Adab Berdebat dalam Islam, Tetap Tenang hingga Tak Berkata Kasar

Adab Berdebat dalam Islam, Tetap Tenang hingga Tak Berkata Kasar

Rahma Harbani - detikHikmah
Minggu, 07 Jan 2024 18:01 WIB
Ilustrasi debat, kerangka debat.
Ilustrasi debat. (Foto: Evangeline Shaw/Unsplash)
Jakarta -

Debat di Indonesia biasanya ditemukan dalam konteks Pemilihan Presiden (Pilpres) atau pemilihan umum untuk kepala daerah (Pilkada) saat beradu visi, misi, dan program kerja masing-masing calon. Berkenaan dengan debat, Islam mengajarkan muslim untuk melakukannya dengan santun.

Perdebatan dalam Islam boleh saja dilakukan demi memperoleh kemaslahatan dan manfaat bersama. Ayat Al Qur'an bahkan memerintahkan muslim untuk menyerukan kebajikan sekalipun dengan jalan berdebat. Allah SWT berfirman dalam surah An Nahl ayat 125,

اُدْعُ اِلٰى Ψ³ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ’Ω„Ω Ψ±ΩŽΨ¨Ω‘ΩΩƒΩŽ Ψ¨ΩΨ§Ω„Ω’Ψ­ΩΩƒΩ’Ω…ΩŽΨ©Ω ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω’Ω…ΩŽΩˆΩ’ΨΉΩΨΈΩŽΨ©Ω Ψ§Ω„Ω’Ψ­ΩŽΨ³ΩŽΩ†ΩŽΨ©Ω ΩˆΩŽΨ¬ΩŽΨ§Ψ―ΩΩ„Ω’Ω‡ΩΩ…Ω’ Ψ¨ΩΨ§Ω„Ω‘ΩŽΨͺΩΩŠΩ’ Ω‡ΩΩŠΩŽ Ψ§ΩŽΨ­Ω’Ψ³ΩŽΩ†ΩΫ— Ψ§ΩΩ†Ω‘ΩŽ Ψ±ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩƒΩŽ Ω‡ΩΩˆΩŽ Ψ§ΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…Ω Ψ¨ΩΩ…ΩŽΩ†Ω’ ΨΆΩŽΩ„Ω‘ΩŽ ΨΉΩŽΩ†Ω’ Ψ³ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ’Ω„ΩΩ‡Ω– ΩˆΩŽΩ‡ΩΩˆΩŽ Ψ§ΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…Ω بِالْمُهْΨͺΩŽΨ―ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.

Menurut buku Solidaritas dan Toleransi Membangun Kebersamaan dalam Perbedaan oleh Rahman Ritonga, pada dasarnya, berdebat harus menggunakan kata santun dan menyenangkan orang lain. Berdebat juga tidak boleh menggunakan kata-kata keras dan kotor yang menyinggung pribadi yang berdebat.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut ada sejumlah adab berdebat yang pernah disebutkan dalam kitab ajaran Islam terdahulu. Berikut adabnya yang dikutip dari buku Pemikiran-pemikiran Emas Para Tokoh Pendidikan Islam dari Klasik hingga Modern oleh Yanuar Arifin.

Adab Berdebat dalam Islam

1. Menurut Imam Asy-Syafi'i

Imam Syafi'i dalam kitab Diwan Asy-Syafi'i menyebutkan sejumlah adab debat. Salah satunya, disebutkan untuk melakukan debat dengan tenang bila peserta debat tersebut memiliki kemuliaan dan ilmu yang berbeda dengan orang-orang dahulu atau yang sekarang.

"Lantas, bersikap sabarlah, dan jangan memaksakan kehendak, serta jangan berlaku sombong. Akan bermanfaat bagimu jika engkau tidak mengharap pamrih apa pun," demikian penjelasannya yang diterjemahkan Yanuar Arifin.

2. Menurut Kitab Adab Al-Ikhtilaf Fil Islam

Menurut Thahah Jabir Fayyad Al Lawani dalam kitab Adab Al-Ikhtilaf Fil Islam, ada sejumlah adab berdebat yang perlu diketahui muslim. Berikut beberapa adab di antaranya.

  • Memulai dengan prasangka baik atau husnuzan terhadap sesama muslim. Hal ini penting, sebab jika diawali dengan rasa tidak percaya maka kita akan selalu menolak apa yang dikatakan oleh lawan debat
  • Menghargai pendapat orang lain sejauh pendapat tersebut memiliki dalil atau sumber-sumber yang kuat
  • Tidak memaksakan kehendak bahwa pendapatnya yang paling benar
  • Lapang dada menerima kritik yang sampai untuk membetulkan kesalahan
  • Hendaklah memilih ucapan yang terbaik dan terbagus dalam berdiskusi
  • Tidak berkata kasar dan mencaci
  • Mengusung semangat untuk menemukan yang lebih baik atau lebih benar, bukan malah menjatuhkan
  • Akhiri dengan komitmen untuk menjalankan kebenaran yang ditemukan bersama

Selain itu, dikutip dari Khairani, Maidina Putri, dan Muhammad Iqbal dalam buku Pendidikan Agama Islam dalam Nilai Moral dan Etika Kebidanan, ada beberapa hal yang diperhatikan dalam berdebat.

Pertama, menurutnya, pelaku debat perlu meluruskan niat berdebat, yaitu dalam rangka mengemukakan kebenaran bukan untuk menunjukkan kebenaran bukan untuk menunjukkan kehebatan dirinya. Untuk itu, diperlukan penguasaan yang dalam dan luas pada topik yang diperdebatkan.

Selanjutnya, memilih tempat dan situasi yang tepat. Jangan berdebat di sembarang tempat atau dalam kondisi tidak kondusif.

Lalu, perkara penting yang terakhir dalam berdebat adalah pandai mendengar. Mendengarkan di sini merujuk pada isi pembicaraan mitra bicara hingga memungkinkan orang yang berdebat mampu menangkap inti persoalan debat dan terhindar dari kekeliruan.




(rah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads