Rasib sangat meluap-luap. Selain itu, intensitas air hujan juga sangat melimpah.

Pada kondisi seperti itu, kapal Nabi Nuh AS berlayar mengarungi lautan yang bergejolak. Belum diketahui kapan kapal itu akan menepi dan berhenti berlayar.

Kemudian Allah SWT memerintahkan bumi untuk menyerap air yang dipancarkannya dan memerintahkan langit supaya hujan terhenti. Senada dengan itu, Buya Hamka melalui Tafsir Al-Azhar turut menafsirkan hal serupa.

"Dan difirmankanlah, 'Hai, bumi! Telanlah airmu; hai langit, berhentilah," tulis Buya Hamka dalam tafsirnya.

Setelah surut, kaum Nabi Nuh AS yang enggan berada di jalan Allah SWT tenggelam, sementara kapal Nabi Nuh AS berlabuh di atas Bukit Judiy.

Di akhir ayat 44, Allah SWT mengutuk para musyrikin dengan firman-Nya, "Binasalah orang-orang yang zalim," Artinya, azab dan peristiwa mengerikan itu membinasakan orang-orang yang zalim dan enggan bertobat."

Menurut riwayat Alba bin Ahmar dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, penumpang perahu atau bahtera besar itu mencapai 80 orang. Mereka berpendapat Nabi Nuh AS dan para pengikutnya terombang-ambing seama 150 hari.

Tafsir surat Hud ayat 44 juga tersedia dalam fitur Al-Qur'an Online detikHikmah. Klik di sini untuk membaca lebih detailnya.




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads