Merantau dalam Islam bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan sebuah anjuran mulia yang membawa manfaat besar bagi peningkatan kualitas diri. Dalam konteks ini, Islam mendorong umatnya untuk melakukan perantauan dengan tujuan utama menuntut ilmu dan meningkatkan kualitas individu seorang muslim.
Dilansir dari buku The Power For Merantau karya Rivan Efendi, perkembangan agama Islam yang sebesar ini juga disebabkan oleh para tokohnya yang merantau. Sejak Rasulullah SAW masih hidup, beliau sering mengutus para sahabatnya untuk berdakwah.
Selain untuk berdakwah, generasi penerus Rasulullah SAW juga merantau untuk menuntut ilmu. Hal ini tentu akan membuat Islam menjadi semakin berkembang ke segala penjuru bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al-Quran juga secara jelas memberikan anjuran bagi umat Islam untuk menjelajahi dunia. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Mulk ayat 15,
ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩ Ψ¬ΩΨΉΩΩΩ ΩΩΩΩΩ Ω Ψ§ΩΩΨ§ΩΨ±ΩΨΆΩ Ψ°ΩΩΩΩΩΩΩΨ§ ΩΩΨ§Ω ΩΨ΄ΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΨ§ΩΩΨ¨ΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΩΩΩΩΨ§ Ω ΩΩΩ Ψ±ΩΩΨ²ΩΩΩΩΩΫ ΩΩΨ§ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ΄ΩΩΩΨ±Ω
Artinya: "Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan."
Ayat tersebut menekankan bahwa kemudahan yang Allah SWT berikan dalam menjelajahi dan menetap di bumi. Ayat tersebut mengajak umat Islam untuk berjalan di segala penjuru bumi dan menikmati rezeki yang Allah SWT berikan.
Islam memandang perantauan sebagai sarana untuk memahami kebesaran Allah SWT, mencari kesempatan dan rezeki, serta memperluas wawasan. Nabi Muhammad SAW sendiri memberikan contoh dengan melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah, sebuah perantauan yang penuh hikmah dan keberkahan.
Manfaat Merantau dalam Islam
Dikutip dari buku Merantau! Tinggalkan Zona Nyamanmu! oleh Rio Alfajri, merantau perlu dilakukan dengan niat yang baik dan lurus. Kita perlu memurnikan niat untuk mencari ridho Allah SWT melalui merantau untuk mendapatkan berbagai macam kebaikan dari-Nya.
Merantau dalam Islam tidak hanya membawa keberkahan, tetapi juga membawa sejumlah manfaat yang nyata.
Pertama-tama, merantau memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang dunia, budaya, serta kehidupan manusia. Dengan terlibat dalam lingkungan baru, seseorang dapat belajar menghargai perbedaan dan memperkaya pandangan hidupnya.
Selain itu, merantau menjadi jalan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Banyak tempat di dunia yang menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan merantau, seseorang dapat mengakses fasilitas pendidikan terbaik yang dapat membantu mengembangkan potensi akademiknya.
Dalam perkembangan seorang individu, merantau mengajarkan kemandirian, ketangguhan, dan kemampuan beradaptasi. Seseorang yang merantau akan belajar mengatasi tantangan, mengelola waktu, serta berkomunikasi dengan berbagai jenis orang yang tentunya akan membentuk pribadi yang tangguh dan siap menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan.
Contoh Tokoh Muslim yang Merantau
Dalam sejarah peradaban Islam, banyak sekali tokoh-tokoh muslim yang merantau ke negeri orang untuk memperluas jangkauan dakwahnya. Tidak hanya untuk berdakwah, para tokoh ini juga pergi ke tempat yang jauh untuk menuntut ilmu.
Salah satunya adalah Imam Syafi'i, seorang ulama besar yang lahir dalam keluarga miskin dan yatim piatu. Meskipun dalam keterbatasan ekonomi, tekadnya untuk menuntut ilmu membawanya merantau ke berbagai tempat seperti Makkah, Madinah, Yaman, Baghdad, hingga Mesir.
Imam Syafi'i menjadi panutan bagi umat Islam karena perjuangannya yang tekun dalam menuntut ilmu. Merantau bukanlah penghalang baginya untuk mencapai puncak keilmuannya yang mampu mengajarkan kita betapa pentingnya usaha dan ketekunan dalam mengejar impian, serta bagaimana merantau dapat membuka pintu kesuksesan melalui ilmu.
Imam Syafi'i pernah berkata:
Merantaulah tinggalkan kampung halaman untuk meraih kemuliaan
Safarlah karena pada safar ada lima faedah
Menghilangkan kesedihan, berusaha mencari penghidupan
Menuntut ilmu, adab dan berteman dengan orang mulia
Merantaulah! Orang yang berilmu dan beradab, tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu, merantaulah ke negeri orang.
Wallahu a'lam.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!