Perang Khaibar terjadi pada bulan Muharram tahun 7 Hijriah. Perang itu termasuk ke dalam salah satu peristiwa besar.
Nabi Muhammad SAW menuju Khaibar setelah menetap di Madinah sejak bulan Dzulhijjah dan beberapa hari di bulan Muharram. Sebelumnya, beliau berada di Hudaibiyah.
Ibnu Hisyam melalui Sirah Nabawiyah menceritakan, jalur yang dilewati oleh Rasulullah SAW menuju Khaibar adalah jalur 'Ishr. Mereka membangun sebuah masjid di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelahnya, Nabi Muhammad SAW melewati Shahba' dan terus berjalan bersama kaum muslimin lain menuruni lembah Raji'.
Perang Khaibar diikuti oleh 1.600 pasukan muslimin. Pergerakan Perang Khaibar ini juga sangat dirahasiakan guna mengejutkan pasukan Yahudi sekaligus mencegah bala bantuan mereka datang dari kabilah-kabilah Ghathfan.
Mengutip buku Kisah-kisah Manusia Suci karya Sayyid Mahdi Ayatullah, kaum muslimin mengepung benteng-benteng Khaibar dan mengambil posisi di antara pepohonan kurma saat malam. Ketika pagi, pertempuran pecah dan benteng-benteng itu jatuh satu persatu.
Lantas, apa yang melatarbelakangi terjadinya Perang Khaibar?
Latar Belakang Terjadinya Perang Khaibar
Dijelaskan dalam buku Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah karya Syekh Shafiyyurahman Al Mubarakfuri, Khaibar adalah pusat persekongkolan dan pengkhianatan, pusat militer, sumber permusuhan, dan pemicu peperangan. Tidak heran, wilayah tersebut menjadi perhatian pertama yang diincar oleh kaum muslimin.
Karakter wilayah Khaibar yang seperti itu, kaum muslimin tidak boleh lupa bahwa penduduk Khaibar merupakan orang-orang yang menyusun pasukan perang untuk menyerang kaum muslimin. Mereka memprovokasi Bani Quraidzah untuk melanggar perjanjian dan berkhianat.
Selain itu, mereka juga yang menjalin hubungan dengan orang-orang munafik yang menjadi duri dalam masyarakat Islam. Bahkan, mereka mengadakan hubungan dengan Ghathafan dan orang-orang Badui yang merupakan sayap ketiga musuh Islam kala itu.
Penduduk Khaibar juga menyiapkan diri untuk berperang sehingga tindakan mereka seperti itu membuat kaum muslimin berada dalam ancaman yang berbahaya. Terlebih, mereka telah menyusun rencana untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.
Dalam kondisi yang seperti itu, tentara Islam terpaksa mengutus pasukan beberapa kali untuk menumpas para pemimpin mereka, seperti Sallam bin Abil Huqaiq dan Usair bin Razam.
Jumlah Kaum Muslimin yang Syahid pada Perang Khaibar
Menukil buku Ensiklopedi Sejarah Islam oleh Tim Riset dan Studi Islam Mesir, setidaknya 6 orang dari kaum muslimin gugur sebagai syahid. Ada juga yang berpendapat pasukan muslimin yang syahid dalam pertempuran itu mencapai 16 orang dengan rincian 4 orang dari QUraisy, 1 orang dari Asyja, 1 orang dari Aslam, 1 orang dari Khaibar dan sisanya dari Anshar.
Pendapat lain bahkan menyebut muslimin yang mati syahid dalam Perang Khaibar mencapai 81 orang, sementara Al-Manshurfuri menyebut ada 91 orang.
Dalam Perang Khaibar, pasukan muslim meraih kemenangan. Kaum Yahudi bahkan memohon perdamaian dengan Rasulullah Saw dan meminta untuk tetap diizinkan menghuni rumah-rumah mereka dengan catatan menyerahkan separuh penghasilan setiap tahun pada kaum muslimin.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah