Apa Nama Bulan Kelima Hijriah? Ini Penyebutannya yang Benar

Apa Nama Bulan Kelima Hijriah? Ini Penyebutannya yang Benar

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 20 Nov 2023 20:00 WIB
Ilustrasi kalender Hijriah
Ilustrasi kalender Hijriah (Foto: Dok. Kemenag)
Jakarta -

Menurut kalender Islam, bulan ini telah memasuki bulan kelima dalam Hijriah. Nama bulan tersebut dapat disebut sebagai Jumadal Ula atau Jumadil Awwal, ada juga yang menyebutnya sebagai Jumadil Ula.

Dari ketiga nama tersebut, mana yang sesuai dengan kaidah morfologi Arab? Berikut penjelasannya.

Mengutip kitab Tashhih al-Tashif karya Shalahuddin Khalil, kata Jumadil Ula dianggap kurang tepat dalam kajian morfologi Arab. Ini disebabkan oleh prinsip bahwa pola fu'ali seharusnya diakhiri dengan ha lazimah, sehingga menjadi Jumadilah, sebagaimana kata qurasiyah dan shurahiyah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada juga yang menyebutnya Jumadal Awwal. Namun, dari segi tata bahasa Arab (nahwu), kata "awwal" yang berarti 'pertama' tidak dapat digunakan untuk mendeskripsikan kata "jumada" yang termasuk dalam kategori muannats (feminin). Pernyataan ini diperkuat oleh al-Farra yang menyatakan bahwa semua nama bulan dalam bahasa Arab dikategorikan sebagai mudzakkar (maskulin), kecuali Jumadal Ula dan Jumadal Akhirah, sebagaimana dinukil dari laman Kemenag.

Dengan demikian, penamaan yang sesuai untuk bulan kelima Hijriah adalah Jumadal Ula menurut Muhammad ibn al-Mustanir ibn Ahmad dalam al-Azminah wa Talbiyatul Jahiliyyah. Karena kata sifat yang sesuai untuk menjelaskan kata "jumada" adalah bukan "al-awwal," melainkan "al-ula" yang memiliki bentuk muannats.

ADVERTISEMENT

Menurut Ibnu Duraid dalam al-Mukhashish karya Abu al-Hasan, pada zaman Jahiliyah bulan Jumadal Ula disebut dengan al-Hanin, Rubba, Syaiban, dan Kanun al-Awwal. Sedangkan bulan berikutnya, Jumadal Akhirah, disebut dengan Milhan dan Kanun al-Akhir.

Kata "syaiban" dan "milhan" dapat ditelusuri dari kata "syaib," yang berarti 'uban', dan kata "milh," yang berarti 'garam.' Keduanya menggambarkan keadaan salju di musim dingin yang putih seperti uban atau garam, dan terjadi di bulan Jumadal Ula dan Jumadal Akhirah.

Biasanya, musim tersebut berlangsung selama dua bulan. Oleh karena itu, nama ini diberikan pada dua bulan di mana musim tersebut terjadi, yaitu Jumadal Ula dan Jumadal Akhirah. Seperti yang diketahui, masyarakat Arab mengenal enam musim, antara lain ar-rabi al-awwal (musim semi pertama), shaif (musim panas), qaizh (puncak musim panas), al-rabi' al-tsani (musim semi kedua), kharif (musim gugur), dan syitha (musim dingin), sebagaimana yang dijelaskan Ibnu Manzhur dalam Lisanul 'Arab, jilid 8, hal. 102.

Dalam Maghazi al-Waqidi, sejumlah peristiwa penting tercatat di bulan Jumadal Ula, khususnya pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Antara lain, beliau terlibat dalam pertempuran melawan Bani Sulaim di Buhran, mengirim pasukan ekspedisi Zaid ibn Haritsah ke wilayah al-Ish pada tahun keenam Hijriah, berhadapan dengan kaum Yahudi Khaibar pada tahun ketujuh Hijriah, mengutus utusan ke Mu'tah pada tahun kedelapan Hijriah, mengirim Khalid ibn Walid untuk mengajak bani al-Harits di Najran memeluk Islam, dan berbagai peristiwa lainnya. Perang Dzat al-Riqa' juga terjadi pada bulan ini menurut Muhammad ibn Ishaq.

Wallahu a'lam.

Nama-Nama Bulan dalam kalender Hijriah

Mari lebih mengenal lagi bulan-bulan yang ada dalam kalender Hijriah. Sama seperti Masehi, kalender Hijriah ada 12 bulan.

Namun Kalender Hijriah hanya ada 30 hari saja setiap bulannya. Tanggalnya pun tidak beriringan dengan kalender Masehi.

Mengutip buku Mengenal Nama Bulan Dalam Kalender Hijriah karya Ida Fitri Shohibah, berikut 12 nama bulan yang ada dalam kalender Islam tersebut.

  1. Muharram
  2. Safar
  3. Rabi'ul Awal
  4. Rabi'ul Akhir
  5. Jumadal Ula
  6. Jumadal Akhir
  7. Rajab
  8. Sya'ban
  9. Ramadhan
  10. Syawwal
  11. Dzulqo'dah
  12. Dzulhijjah



(hnh/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads