Dalam Islam, ada sejumlah etika yang perlu dipahami ketika berdebat. Umumnya, perdebatan muncul ketika ada pemikiran dan perbedaan pendapat.
Apabila perdebatan tidak disikapi dengan baik, tujuan awal yang semula untuk berdiskusi justru berujung menjadi perselisihan. Karenanya, kaum muslimin harus memahami etika saat berdebat.
Debat juga disebut sebagai metode dakwah Islam. Namun perlu dipahami bahwa debat merupakan jalan terakhir yang dapat ditempuh, bukan untuk mengawali dakwah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Allah SWT berfirman dalam surah An Nahl ayat 25,
ΩΩΩΩΨΩΩ ΩΩΩΩΩΨ§Ϋ Ψ£ΩΩΩΨ²ΩΨ§Ψ±ΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ§Ω ΩΩΩΨ©Ω ΩΩΩΩΩ Ω Ω±ΩΩΩΩΩΩΩ°Ω ΩΨ©Ω Ϋ ΩΩΩ ΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΨ²ΩΨ§Ψ±Ω Ω±ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩ ΩΩΨΆΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ Ψ¨ΩΨΊΩΩΩΨ±Ω ΨΉΩΩΩΩ Ω Ϋ Ψ£ΩΩΩΨ§ Ψ³ΩΨ§ΩΨ‘Ω Ω ΩΨ§ ΩΩΨ²ΩΨ±ΩΩΩΩ
Artinya: "(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu."
Etika Berdebat dalam Islam
Mengutip buku Pemikiran-pemikiran Emas Para Tokoh Pendidikan Islam dari Klasik hingga Modern oleh Yanuar Arifin, berikut sejumlah etik ayang harus diperhatikan ketika berdebat oleh kaum muslimin.
1. Etika Berdebat dalam Islam Menurut Imam Asy-Syafi'i
Imam Syafi'i dalam kitab Diwan asy-Syafi'i menjelaskan sejumlah etika debat.
"Jika engkau memiliki kemuliaan dan ilmu yang berbeda dengan orang-orang dahulu atau yang sekarang, maka lakukanlah debat dengan tenang bersama orang yang engkau ajak berdebat. Lantas, bersikap sabarlah, dan jangan memaksakan kehendak, serta jangan berlaku sombong. Akan bermanfaat bagimu jika engkau tidak mengharap pamrih apa pun." tulis Imam Syafi'i dalam kitabnya.
Jika dirinci, maka etika yang harus diperhatikan ketika berdebat ialah menghadapi lawan bicara dengan tenang, sabar, tidak memaksakan kehendak, tidak sombong dan tidak mengharapkan pamrih apa pun. Dengan demikian, maka berdebat dapat menjadi sarana yang efektif sekaligus ajang mengasah kecerdasan dan mempererat tali persaudaraan.
2. Etika Berdebat dalam Islam Menurut Kitab Adab Al-Ikhtilaf Fil Islam
Thahah Jabir Fayyad Al Lawani melalui kitab Adab Al-Ikhtilaf Fil Islam menyebutkan sejumlah etika debat, antara lain sebagai berikut:
- Memulai dengan prasangka baik atau husnuzan terhadap sesama muslim. Hal ini penting, sebab jika diawali dengan rasa tidak percaya maka kita akan selalu menolak apa yang dikatakan oleh lawan debat
- Menghargai pendapat orang lain sejauh pendapat tersebut memiliki dalil atau sumber-sumber yang kuat
- Tidak memaksakan kehendak bahwa pendapatnya yang paling benar
- Lapang dada menerima kritik yang sampai untuk membetulkan kesalahan
- Hendaklah memilih ucapan yang terbaik dan terbagus dalam berdiskusi
- Tidak berkata kasar dan mencaci
- Mengusung semangat untuk menemukan yang lebih baik atau lebih benar, bukan malah menjatuhkan
- Akhiri dengan komitmen untuk menjalankan kebenaran yang ditemukan bersama
Itulah sejumlah etika berdebat dalam Islam yang perlu dipahami oleh kaum muslimin. Jangan lupa diterapkan ya!
(aeb/aeb)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal